****
Kalian pasti pernah dihukum oleh guru ketika masih sekolah, kan?
Tapi, pernah gak sih kalian dihukum satu kelas?
Itulah yang sedang terjadi pada Alvaro dan semua teman sekelasnya.
Semua murid kelas XI IPA 4 sedang menjalani hukuman atas perbuatan mereka yang dianggap meresahkan warga sekolah yang lainnya.
Bagaimana tidak meresahkan, ketika kelas lain sedang mengikuti pelajaran. Kelas yang berisi para murid urakan dan tak bisa diam ini malah mengadakan acara hajatan mendadak.
Menyalakan musik Sunda bertema pernikahan, menggabungkan meja sehingga membentuk panggung pelaminan lengkap dengan kursinya tak lupa juga dengan Malik sebagai mempelai wanita memakai taplak meja sebagai kerudung dan Morgan sebagai mempelai pria serta keluarga besar kedua mempelai.
Dan juga Alvaro sebagai penghulunya.
"Gak ada hari tanpa saya memarahi kalian semua, kalian gak cape apa bikin saya emosi terus??!!"
Itu adalah suara Pak Johan-- guru BK SMA Pohon Beringin.
"CAPE PAK!!" seru mereka semua tanpa rasa takut sedikit pun.
"Saya tuh pusing tau gak setiap hari ngadepin kalian semua yang kelakuannya ngalahin anak playgroup,"
"Kok kita disamain sama anak Playgroup sih, Pak."
"Gak papa itu artinya kita masih imut-imut dan lucu-lucu," ujar Alvaro sambil tersenyum manis namun amat sangat menjengkelkan bagi Pak Johan.
"Buat apa kalian ngelakuin itu semua, hah?!!"
"Buat latihan pak, biar nanti kalau mau nikah gak gugup lagi." Alvaro berujar dengan santainya.
"Emangnya ada yang mau sama kamu?" tanya Pak Johan
"Ada lah pak, itu tuh di belakang bapak calon saya," Alvaro menunjuk ke arah belakang Pak Johan menggunakan dagunya.
Pak Johan dan semua teman Alvaro secara otomatis menolehkan kepala ke arah belakang Pak Johan, di sana terlihat seorang gadis yang baru saja keluar dari perpustakaan.
****
Princeza baru saja keluar dari perpustakaan setelah mengembalikan buku yang dipinjamnya. Setelah menutup pintu perpustakaan, Ceza berbalik dan mendapati banyak pasang mata yang melihat ke arahnya termasuk salah satu guru yaitu, Pak Johan.
Ceza menengok ke kiri dan kanannya untuk memastikan keberadaan orang lain di sekitarnya, setelah memastikan tak ada orang lain selain dirinya. Ia menunjuk dirinya sendiri dengan tatapan bertanya pada orang-orang yang menatapnya.
"Princeza," tegur Pak Johan.
"Ehh, iya pak. Ada apa?" tanya Ceza sembari melangkahkan kaki ke arah pak Johan dan para murid yang Ceza ketahui sebagai murid kelas XI IPA4 setelah mendapat perintah untuk mendekat dari Pak Johan.
"Berhubung kata Alvaro kamu calonnya dia, sekarang kamu awasin mereka. Anak-anak ini lagi bapak hukum, jangan biarin mereka pergi sebelum selesai lari keliling lapangan," ucap Pak Johan sambil menatap tajam pada semua anak muridnya.
"Semuanya pak?" tanya Ceza.
"Iya, tapi yang cewek cukup 3 putaran aja yang cowok jangan sampe pergi sebelum 15 kali putaran."
"Gak adil lah pak, masa yang cewek cuman 3 putaran kami 15 putaran," Morgan maju menyampaikan protesnya.
"Iya, Pak. Gak adil nih,"
KAMU SEDANG MEMBACA
PARALYZED
Teen Fiction[PSC#1] "Ceza, lo suka cowok yang kayak gimana sih?" Alvaro bertanya untuk menghilangkan suasana canggung di antara mereka berdua. "Yang kayak lo," Ceza menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari arah depan. Sedangkan Alvaro sudah senyum mesem men...