Dengan setelan jas hitamnya, Yujin sudah duduk berlutut di depan abu kremasi neneknya. Pikirannya dan wajahnya kosong tak memikirkan apa-apa. Air mata sudah tak membanjiri wajahnya, namun hatinya masih terpukul atas kepergian neneknya.
Ia sudah duduk disitu sejak 2 hari yang lalu tanpa tidur dan makan. Hanya meminum air putih saja sudah cukup baginya. Ia masih tak bisa menerima kematian neneknya, makanya ia tetap menunggu disitu. Ruangan sudah kosong, tak ada satupun orang disitu, terkecuali dirinya.
Tanpa Yujin sadari, ada orang yang baru masuk ke ruangan tersebut. Orang tersebut berhenti di depan pintu. Berdiri diam, menatap Yujin yang masih duduk berlutut disitu. Ia tertegun melihat Yujin yang masih setia berlutut di depan abu sang nenek.
Badan Yujin sudah lemas, kelelahan karena terus seperti itu tanpa menerima energi selain dari air putih. Ia pun kehilangan keseimbangannya dan tumbang di tempat. Penglihatannya mulai kabur, dan akhirnya hilang total.
Melihat itu, orang yang berada di ambang pintu tadi pun langsung berlari ke arahnya. Meletakkan kepala Yujin di pahanya dan berusaha membangunkan Yujin.
"Oh, Yujin-a! Bangun! " Teriak orang itu sambil menepuk pelan pipi Yujin.
Orang tersebut pun segera menelfon ambulan. Dan terus mencoba menyadarkan Yujin.
Yena bersandar di mobilnya, menunggu Yuri yang seharusnya sudah keluar dari kampusnya. Ia bolak-balik melihat jam tangannya dan pintu kampus kuliah.
Setelah setengah jam menunggu, Yuri pun keluar bersama kedua temannya. Mereka terlihat sangat dekat dengan bercanda dan mengobrol bersama. Saat sudah mendekat, Yena pun memanggil Yuri.
"Yuri-ya" Panggil Yena
Panggilan dari Yena membuat perhatian tiga sekawan itu menengok ke arahnya. Senyuman Yuri luntur berubah menjadi raut wajah tak suka. Ia pun menyuruh teman-temannya untuk tetap berjalan menghiraukan Yena.
Yena berlari kecil, mengejar Yuri yang terlihat menghindarinya. Ia menarik tangan Yuri agar Yuri menghadap ke arahnya.
Dua teman Yuri menahan tawa mereka agar tak menodai momen keduanya.
"Yuri-ya, sepertinya kita tak jadi minum. Kita berdua ada kumpul komunitas, dan kau sepertinya juga sibuk. Annyeong Yuri" Ucap satu dari temannya.
"Tidak aku tidak sibuk" Ucap Yuri
Kedua temannya langsung pergi sambil tertawa tanpa menanggapi perkataan Yuri. Yuri pun menatap Yena nanar.
"Kau ingin minum lagi? " Tanya Yena
"Tidak"
"Lalu tadi kata temanmu? "
"Aku tak dengar" Elak Yuri
"Kau bohong"
"Aish, iya aku mau minum lalu kenapa? "
"Yuri-yaa, kan sudah pernah aku ingatkan kurangi meminum alkohol. Itu sangat tak baik untuk kesehatanmu tau? "
"Lalu, dua hari yang lalu apa ? Kau mabuk berat, dan terpaksa kau menginap di rumahku. Bahkan aku hampir kau hamili" Teriak Yuri membuat semua orang yang sedang lewat menengok ke arah mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol
FanfictionTentang Kim Chaewon, Seorang Idol boygroup yang sedang naik daun tetapi banyak dirumorkan sebagai penyuka sesama jenis. Agensi yang menaungnya mencoba untuk menenggelamkan rumor tersebut dengan menerima tawaran pemeran film untuk Idol tersebut. Saa...