Bab 10 : 1001 Harapan Di Malam 1001 Cahaya

370 59 39
                                    

Original Story
© Ashimanur

Happy Reading

Hubungan Joohyun dan Marcus membaik seperti sedia kala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hubungan Joohyun dan Marcus membaik seperti sedia kala. Mereka mulai menunjukan secara terang apa yang terjadi sebenarnya, bahkan mulai mengabaikan Henry sebagai manusia di sana. Meskipun rumor bahwa Joohyun mungkin saja akan dijadikan selir Marcus semakin kencang berembus, keduanya memilih tak acuh. Masa bodoh lah mereka mau bilang apa.

Yang mereka ingini saat ini hanyalah menikmati, proses berdua bersama, saling memahami. Meski pertengkaran agaknya tak bisa dihindari oleh mereka berdua, namun Joohyun suka setiap perdebatan mereka, rasanya dia benar-benar tengah menjalani suatu hubungan.

Pagi ini teriknya matahari lembut menyinari sisi gazebo yang terlihat dari lantai dua kerajaan. Lembutnya si raja siang menarik diri memberikan sisi terangnya di atas rerumputan membuat Marcus tersenyum kecil. Kehidupan dimulai sejak matahari mulai terbit dari timur, langkah-langkah para pelayan yang bekerja terdengar riang dengan semangat.

Dia menarik napas sejenak dan mengembuskannya seiring dia buka balkon jendela tersebut dan berdiri di sana. Memandangi bawahan Raja bekerja seiring rasa semangat ingin memperbaiki nasib mereka semakin tinggi. Marcus sudah bersumpah pada mendiang Diana agar menjadi raja di kemudian hari. Akan dia buktikan, bahwa dirinya bukanlah Putra Mahkota yang penyakitan semata.

Meski belakangan ini dia masih harus sering minum ramuan dan obat dari tabib kerajaan secara rutin, namun Marcus merasa tubuhnya semakin baik. Entahlah, dia mulai merasa tubuhnya mengerti dirinya saat ini.

Matanya menelisik halaman istana, hijau, berbunga dan menawan. Musim panas kali ini rasanya sangat cantik di mata Marcus, apalagi semakin dekat dengan festival malam cahaya. Marcus suka perayaan itu. Dan otaknya mulai berpikir untuk mengajak Joohyun kabur sejenak malam nanti. Senyumannya tersungging.

Kala ekor matanya menangkap satu pergerakan cahaya yang cepat, tak sempat menghindar berarti, cahaya itu melesat melewati pipi kirinya. Hampir merobek wajahnya jika saja satu senti dia bergeser. Dan tepat saat itu sebuah jeritan terdengar.

Joohyun membanting nampan yang berisi teh tepat saat dia lihat sebuah anak panah melesat melewati Marcus dan menancap di atas meja. Berbekas dengan sebuah pita putih terikat di sana. Joohyun berlari cepat mendekati Marcus yang nampaknya masih cukup terkejut oleh kejadian sepersekian detik tadi. Henry bergerak serupa, memerhatikan bahwa Putra Mahkota dalam kondisi baik-baik saja.

"Yang Mulia, Anda terluka?"

Marcus melirik anak panahnya sebelum kembali pada sudut datangnya, seseorang bergerak turun. Berpakaian seperti pemburu dengan wajah tertutup sebuah topeng. Alisnya bertaut. Dia hempas tangan Joohyun yang menyentuhnya dan mendekati anak panah tersebut.

[END] Fiction : The Crown Prince and His ServantsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang