Bab 6 : Syair Dongeng Yang Bergema

296 57 22
                                    

Original Story
© Ashimanur

Happy Reading

Dahulu kala, di sebuah desa yang indah dan damai, lahirlah seorang putri cantik dengan mata bulat bersinar dan pipinya merona-rona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dahulu kala, di sebuah desa yang indah dan damai, lahirlah seorang putri cantik dengan mata bulat bersinar dan pipinya merona-rona. Orang tuanya berbahagia karena akhirnya mereka mendapatkan seorang anak setelah 10 tahun pernikahan. Mereka menamai putri mereka dengan nama Minerva yang berarti bijaksana.

Saat kelahirannya Minerva amat disenangi banyak orang karena kecantikannya yang terkenal. Bahkan  banyak yang tidak menyangka Minerva lahir dari keluarga penebang kayu. Rumah reyotnya menjadi saksi tangisan kecilnya. Beberapa waktu menjadi hari yang paling membahagiakan bagi Minerva. Puncaknya ketika seorang wanita cantik dengan gaun hijau daun mendatangi rumahnya. Malam itu bulan bersinar di langit, sedang purnama, anginnya tenang berembus menggoyangkan atap rumbia rumahnya.

Tepat ketika sebuah cahaya bulan turun di jendela kamar yang terbuka. Wanita itu tersenyum, memandangi seorang bayi tak berdaya yang menggerak-gerakan kakinya lincah dan bibir terbuka hendak bicara. Kondisi kamar gelap gulita, saat itu penerangan hanya didapat dari sebuah pelita, dan orang tua Minerva sedang keluar.

Sejenak mata mereka bertatapan. Wanita itu sentuh tangannya di atas kening Minerva kecil.

"Kau adalah keturunan dari Dewi Miers, kuberikan berkahku padamu agar bisa menjalankan tugasmu yang merupakan takdir kehidupanmu."

Bayi itu menggeliat.

Si wanita tersenyum, memangku sang bayi yang lantas menyeringai manis. "Kehidupanmu ke depan tidak akan mudah, tapi ingatlah, kau memiliki kekuatan dewi yang tidak dimiliki anak lain. Kau akan menyelamatkan banyak nyawa."

Si wanita mendengar langkah kaki mendekat, dengan lembut dia peluk bayi itu dan mengecup keningnya. Sebuah cahaya kebiruan keluar, meresap ke dalam tubuh si bayi  yang matanya menatap lugu. Wanita itu menaruh dengan lembut si bayi kembali di atas ranjang.

Sebelum benar-benar pergi, dia sempatkan untuk menatap keturunannya yang cantik tersebut.

"Kita akan bertemu lagi, Minerva. Aku janji."

Tepat ketika pintu terbuka dia menghilang dari balik cahaya bulan. Minerva kecil menangis, seolah mengerti ada yang meninggalkannya, sendirian. Mengemban tugas yang berat di jari-jari mungilnya.

Tapi malam itu menjadi awal yang baru. Babak kehidupan Minerva sebagai keturunan Dewi Miers dimulai.

Bertahun-tahun Minerva yang dahulu mungil berubah menjadi remaja yang sangat cantik, tubuhnya yang kecil berangsur mempesona. Rambutnya yang pirang itu panjang selalu terbawa angin, matanya yang bulat selalu nampak lugu namun kebijaksanaan tidak akan pernah lepas darinya.

Minerva remaja menjadi sosok panutan di desanya. Ketika kondisi orang tuanya tidak lagi sesehat dulu, dialah yang menggantikan peran orang tuanya mencari kayu bakar dan bekerja di ladang sang paman.

[END] Fiction : The Crown Prince and His ServantsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang