Original Story
© AshimanurHappy Reading
Marcus bisa rasakan hangat dan nyaman tatkala jemari kurus itu menyugar rambutnya, sesekali mengikat dengan telunjuk dan terkekeh. Marcus diam membiarkan gadisnya melakukan yang dia inginkan, toh malam ini tidak akan ada yang berani mengganggunya.
"Jadi, semua ini rencana Aiden?"
Marcus mengangguk masih memejamkan mata.
Joohyun menghela tanpa sebab, jujur hatinya cukup menyesal telah berpikir buruk kalau Aiden sejahat yang otaknya buat. Ternyata tidak.
"Rencana awalku adalah menyerang hutan terlarang, Benteng Belzon tempat Xavier membuat para prajurit rahasianya. Tapi semua berubah saat Raja meninggal." Marcus membuka mata dan mendapati mata kesukaan itu tengah membalas tatapannya. "Aiden yang mengusulkan agar aku berpura lemah untuk memudahkan semua sekutu menangkap Xavier di tempat."
"Lalu Anda menyetujuinya?"
Marcus tersenyum kecil. "Kau ingat surat terakhir yang menyuruhku menemui si pengirim? Dia Aiden. Dia yang menyuruhku seakan enggan bekerjasama dengannya, padahal kami sudah membuat beberapa rencana andai saja rencana awal kami gagal. Dan benar, gagal. Xavier tak terduga membunuh Raja hari itu dan membuat pengumuman kudeta yang membuat rakyat sempat panik. Tapi Thomas menanganinya sangat baik."
Joohyun menunduk sendu. Jadi, semua orang bekerja keras untuk mengembalikan kerajaan seperti semula, hanya dia yang terdiam di rumah kecil dekat dengan kuil Dewi Miers. Tempatnya memberikan kekuatan pada Marcus. Si lelaki menyadari arti tatapan gadisnya itu memilih duduk dan membawa si gadis dalam rengkuhannya.
"Aku yang merencanakan semua ini, Ann."
Joohyun berusaha menatap Marcus dari jaraknya berpelukan. Marcus merunduk.
"Aku yang meminta Aiden menyembunyikanmu agar kau tidak dijadikan sandera oleh pihak Xavier, mereka tahu kelemahanku ada padamu. Aku tidak ingin itu terjadi, aku tak mau kau terluka lagi."
"Tapi saya tidak membantu apa pun."
"Kau mau membantu? Usap kepalaku seperti ini, iya benar, hehe."
Joohyun terkekeh saat Marcus merebahkan kepala di dadanya dengan nyaman. Jemari lelaki itu merengkuh pinggangnya lembut, bisa Joohyun hirup aroma segar dari rambut Marcus yang amat dia sukai. Sejak tadi, di kamar ini mereka hanya sibuk berpelukan saja. Lidya dan Henry yang menyusul kedatangan Marcus memilih diam di bawah memberikan waktu untuk mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Fiction : The Crown Prince and His Servants
Fanfic•Ilustrasi by Pinterest• 《《tokoh fiksi itu nyata?》》 [15+ Fantasy Story] Percayakah kau tokoh fiksi itu sebenarnya ada? Aku juga tidak percaya, sungguh. Aku pikir mereka hanya khayalan yang dibuat oleh orang cerdas untuk mengisi waktu luang. Tidak be...