Hari ini perkiraan sebagai hari kami untuk pulang, tapi tak dengan abang ku karena untuk beberapa bulan ia harus menjalankan kuliah dan kerja disini.
Jujur aku sangat sedih akan hal itu, mungkin nanti aku akan merasakan sesuatu yang hilang di hidupku. Dan katanya hari ini juga kak Mina akan terbang ke negara Swiss.
Ya yang jelas kak Mina dan abang Jeff juga akan LDR untuk beberapa bulan ini memang sangat disayangkan sekali. Tapi abang Jeff akan pulang ke Swiss sebulan dua kali.
Aku sedari tadi berteriak memanggil nama Haechan dari teras namun tak ada jawaban sama sekali. Tangan ku reflek membuka insta dan melihat postingan yang ada disana.
Tangan ku berhenti menggulir layar ketika aku melihat kiriman Mark yang tengah tersenyum lebar di layar ponsel ku.
22. 450 dan lainnya menyukai
Komentar...Aku mendelikan mata dan kembali tersenyum saat menatap foto di layar ponsel ku itu dan tanpa ku sadari aku bergumam 'kangen' dihadapan foto itu.
"Astaghfirullah,"
Aku mengertakkan gigi ku kuat dan sedikit menghentakan kaki ku di lantai. Lalu aku menggeleng kuat saat kembali menatap ponsel ku.
"Tapi jujur kak, aku kangen banget,"
"But aku gak mau egois. Dan memutuskan untuk mundur lebih awal daripada aku dosa menentang agama ku sendiri,"
Lalu aku menatap langit yang berwarna biru laut rasanya aku benar-benar kecewa sekarang ini. Ditambah lagi Haechan yang semakin hari makin jadi banyak diam.
"Haechan !"
Seminggu demi dewa laut, oknum yang di panggil masih tak ada jawaban sampai akhirnya aku memutuskan untuk mengecek langsung ke kamar nya.
Dengan alunan langkah yang pelan aku menyusuri kamar Haechan, tanpa aba-aba aku langsung membuka knop pintu dan menatap Haechan yang sedang tertawa menatap layar laptop nya.
"Chan, ngapain sih? Kamu gak denger aku panggil dari depan?"
Haechan mendongak lalu menggeleng, "gak denger La makanya aku gak sahut in kamu,"
Aku agak curiga, maka dari itu aku mendekatkan diri ku untuk duduk disebelah Haechan. Namun ekspresi ku berubah saat menatap layar laptop nya.
Yang memunculkan sosok perempuan berambut sebahu yang sangat manis saat ia mengeluarkan tawa nya. Aku melirik malas bola mata Haechan lalu menghela nafas pelan. "Siapa?"
Haechan masih diam, "siapa?"
"Ini temen kampus aku sayang," jawabannya.
"Kamu kan belum masuk kampus, udah dapet temen ya hebat banget,"
Sengaja aku tak muncul dalam kamera nya dan menggelengkan kepala ku kuat. "Ya kan temen doang,"
Saat mendengar perkataan Haechan seperti itu hati ku terasa sedikit teriris. Hal seperti itu ia anggap spele.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istiqlɑl - Kɑtᧉdrɑl √Mɑrk Lᧉᧉ
FanfictionTasbih ku berbeda dengan kalung Salib mu walaupun 'Aamiin' kita sama. Kita yang berbeda bukan suatu hal yang harus selalu di persatukan, pada akhirnya kita terlerai menjadi seorang yang tak saling mengenal untuk selamanya. Kita yang satu namun Tuhan...