Aku tersenyum lalu meletakkan ponsel disebelah ku, kemudian Haechan datang menghampiri ku.
Sungguh aku sangat beda melihat nya hari ini, Haechan benar-benar tampan dengan kemeja berbalut jas yang dia kenakan, ditambah lagi senyum nya yang terus keluar dari bibirnya.
"Nih kamu makan," ucapnya sambil menatapku dan aku pun hanya tersenyum lalu meraih pemberian dari nya.
Aku mulai menyuap sesendok demi sendok puding sesekali Haechan ikut mengambil nya, aku segera melupakan kejadian tadi dan bertindak seperti biasa didepan Haechan.
Namun ponsel ku kembali menyala dan menampakkan nama Mark disana, "Mark?" Tanya nya.
Aku mengangguk untuk jujur padanya, "iya,"
"Yaudah bales," perintah nya dengan wajah yang menyakinkan.
Ku ambil ponsel tersebut kemudian aku meletakkan nya kembali dan melanjutkan aksi ku. "Bang Jeff ngajak kamu ke Canada mau honeymoon kamu mau ikut?"
Perjaka itu mengangguk an kepala nya senang, apa yang ia lakukan bersama keluar ku pasti ia akan ikut dan nurut saja, katanya menyenangkan.
"Mau, kamu ikut juga kan?" Lalu aku mengangguk.
"Acara selanjutnya di susul dengan swa foto keluarga," ucap sang pemandu yang membuat aku dan Haechan bergegas meninggalkan tempat kami.
Haechan memberikan tangan ya agar aku bisa bangun dan berjalan menuntun ku sampai di atas panggung. Ku lihat kak Mina dan abang ku memang benar-benar sangat bahagia sekarang.
Aku mencubit hidung abang ku pelan, "selamat ya bang!" Padahal terlihat mata ku yang akan berlinang gumpalan air mata namun aku menahan nya.
Ia menepuk bahu ku pelan, "makasih adek paling nyebelin," katanya membuat aku terkekeh.
Kami berkumpul, bahkan menghadirkan keluar Haechan disini. Haechan merangkul tubuhku dan berpose didepan kamera, sungguh ini momen yang paling langka menurut ku.
"La, gaya nya gini La," katanya menunjukan gaya baru miliknya, dan dengan bodohnya aku mengikuti apa yang disuruh olehnya, tapi tak apa.
Saat selesai aku turun bersamaan dengannya, kini giliran aku yang juga ingin mengabadikan momen ku berdua dengan pria kesayanganku.
Aku merangkul lengan Haechan dilanjutkan dengan gaya bebas yang kami keluarkan, memang sangat aneh kami berdua ini.
"Bunda, sini dong ikut Kiyla," ucap ku pada bunda diikuti orang tua Haechan. Aku sangat malu dikala itu, bahkan mereka memuji ku yang membuat aku salting sendiri.
"Cocok nih, abis ini nyusul ya dek," ucap mamah Haechan sambil meledek. "Aduh tante,"
Aku menghela nafas ku lalu tertawa menatap Haechan. "Diabetes La,"
Hari ini memang akan melelahkan sekali, namun aku sangat bahagia di hari ini.
———
Sekitar pukul 7 malam kami pulang dari gedung tadi, aku pulang dengan motor Haechan, ya seperti biasa Haechan pasti mengajak ku untuk jalan terlebih dahulu sebelum pulang.
"Habis bang Jeff honeymoon kayaknya dia netap disana dulu, dia mau kuliah sama kerja di Canada," ucap ku.
"Bawa kak Mina?" Tanya Haechan.
Aku mengangguk, "ya iya lah onta!"
Haechan mempercepat motornya aku hanya bisa meraih baju yang ia kenakan, seperti anak kecil sekali aku ini. "Kuliah kapan?" Tanya nya.
"Aku mau ikutin bang Jeff juga, kuliah sambil kerja boleh kali ya," ucap nya.
"Yaudah gak papa aku cuma bisa semangatin kamu disini, mungkin aku mulai aktif minggu depan setelah pulang dari Canada nanti," balasku.
Ia mengangguk.
Hari sudah pukul jam 19.12 malam, dari tadi kami berkeliling mencari makan malam. Sesekali aku bersenandung pelan sambil menikmati angin malam.
Haechan meraih pergelangan tangan ku secara tiba-tiba memang sangat mengejutkan sekali dia. "Gak jelas! Kaget aku,"
"Kamu kuliah jangan genit ya La, nanti aku gigit kamu La," ucapnya.
Aku terkekeh, "mana ada, dimana-mana cowok itu lebih genit ya, cewek gak akan mulai kalau cowok nya gak berulah,"
"Ya kan mumpung satu kampus kita, tapi sayang beda jurusan," ucap nya lagi.
"Gak papa, yang penting cari ilmu," balasku.
Lalu ia menepuk punggung tangan ku pelan, "eh mau ini aja yang enak," tunjuk nya pada gerobak sate, aku hanya bisa menuruti kemauan Haechan.
Ia terkekeh dan memberhentikan motor nya, tapi posisi nya aku masih terdiam di jok motor karena kaki ku agak pegal setelah memakai high heel seharian.
Haechan benar-benar tipikal yang sabar akan sikap ku yang seperti ini, ya memang sangat beruntung aku bisa mendapatkan nya. Namun aku masih ada sedikit trauma.
But, semua trauma yang ada mulai di hapus perlahan oleh sosok Haechan, aku berharap bisa seperti ini untuk seterusnya.
Karena aku tau, keputusan akhir itu adalah hal terberat. Bukan hanya perihal berbeda Tuhan, bahkan yang satu Tuhan pun kalau memang bukan skandal untuk kita, semua tak akan bisa menyatu.
Porsi manusia memang sudah pada kodrat nya, namun kita harus selalu berusaha dan selalu bersyukur dalam keadaan apapun itu.
Pertemuan yang manis adalah awal dari sebuah rasa pahit. Kini aku dan Mark memang benar tak bisa bersatu.
Karena Tuhan tau mana yang terbaik untuk diriku.
————
KAMU SEDANG MEMBACA
Istiqlɑl - Kɑtᧉdrɑl √Mɑrk Lᧉᧉ
FanficTasbih ku berbeda dengan kalung Salib mu walaupun 'Aamiin' kita sama. Kita yang berbeda bukan suatu hal yang harus selalu di persatukan, pada akhirnya kita terlerai menjadi seorang yang tak saling mengenal untuk selamanya. Kita yang satu namun Tuhan...