Kami berbeda, aku yang bersujud di Kiblat dan ia yang berdoa ke arah Altar, tanpa mendongak satu atap yang sama.
Dengan tangan terbuka tanpa mengepal, namun memberi kesan yang sama.
Aku yang selalu bersenandung Kitab Al-Qur'an tanpa menyentuh Al-kitab nya.
Tuhan, kami Istiqlal dan Katedral saling mencintai, walau dinding kami sangat jauh untuk saling bersatu mengikat nama cinta. Aku sungguh mencintai nya, tapi aku juga tak ingin menduakan-mu.
Berpijak pada langit yang sama, berpijak pada tatapan yang sama walau semua hanyalah sebuah mustahil yang mungkin abadi, dan apakah aku berdosa telah mencintai dia?
Dari sini aku paham, kita diciptakan namun semua tak bisa memaksa kehendak mu untuk menyatukan kami yang berbeda, bila nanti saat nya tiba.
—Kiyla—
KAMU SEDANG MEMBACA
Istiqlɑl - Kɑtᧉdrɑl √Mɑrk Lᧉᧉ
FanfictionTasbih ku berbeda dengan kalung Salib mu walaupun 'Aamiin' kita sama. Kita yang berbeda bukan suatu hal yang harus selalu di persatukan, pada akhirnya kita terlerai menjadi seorang yang tak saling mengenal untuk selamanya. Kita yang satu namun Tuhan...