chapter 9: numb

114 29 142
                                    

Disarankan sambil puter lagu di mulmed. Enjoy :)


12 A-1.

Kelas yang satu ini cukup terkenal dengan murid-murid berprestasi dan pintar.

BYURR

Pintar dan berprestasi rupanya tidak menjamin karakter seseorang.

"PFT, HAHAHAHHAHA. LIAT TAMPANGNYA"

Satu kelas menertawainya.

"NGAKAK BANGET GILA HAHAHAHA"

Ia melihat wajah bahagia teman sekelasnya satu persatu.

"Eww, gadis lumpur hahahahah"

Ekspresinya memancarkan kedataran.

Kemudian, empat gadis seumurannya menghampiri dia.

"Ini akibatnya lo berani bantah kita" ucap salah satu dari mereka sambil terkekeh.

"Makanya jangan sok berani deh"

"Ranking 1 tapi pengecut hahahah"

Dia hanya diam sambil menatap mereka dengan datar.

"Woi! Ngomong kek" sentak salah satu dari mereka yang memiliki visual imut.

Shin Yeeun, Jeon Soyeon, Yoo Siah, dan Shin Yuna.

Kumpulan primadona sekolah.

Soyeon mendekati gadis itu dan mencengkeram wajahnya.

"Kenapa diem aja hm?"

"Takut?" tanyanya sambil terkekeh.

"Reaksinya ngebosenin banget sih" ucap Yuna.

"Bentar" Kemudian, Yeeun berjalan ke arah gadis itu dan mengoleskan sisa lumpur yang ada di tangannya ke wajah gadis tersebut.

"Nah, gini kan makin cantik" ujarnya sambil tertawa.

Dia tidak melawan. Lebih tepatnya tidak mau memperpanjang masalah.





































"Denger ini baik-baik, Jung Shera" ucap Siah.

"Sejak lo datang ke sekolah ini, posisi gue sebagai nomor 1 selalu dalam bahaya. Gue gabisa biarin lo rebut posisi gue lebih lama lagi" lanjutnya.

"Bukan salahku, mungkin kamu harus belajar lebih keras lagi" balas Shera dingin.

Siah langsung mendorong Shera hingga bertabrakan dengan dinding di dekatnya.

Selanjutnya, Yuna menjambak rambutnya cukup keras hingga beberapa helai rambut tercabut sampai akarnya.

"Omongan dijaga ya, sayang" ucapnya sambil tersenyum.

Shera hanya menatap mereka dengan datar. Tidak merasa kesakitan sama sekali.



Mati rasa.



"Udah Yun, lanjut nanti aja. Lima belas menit lagi jamnya Pak Jimin" ujar Yeeun menengahi.

Yuna mendengus sebal sebelum menoleh pada Shera.

"Sampai ketemu nanti ya, Jung Shera" ucapnya sambil tersenyum manis.

Shera tetap diam.

Lima belas menit cukup buat bersihin ini semua kan?, batinnya.

Shera pun segera bergegas ke toilet dan membersihkan dirinya.

Untung saja jarak toilet dekat dengan kelasnya.









butterfly | jake shimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang