chapter 10: sweet chaos

152 30 193
                                    

DUNGTAK!

Siang yang rusuh.

"MET SIANG BAPAK-BAPAK, IBU-IBU. YOK KITA ROCK AND ROLL" teriak seorang gadis SMA.

Dia menunggu reaksi dari sang kakak. Setelah didiamkan selama 5 menit lalu ditiriskan /PLAK GAK NYAMBUNG, sang kakak belum menunjukkan reaksi apapun.

Gak bisa dibiarin ini, batin gadis itu.

"KAK EIKA, MUSRIKKK" teriaknya kembali.

Meika segera membawakan galon kosong satu lagi agar dirinya bisa ikut serta membuat gendang alami.

Kena lo, kak. Batin Ilyn.

"AFA AFA A FIVE SIX SEVEN EIGHT, SELAMAT SIANG ABANG, KUNANTIKAN DIRIMU, DI DEPAN KAMAR MANDI, CEPAT BANGUNLAH~" Lyn menyanyi, lebih tepatnya bernyanyi sambil teriak dengan memukul gendang alami buatannya.

"KELAS SIANG MENUNGGUMU, KELAS SIANG MENUNGGUMU. TANPANYA, KAU PUN TAK BISA LULUS~" sahut Meika melanjutkan sambil memukul gendang alami semakin kuat.

Heeseung yang merasa terganggu akhirnya mulai menunjukkan pergerakan. Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Heeseung mengambil bantal dan selimut untuk meredamkan suara gempa cinta yang menghujani telinganya.

Meika dan Ilyn yang melihat hal itu pun tidak terima. Ya kali mereka sudah repot-repot merakit gendang alami malah tidak dihiraukan. Mereka juga sama-sama pulang dari kegiatan pendidikan pula.

Mereka saling bertatapan sebentar lalu mengangguk. Tepat setelah itu, bantal dan selimut Heeseung dirampas dengan paksa.

"KAK HEESEUNG BANGUNNN" teriak Meika.

Kemudian, Lyn menghantam Heeseung dengan barbar tanpa ampun menggunakan bantal yang berhasil ia rampas.

"BANGUN GAK?!"

Jurus pukulan maut Lyn langsung berfungsi. Saat itu juga, Heeseung bangun sambil merengek.

"Kasar banget jadi cewek, sakit woi" ucap Heeseung dengan muka bangun tidur iconicnya.

"INI SUDAH JAM BERAPA, LEE HEESEUNG???" teriak Meika dan Lyn secara bersamaan.

Siang itu, telinga Heeseung benar-benar dicobai mentalnya. Masih dengan keadaan setengah sadar, Heeseung mulai meregangkan tubuhnya.

"Kak, cepat dikit lah" ucap Lyn dengan kesal.

"Tau nih, dasar kelakuan paling tua" cibir Meika.

"Sstt, diam kalian. Jangan ganggu kakak lagi mengumpulkan nyawa dan niat" ucap Heeseung.

Lyn kembali memukul kakaknya dengan brutal menggunakan bantal.

"Mengumpulkan nyawa dan niat BODO AMAT. KAK LOVAN UDAH NUNGGU DI BAWAH"

"HAH?! LOVAN?!"

GUBRAK GEDUBRAK!

Mereka mati-matian menahan tawa saat Heeseung tersandung gendang alami kreativitas anak bangsa buatan mereka.

Diginiin baru jalan, dasar kutil kuda, Batin Meika dan Lyn.

"SIAPA SIH YANG NAROH GALON DISINI?" tanya Heeseung ngegas.

"Makanya cepetan, gak kasian apa sama Kak Lovan?"

Heeseung yang awalnya kesal, tiba-tiba tersenyum malu-malu. Hal itu jelas membuat kedua adiknya bergidik ngeri.

"Senangnya hatiku, berangkat bareng Lova-ku~" senandung Heeseung.

Hampir saja sandal Lyn melayang ke kepala Heeseung jika Meika tidak menahan lengannya.

butterfly | jake shimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang