chapter 19: grateful

132 17 90
                                    

BUG!

"Woi kebo, bangun"

Tidur ganteng Jungwon terganggu akibat pukulan bantal yang cukup keras dari Jay. Tidak disangka, Jungwon langsung bangun terduduk di kasurnya. Tumben-tumbenan, batin Jay.

"Cepet mandi trus sarapan gih" ucap Jay sambil mengemas barang-barangnya.

Yap, hari ini adalah hari terakhir liburan bersama mereka. Melihat Jungwon yang tidak bergeming, Jay pun memanggilnya sekali lagi.

"Won"

Tidak ada balasan.

"Park Jungwon!" ucapnya sedikit menyentak.

Jungwon mengedipkan matanya lalu menoleh.

"Hm? Kenapa kak?" tanyanya.

Jay yang merasa ada yang tidak beres pun langsung menghampiri adiknya dan memeriksa suhu badannya dengan punggung tangan.

"Kenapa? Sakit? Mau ke dokter?" tanyanya dengan khawatir.

Jungwon mendengus. Mau sebesar apapun dia bertumbuh, Jay masih saja protektif padanya.

"Ngapain ke dokter? Aku gapapa kok kak" balas Jungwon sambil tertawa kecil.

Di detik berikutnya, Jay menonyor kepala Jungwon.

"Pagi-pagi bikin khawatir aja, sana cepet mandi terus sarapan" ucapnya sambil memasang raut kesal.

Yang ditonyor hanya nyengir sambil mengelus kepalanya.



































"Morning, Wonie" sapa Kaera sambil tersenyum.

Seketika, Jungwon mengingat mimpinya semalam. Aku suka.... Shim Kaera. Kalimat itu terngiang-ngiang di kepalanya. Sontak, Jungwon menggeleng-gelengnya kepalanya.

"Hey, kamu kenapa?" tanya Kaera.

"Ah? Ng-gapapa kok. Cuma keingetan mimpi gak jelas" jawabnya sedikit terbata-bata sambil terkekeh sekali.

"Yaudah sarapan sana, Kak Jay udah masak. Kita daritadi nungguin kamu, mau beli es krim bareng. Eh sampe es krimnya udah habis masih aja ngebo" omel Kaera sambil cemberut.

"Ya maaf. Makan dulu, bye" balas Jungwon lalu mengacak rambut Kaera dengan pelan.

"Es krim mu ada di kulkas" ucap Kaera sebelum meninggalkan ruang makan.

"Hmm"

Sebelum benar-benar keluar, Kaera sempat melirik Jungwon. Tiba-tiba, kejadian malam sebelumnya terbayang dalam otaknya. Kaera memejamkan mata lalu memukul kepalanya dengan pelan secara berulang. Sadar Shim Kaera. Jangan mikir yang aneh-aneh, batinnya.

*****

"Pst, Yara"

Yara menoleh dan mendapati Meika yang sedang berbisik padanya.

"Kenapa?" tanyanya.

"Enaknya gue pake baju yang mana ya?"

Yara tersenyum kecut. Kirain apaan, batinnya.

"Pake aja yang ada napa, ngapain juga pake bisik-bisik" ucap Yara.

"Ish, Yara mah. Lo gapernah nonton film mata-mata sih"

Yara hanya memasang ekspresi 'iyain aja deh'. Tidak disangka, Meika memiliki kepribadian 4D seperti ini.

"Karena hari ini cerah, mending pake yang ini" ucap Yara sambil mengambil sebuah sweater putih.

butterfly | jake shimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang