Raja angkuh itu mengangkat dagunya, menyeringai dengan begitu lebar, terlihat jelas bahwa saat ini ia sedang menunjukkan kesombongan sekaligus menertawakan kedua anak dan ibu itu.Ia mulai membuka mulut berbicara dengan nada rendah "Bahkan aku selalu tau kemana langkah kaki kalian berjalan. Mengajakku bermain merupakan kesalahan besar, dan sekarang-" Louis menjeda kalimatnya seraya tersenyum lebar penuh kemenangan.
"Kalian berdua, akan kuhukum mati." Ujarnya dengan santai.
Louis pun terkikik seraya membawa Rebecca masuk dalam dekapannya memeluknya dengan tenaga yang kuat. Terkesan begitu kasar, tak ada sedikitpun kelembutan yang terdapat dalam pelukan itu.
Tanpa disuruh para pengawal sudah menyeret Ruve dan juga ibunya menuju ke penjara bawah tanah. Disana mereka akan dijaga begitu ketat, hingga esoknya. Hingga eksekusi selesai dilaksanakan.
Marabell meronta dalam cengkraman para pengawal, ia tak ingin mati. Tak ditangan Louis!
Lebih baik ia mati bunuh diri dengan keadaan menyedihkan dari pada harus mati ditangan anak yang dibencinya.
"LEPASKAN AKU!!" bentak Marabell dengan air mata yang sudah bercucuran.
"Hiks hiks, ka kau iblis. Kau iblis Louis! menyebut namamu saja membuatku ingin muntah. Kau bukan putra Kei! Kei adalah pria lembut, tak SEPERTIMU!"
Louis terkekeh "Siapa bilang Kei ayahku?"
Pria itu terkekeh lagi "Aku tak punya ayah bi, apalagi seorang ayah yang binatang bahkan memiliki sifat seribu kali lebih baik daripada dirinya."
Sementara itu Ruve hanya diam dengan tatapan kosong. pengawal menyeret tubuhnya dan ia mengikutinya tanpa perlawanan sedikitpun.
Kenapa?
Kenapa ia selalu hidup menderita? Kenapa ia selalu mendapatkan cinta yang palsu? Sebenarnya apa salahnya? Apa kesalahan yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya hingga Tuhan menghukumnya dengan sebegini rupa.
Padahal.... Yang ia inginkan hanyalah cinta. Tak lebih, tapi kenapa rasanya sulit sekali.
Sejenak, Ruve menoleh pada Rebecca yang sedang berdiri di samping Louis. Pandangan keduanya bertemu. Seketika itu tangannya menggepal sempurna, rahangnya mengeras, tatapannya tersirat akan kebencian yang mendalam.
Yang ditatap seperti itu hanya diam dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Inikah balasan mu setelah aku menyerahkan seluruh hidupku padamu? Inikah balasan mu?" Gumam Ruve. Yang mungkin bisa didengar oleh sang Ratu.
Seketika itu tatapan Ruve mulai melemah pria itu kembali menatap lurus ke depan seolah sudah menyerah akan hidupnya.
Mungkin kematian memang lebih baik dari pada hidup dalam dunia busuk yang penuh akan kepalsuan ini, fikir Ruve dalam hati.
Punggung Louis dan Marabell semakin menjauh. Louis yang melihatnya menyeringai, kemudian ia menoleh pada Rebecca lalu mengecup punggung tangan si cantik tanpa melunturkan seringai tampan itu.
Louis menarik tangan Rebecca membawa kesayangannya pergi, Rebecca pun mengikutinya dalam diam "Ayo pergi sayang, ruangan ini dipenuhi dengan bau sampah. Tak baik untukmu."
Pria itu terkekeh seram "Untungnya sampah itu sudah dibuang bukan?" Gumamnya lirih.
***
Para pengawal memasukkan tubuh keduanya kedalam penjara dengan kasar. Kemudian mereka menutup jeruji besi lalu menguncinya dengan sihir. Marabell menarik rambutnya sendiri frustasi dengan keadaan karena besok ia akan dihukum mati ditangan Louis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Evil Queen
RomanceHanya cerita sederhana tentang seorang raja yang terlalu mencintai ratunya. 🐥