"Lucu sekali. Siapa yang ingin melindungi siapa," balas Louis dengan senyum remehnya."Kau memang pria payah yang tak memiliki komitmen dalam ucapan. Yang selalu berbicara tentang omong kosong."
Louis menatap Rebecca datar "Apa maksudmu?"
Terdengar kekehan merdu dari si empu "Kau menyuruhku untuk tidak menemuimu. Tapi kau sendiri yang berjalan kearahku dan mendekap erat tubuhku." ujarnya.
"Tutup mulutmu, kau fikir aku kemari hanya untuk menemuimu?! jangan salah paham Ratu. Aku dipaksa kemari."
"Dan tiba tiba memelukku." balas Rebecca dengan senyum remeh.
"Itu karena-" Louis terdiam beberapa saat "Karena..."
Louis menghela nafas. Ini aneh. Semua yang Rebecca lalukan padanya aneh. Kadang membuat hatinya berdetak kencang, kadang membuatnya melayang hingga langit ke tujuh namun kadang juga menghempaskan dirinya. Dan kembali menerbangkannya seolah tak terjadi apapun.
Semua perasaan yang ia berikan pada Rebecca selalu membuatnya seperti orang bodoh. Namun sayangnya ia menikmati kebodohan itu. Kebodohan yang tenggelam dalam lautan perasaan.
"Besok akan ada banyak orang yang datang ke istana. Jadi tetaplah diam di kamar ini dan jangan kemanapun. Kebanyakan orang di negara ini memiliki sifat tamak, jika menyukai sesuatu maka akan merebutnya dan menculiknya tanpa perduli siapa pemiliknya."
"Dan aku termasuk dalam kategori itu. Orang yang tamak yang hanya menginginkan kecantikanmu sebagai milikku seorang."
***
Setelah itu Louis benar benar menghilang. Punggung tegapnya semakin menjauh, hal itu membuat Rebecca membuka mata lalu bangkit dari posisi berbaringnya lalu menutup pintu kamar rapat rapat.
Rasanya kaki Rebecca berubah menjadi jelli. Tiba tiba tubuhnya jatuh merosot ke lantai bersamaan dengan air mata yang juga jatuh disaat bersamaan. Disana wanita itu menekuk lutut lalu menangis berteriak sejadi jadinya mencurahkan isi hatinya yang sedang berada diambang kehancuran.
"Maafkan hiks maafkan aku..."
"Yang kulakukan hanyalah menyakitimu, tapi dengan bodohnya kau selalu menerimanya dan menahannya dengan sekuat hatimu." tangisnya dengan pilu.
Ia mendongak menatap langit langit kamar dengan air mata yang membendung di sudut mata "Apa yang kulakukan benar? bagaimana jika kau jatuh lagi?" lirihnya dengan bibir yang gemetar.
"Ba- bagaimana jika aku aku hiks hiks aku." Rebecca tak mampu menyelesaikan ucapannya. Ia masih menangis tersedu sedu dibawah terangnya sinar rembulan. Bahkan wajah cantiknya tertimpa sinar itu membuat kecantikannya bertambah berkali kali lipat.
Kali ini ia benar benar terlihat seperti seorang dewi ah tidak bidadari yang sedang bersedih karena kehilangan sayapnya.
Kemudian Rebecca berusaha menguatkan dirinya. Ia berdiri dengan memantapkan hatinya. Dan tiba tiba ia menyeringai jahat sambil menatap indahnya langit malam.
Kakinya melangkah tuk mengambil jubah biru tua yang berada di dalam lemari mewah dengan ukiran ukiran yang indah. Kemudian ia memakainya lalu melompat dari jendela lalu turun kebawah dengan begitu lihai.
Begitu banyak para pengawal yang sedang berjaga. Namun mereka tidak mengetahui keberadaan Rebecca karena Rebecca sendiri menggunakan sihir manipulasi. Yang merupakan sihir tingkat tinggi yang hanya bisa digunakan oleh orang orang yang sudah ahli.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Evil Queen
Roman d'amourHanya cerita sederhana tentang seorang raja yang terlalu mencintai ratunya. 🐥