"Apa ini? Kenapa dia berjalan?!"Tanya Louis ketika Rebecca membawa pria itu untuk menaiki sebuah eskalator.
"Ini namanya eskalator, tangga berjalan biar kita cepat sampai ke atas. Sudah ayo ikut aku,"
Louis ragu ragu tuk menginjak salah satu tangga itu. Ia menatap eskalator tersebut dengan pandangan ngeri. Kemudian ia menggeleng pada Rebecca.
"Aku tak mau!"
"Kau takut?" Tanya Rebecca setengah tersenyum mengejek.
"Hah?! Kapan aku takut. Aku dilahirkan untuk tidak takut pada siapa pun. Lagipula kenapa banyak sekali sih benda aneh di dunia mu." Oceh Louis.
Rebecca terkekeh kecil. Perlahan ia menjulurkan tangannya kemudian menatap pria itu dengan pandangan lembut.
"Pegang tanganku. Percayalah rasanya akan sangat menyenangkan."
Louis awalnya ragu ragu namun pada akhirnya ia menerima uluran tangan tersebut karena tak kuasa melihat tatapan lembut sang istri yang membuatnya meleleh seketika.
"Pada hitungan ketiga kau harus menginjak tangga tersebut oke."
Louis memegang tangan Rebecca erat erat. Dengan keringat dingin yang mulai menjalar dan tubuh yang menegang, ia mengangguk.
"1... 2.... 3!"
Hap
Keduanya menginjak salah satu tangga tersebut dengan serentak. Kini eskalator itu pun membawa keduanya berjalan ke atas. Ketika itu Louis melemaskan bahunya yang tadi menegang. Tidak terlalu buruk, fikirnya dengan sebuah senyum ceria.
"Bagaimana? menyenangkan bukan?"
Louis kembali pada tampang acuh tak acuh miliknya "B aja tuh,"
Setelah sampai di atas, Rebecca memasuki sebuah ruangan dimana terdapat banyak baju pria di dalamnya. Wah, semua baju nya bagus bagus Rebecca jadi bingung mau pilih yang mana.
Rebecca melihat salah satu baju dengan sebuah patung manekin yang menjadi modelnya.
Rebecca mengambilnya lalu mencocokkannya dengan tubuh Louis. Bagus, ia ambil ini satu.
Namun Rebecca melotot ketika melihat label harganya. Ma mahal sekali. Tapi yasudah lah, demi suami tampannya juga, sesekali tak ada salahnya menghabiskan uang untuk pria ini.
"Ada apa?" Tanya Louis.
"Ti tidak ada,"
Rebecca kembali mencari baju sambil sesekali bersenandung. Namun tatapannya tertuju pada sekelompok pegawai wanita yang sedari tadi terus berbisik bisik menatap Louis. Tentang bagaimana tampannya pria ini.
"Tapi disebelahnya itu model dari New York kan? Kalau tak salah namanya Rebecca,"
"Ya ya aku pernah melihat nya disalah satu situs populer,"
"Gila gila tapi siapa di sebelahnya itu? Apa kekasihnya? Tampan sekali,"
Rebecca berseru dengan sebuah senyum manis "Dia bukan kekasihku,"
Louis menatap Rebecca tajam, dalam diam hatinya terluka ketika wanita ini tak mengakuinya sebagai kekasihnya. Kenapa? Apa kurangnya sampai sampai Rebecca tak mengakui dirinya?
Dia tampan, oh itu sudah jelas! Kaya? Jangan ditanya, pintar? Jangan diragukan lagi. Namun semua pikiran Louis buyar ketika Rebecca kembali membuka mulut.
"Tapi suamiku~" ujarnya membuat Louis mengulum senyum malu malu.
Para pegawai tersebut melotot tak percaya. Dia sudah menikah? Bukannya di berita yang mereka lihat wanita ini masih single?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Evil Queen
RomanceHanya cerita sederhana tentang seorang raja yang terlalu mencintai ratunya. 🐥