Chapter 23: A Treason?

51K 4.8K 438
                                    


Setelah selesai mengerjakan pekerjaannya Rebecca menunggang kuda putih lalu pergi dari kerajaan secara diam diam. Ia berniat mencari udara segar di luar.

Untung saja saat ini Louis sedang tak ada di istana karena mengunjungi duta luar negeri sekaligus mengurus pekerjaannya. Jika pria itu ada di kastil dapat dipastikan Rebecca tak akan bisa sebebas ini, karena setiap detiknya dirinya harus ada di depan mata Louis.

Saat sudah mendekati suatu tebing. Rebecce menarik tali kudanya lalu turun dari kuda putih tersebut.

Rebecca mengikat tali kudanya di satu pohon. Kemudian mengalihkan pandangannya lurus ke depan, Ratu cantik itu melangkahkan kakinya mendekati tebing. Kemudian ia berdiri di ujung tebing tersebut seraya menatap luasnya hamparan lautan yang ada di bawah sana.

Senyuman terukir ketika semilir angin datang menyapu wajah cantiknya.

Rebecca membuka gaun mewah miliknya. Dan hanya menyisakan bra beserta dengan celana dalam saja. Kemudian ia menjatuhkan tubuhnya dari atas tebing persis seperti atlet renang lalu terceburlah ia ke dalam lautan.

Byurr...

Rebecca mengubah kakinya menjadi ekor seraya tersenyum senang.

"Betapa aku merindukanmu ekor cantikku~" ujar Rebecca sembari berenang kesana kemari dengan bahagianya. Sesekali Rebecca mencari rumput laut segar untuk dimakan.

Setelah mendapatkan satu genggam rumput laut, Rebecca duduk di atas bebatuan seraya menatap indahnya langit biru.

"Apa kabar mereka ya?" gumam Rebecca sembari menatap langit sambil mengunyah sehelai rumput laut.

"Aku tidak menyangka kutukan yang kubuat pada lautan itu membuat ku mengingat semuanya sekaligus mengembalikan ekorku." ujar Rebecca masih menatap langit dengan mulutnya yang mengembung akibat kebanyakan memakan rumput laut.

Para ikan yang tadinya sedang berenang kesana kemari mencari makan. Langsung mengumpul seolah ada penjamuan ketika melihat Rebecca duduk di atas bebatuan. Mereka saling bercicit cicit tak jelas sambil sesekali melirik lirik Rebecca.

Rebecca yang mengerti bahasa ikan, agak kesal mendengar apa yang ikan itu bicarakan.

"Kalian sedang menggosipku ya?" tanya Rebecca.

Salah satu ikan disana menatap Rebecca nyalang lalu bercicit dengan nyaring.

"Kau Adena kan?!" tanya si ikan.

"Kalau iya kenapa?" tanya Rebecca balik dengan mulutnya yang masih mengembung karena mengunyah rumput laut.

"Dewi, kau benar benar jahat! karena kau bangsa duyung punah!!" seru si ikan.

Rebecca yang mendengarnya langsung menghentikan kunyahannya dengan wajah yang mendadak murung. Menyesal akan semua yang telah ia lakukan hingga menyebabkan bangsanya sendiri punah akibat dirinya.

"Maafkan aku." lirih Rebecca dengan rasa bersalahnya yang begitu besar.

"Mungkin ini adalah balasanmu Dewi. Kau dikutuk menjadi manusia, dan hidup kembali sebagai manusia rendahan." kata sang ikan.

Rebecca tak membalas perkataan si ikan, karena semua yang ikan itu katakan benar adanya. Ia hanya bisa meminta maaf lagi dan lagi, walau ia tau itu tak akan bisa mengubah apapun.

Salah satu ikan disana menyenggol ikan yang sedang marah pada Rebecca.

"Sudahlah itu kan salah Azazel, bukan salah Dewi." bisik ikan itu mencoba menenangkan.

"Aku bukan dewi kalian lagi. Jadi jangan panggil aku dengan sebutan itu. Karena aku tau, aku memang jauh dari kata pantas tuk menjadi seorang dewi yang sempurna."

My Lovely Evil QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang