Chapter 12

43 7 0
                                    

"Maksud lo apaan?!" Aku menaikkan nada bicaraku ketika mendengar perkataan kasar dari Alex.

Alex tersenyum menyeringai, lalu kemudian dia tertawa terbahak bahak.

Gila.

Aku mengerutkan dahiku, menatap bingung ke Alex yang kini sedang tertawa terpingkal-pingkal didepanku.

Dia tidak waras.

"Hahaha hadeh.. Viona.. Vionaa.. Gue pikir lo cukup pintar buat manfaatin gue." Ucapnya.

"apa sih," kataku.

"Gue tahu lu orang miskin. Dan lo pasti tau gue anak orang kaya. Betapa baiknya loh gue ngedeketin elu duluan supaya lu bisa manfaatin gue semaunya elu," ujar Alex dengan senyum liciknya, "Tapi lo pasti tahu, ketika lo dapetin uang gue, gue harus dapetin mahkota lu. " lanjutnya.

Aku memasang wajah super bingung.

"Apa sih, gue gak ngerti lo ngomong apa.." ucapku.

"ALAH GAUSAH SOK BEGO! cewe jaman sekarang mana mungkin gak tahu soal duit?! Hah? Lo butuh duit kan cewe jalang?! GUE KASIH! Asal tidur sama gue!"

"Sinting lo.." aku semakin merinding berada didekat orang gila ini. Aku seperti bukan bertemu Alex, pesonanya benar-benar berbeda dengan Alex yang selama ini aku temui.

Aku membuka knop pintu mobil.

Sial. Terkunci.

"buka Lex" ucapku lalu beralih menatap Alex yang tersenyum menyeringai.

"it's time to with me, babyy.." kata Alex sambil tersenyum. Lalu dia mulai mendekat ke arahku.

Aku merasa panik. Membalikkan badan kembali ke pintu mobil sambil berusaha membuka mobil itu. Sial, sopirnya tidak bergeming sama sekali dengan gedoran ku dari dalam. Ia tetap berdiri sambil menatap berlawanan arah dariku.

Alex menyentuh pundakku, dengan refleks aku menangkisnya lalu mendorongnya dengan kasar.

"bangs@t!" umpatnya. Lalu dia mencengkeram kedua bahuku. Alex sekarang berada didepanku. Seberusaha mungkin dia ingin naik ke atasku agar kakiku bisa terkunci.

Berkali-kali alex mencoba menciumku dengan menyodorkan wajahnya, tetapi aku berontak terus menerus supaya rencananya tersebut gagal.

"Lo gak waras!" teriakku kepadanya yang kini hanya tersenyum miring didepanku.

Prank!

Tiba-tiba saja kaca mobil dibelakang Alex pecah dengan sangat keras. Aku melihat darah mengalir dari pelupuk dahi Alex, sepertinya dia terkena beberapa keping pecahan kaca.

"Shit!" Alex berdecak kesal, lalu dia bangun meninggalkanku yang sekarang masih terlentang lemas diatas kursi mobil ini. Alex keluar dari mobilnya.

"siapa lu?" Tanya Alex.

Ketika rasa panikku sudah mereda, aku bangun dengan perlahan. Aku liat dari arah jendela disebelahku, sopir Alex sudah tergeletak ditanah. Lalu aku melirik secara perlahan siapa yang melakukan ini. Aku melebarkan mata setelah tahu siapa yang menyelamatkanku, Devan.

"ngapain lo?" Tanya devan kepada Alex sembari membuang sebuah batu yang ia gunakan untuk memecahkan kaca tadi.

"Mau ngapain kek bukan urusan lo, kenapa emang? Lo mau dapet giliran juga?" Cibir Alex dengan smirk andalannya.

Cih. Lelaki iblis.

Devan menghela napas, "Vi keluar dari mobil sekarang." ucapnya kepadaku.

Mendengar itu, aku melangkahkan kaki keluar mobil dengan perlahan. Lalu aku berdiri tepat dibelakang Devan yang memiliki tubuh cukup tinggi.

The Cold Boy [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang