Chapter: 4

75 12 1
                                    

"woy viona kebo! Bangunnn!!" Samar-samar terdengar suara kakaku berteriak sembari mengetuk pintu diluar kamar. Satu persatu nyawaku telah muncul, teriakan kakaku berhasil menghancurkan mimpi indahku barusan.

"ada apa sih kak?" aku membuka pintu kamar, masih dalam keadaan menguap ngantuk.

"Ini dah jam berapa? Lo kan ada kelas kuliah jam 9" cetusnya. Aku melihat ke arah jam dinding, pukul setengah 9 disana, mataku langsung membesar mempelototi angka jam dinding disana.

"Mampus!" akupun langsung terburu mencuci muka dan menggosok gigi. Benar, aku tidak mandi. Tidak apa-apa bagiku tidak mandi yang penting aku tidak kena omel oleh dosen.

Setelah sekiranya semua siap, aku langsung berangkat dengan membawa roti sobek ditanganku. Setidaknya aku telah mengganjal perut daripada tidak sama sekali. Aku mengecek hp, terdapat missed call dari Sonya sebanyak 20 kali. Aku yakin pasti tadi dia menjemputku namun aku tak kunjung menjawab teleponnya. Karena sangat amat terpaksa, akhirnya aku memesan ojek online untuk menuju kampus. Ah.. Duit dua puluh ribuku melayang dalam sekejap.

Sampailah aku dikampus, saat turun dari motor aku langsung berlari menaiki lift ke lantai tiga. Sampailah aku diambang pintu ruang jurusanku, ah.. Aku menghela napas, ternyata kelasnya belum dimulai, sepertinya dosennya telat datang. Syukurlah!

"Kemana aja sih lo? Untung bu nesti blm dateng." kata Sonya ketika aku sampai ditempat dudukku.

"kesiangan hehe" jawabku sambil tercengir kuda.

"Yaudah lah.. Gue nyelesain skripsi dulu." katanya sembari pergi dari tempatku. Tunggu, skripsi? Gawat! Aku belum menyelesaikan skripsi, bahkan belum sampai setengah, apalagi nanti bu nesti akan menagihnya hari ini, ah kacau sekali.

Aku langsung membuka tas dan mengeluarkan laptop dari sana, aku mengetik bahan skripsi ku dengan kecepatan kilat. Aku melirik Rio yang berada disebelahku, ia tampak tenang, dimejany sudah bertengger hasil skripsi miliknya. Ah mampus saja kalau bu nesti hari ini menagihnya, bisa mati aku. Tidak lama bu nesti datang, aku benar-benar kacau hari ini, aku terlalu lelah bekerja sehingga melupakan skripsi ku ini.

"Kalian bukan anak kecil lagi, jadi ibu gamau basa basi, yang merasa belum menyelesaikan skripsi bisa berdiri sekarang." Ucapnya didepan, terlihat wajah serius terpancar disana. Dengan rasa gugup aku pun memberanikan diri untuk berdiri.

Ketika aku berdiri, semuanya melihat ke arahku. Aku melihat kanan-kiri, tidak ada yang berdiri lagi. Hanya aku saja yang belum menyelesaikan skripsi, matilah aku. Bu nesti melihat ke arahku dengan lekat. Dia berdehem sebentar sebelum melontarkan hukuman untukku.

"Kamu, Bersihkan perpustakaan!" katanya dengan lantang, aku memenjamkan mataku karena bentakannya. Perpustakaan! Lebih baik aku disuruh membersihkan WC daripada perpustakaan. Karena perpustakaan kampus ini sangatlah luas, bisa mati aku kalau membersihkannya sendirian.

Tiba-tiba Rio berdiri, "saya juga belum bu" ucapnya. Aku membelalakkan mata, dia berbohong, aku sangat yakin bahwa skripsi dia sudah selesai.

"Yasudah kalian berdua cepat bersihkan perpustakaan!"

Aku dan Rio pun berjalan menuju perpustakaan, ditengah kami berjalan aku dan dia hanya diam saja. Entah kenapa aku menjadi sangat bisu, padahal biasanya aku akan sangat pede jika berada didekat Rio. Mungkin aku menjadi seperti ini karena otakku terus mengeluarkan pertanyaan yang sama. Kenapa Rio mengaku belum mengerjakan skripsi? Apa dia begini untuk membantuku? Aku benar-benar tidak tahu apa isi kepalanya.

Sampailah aku diperpustakaan gedung B kampus ini. Disetiap gedung memang memiliki perpustakaan, tetapi karena kami berdua menjalani hukuman, bu nesti mengkoordinir agar menutup perpustakaan ini supaya kami leluasa membersihkannya. Aku mengambil sapu lalu mendorong segala debu dilantai mulai dari pojok Ruang ini. Sedangkan rio membersihkan debu-debu Rak buku menggunakan kemonceng ditangannya.

The Cold Boy [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang