Chapter: 9

54 8 0
                                    

Author Pov.

Sudah sekitar seminggu setelah kejadian Rio yang memaki viona. Sejak saat itu, viona tidak pernah menunjukkan batang hidungnya alias tidak masuk kuliah selama seminggu tanpa kejelasan. Hari ini Rio memasuki kelas kuliah seperti biasanya, lagi-lagi Rio melirik kursi kosong disebelahnya. Rio mengingat tentang viona yang akan meminjamkannya buku novel, namun dibalik itu Rio juga mengingat tentang apa yang ia lakukan tempo lalu.

Saat di kantin kampus itu, terlihat Nita dan sonya sedang makan berduaan. Sebenarnya, terbesit dalam benak Rio untuk menanyakan keadaan viona yang entah kemana, namun jiwa gengsinya mengurungkan niatnya tersebut. Alhasil Rio hanya melewatkan meja mereka berdua, dan menuju meja lainnya yang ditempati fito dan feli.

"gue liat, lu berdua kemaren pulang bareng, udah jadi, nih?" Goda Rio saat duduk didepan mereka berdua.

"jadi apaan si yo, hahaha" jawab feli.

"jadi monyet lu mah fel," ledek fito terhadap feli.

"eh gua sodok nih ubun-ubun lu, mau?!"

"e.. Jangan lah hahaha"

"yeuh bocah malah bercanda berdua. Jawab gua dong" kata Rio.

"iya yo.. Udah resmi nih." ucap fito sambil tersenyum senang.

Feli juga mengangguk dan tersenyum.

"anjir.. Lu berdua kaga bilang-bilang. Traktir lah," ucap Rio.

"traktir tuh, to." kata feli.

"tapi Itu aja ya gua gak ada duit soalnya, hehe"

"Siap! Haha"

Ketika dirumah, Rio sedang memperhatikkan sebuah novel yang waktu itu viona tidak jadi beli karena uangnya kurang. Didalam hati Rio, ia ingin sekali meminta maaf atas perlakuaannya tempo hari kepada viona. Banyak sekali pertanyaan didalam benak Rio.

"kemana viona?"

"kenapa dia menghilang?"

"kenapa dia tidak ikut kuliah selama seminggu?"

Semakin melihat buku novel itu, semakin kuat keinginan rio untuk meminta maaf kepada viona. Dan kini ia berjanji kepada dirinya sendiri, jika ia dipertemukan kembali dengan viona, hal yang pertama yang akan dia lakukan adalah meminta maaf.

...

Viona pov.
Aku bekerja lembur setiap hari. Paginya aku bekerja sebagai waitress cafe, malamnya aku bekerja sebagai waitress bar ditempat kerjaku. Tempatnya sama saja, yang membedakan, dipagi sampai siang hari tempat itu terbuka untuk umum, menu disana juga bisa dikonsumsi siapa saja. Tetapi jika sudah malam hari, tempat itu berubah menjadi bar dan tempat berkumpul orang-orang dewasa yang mengkomsumsi alkohol. Aku melakukan ini semua agar mendapat gaji full untuk biaya rumah sakit kakakku, walaupun aku tahu tetap tidak cukup, tapi aku masih melakukan ini semua.

Kini aku sedang melanjutkan bekerja di shift malam, yaitu menjadi waitress Bar. Dijam istirahat, aku memutuskan untuk pergi ke minimarket dekat tempat itu untuk sekedar memakan mie instan. Segala hal aku lakukan untuk mengirit pengeluaran uang, mulai dari lebih banyak berjalan kaki, sampai makan pun hanya sehari sekali.

"ini aja, vi?" tanya devan, sang kasir minimarket itu yang memang sudah kenal dengan diriku.

"iya van, gue sekalian makan disini." jawabku.

"mau gue yang bikin?" tawarnya.

"gausah, gue bisa sendiri kok."

Aku pun duduk di kursi yang sudah disediakan di minimarket itu untuk menyantap mie instan didepannya itu. Aku menyeruput kuah mie instan itu terlebih dahulu sebelum memakan isinya. malam-malam seperti ini memang pilihan yang tepat jika memakan mie instan. Ditengah-tengah aku menyantap makananku, devan datang sambil membawa kopi dan duduk disampingku.

The Cold Boy [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang