| Ayah menginginkan Tuan devan untuk datang ke festival sponsor perusahaan.
| Tolong Tuan muda, Kali ini saja..
| Tuan Alex tidak akan sepenuhnya becus dalam mengurus hal ini.
Devan berkali-kali membaca pesan itu sembari berpikir. Otaknya sulit sekali untuk memutuskan. Lalu devan melirik foto viona bersama keluarganya, Devan hampir saja melupakan fakta bahwa Viona juga berkuliah disana. Andai saja ini bukan tentang perusahaan atau tidak ada Alex disana, mungkin dengan senang hati devan akan datang ke acara itu tanpa disuruh siapapun.
Setelah berpikir panjang dan beradu argumen dengan pikiran, akhirnya Devan menarik jaket kulitnya dari gantungan pintu dan Memakainya. Devan memutuskan untuk datang ke kampus itu. Dengan satu alasan, yaitu viona.
•••
"kenapa lu minta adik lu buat gantiin gue kerja?" Tanyaku kepada Rio ketika kami berdua sedang berjalan seiringan diwilayah kampus ini.
Semua mahasiswa—ada juga yang datang dari kalangan luar—sedang sibuk berada dilahan luas samping gedung fakultas teknologi. Acara intinya memang berada disana, sedangkan aku dan Rio sedang berjalan santai di food court acara ini.
"karna gue pengen lo dateng." jawabnya dengan simpel.
"kenapa?"
"Vi." Panggil Rio dengan dalam. Lalu dia menghadap kepadaku serta menatap mataku dengan dalam.
Tubuh kami berhadapan sekarang, detak jantungku semakin tidak karuan bunyinya. Baru kali ini Rio menatapku dengan cara yang berbeda. Terasa hangat, tidak seperti biasanya.
"Gue tahu lo pengen ngerasain ini semua. Jadi tolong nikmatin aja dan gak usah banyak tanya, oke?" katanya sembari menaikkan sebelah alis matanya.
Aku mengangguk, rasanya hatiku sangat hangat saat itu. Aku dan Rio melanjutkan langkah kami.
Sekarang kami berdua berada dibawah panggung utama acara tersebut. Perform dari kalangan mahasiswa sudah dimulai. Semua orang beramai-ramai berkumpul ditengah lahan ini. Panggung yang cukup mewah ini berdiri gagah didepan sana. Sepertinya acara ini bermodal cukup besar, tapi wajar saja, sponsornya juga bukan abal-abal, aku sudah melihat beberapa logo perusahaan diundangan festival ini. Walaupun aku tidak terlalu tahu yang mana paling bergengsi, tapi kak chelsea berkata semua perusahaan itu bukan abal-abal. Jadi wajar saja jika acaranya semeriah ini.
Duk!
Seseorang menabrakku dari arah samping dan aku reflek berkata, "aduh..."
Rio juga sempat terkejut lalu menanyakan apakah aku baik baik saja atau tidak. Laki-laki yang barusan menabrakku itu membalikkan tubuhnya. Rio melihat ke arah laki-laki itu. Dia mendekat ke arah kami, karena efek malam hari, membuat wajah orang susah dikenali. Tapi rasanya, ketika orang itu semakin dekat wajahnya tampak tidak asing.
Tunggu. Setelah berjarak setengah meter, aku mengingat siapa dia. Dia adalah laki-laki yang waktu itu menolongku saat digoda oleh om-om buaya di bar. Sampai-sampai membuat geger pelanggan seisi bar karena perkelahian mereka. Apa kalian juga masih mengingat kejadian itu?
"Lo..." kataku.
"Rio?" Ucap dia saat melihat Rio.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Boy [HIATUS]
Teen Fiction[Sequel cerita dari my devil prince] [WARNING BAPER ALERT!] "Sebelum kamu membuat orang lain bahagia, kamu haruslah membuat kebahagiaan untuk dirimu terlebih dahulu." -Rio, 23 agustus 2021. Dua tahun setelah kamu meninggalkanku. [CERITA INI LANJUT...