"kalau berani jangan sama perempuan." seorang laki-laki ini berdiri persis didepanku. Tangan kanannya menahan tamparan dari lelaki kurang ajar tersebut.
Aku tidak kenal siapa dia. Akupun seperti belum pernah melihat dia disini, atau mungkin dia adalah pelanggan baru? Aku tidak tahu juga.
"Gak usah ikut campur, @njing!" lelaki itu melayangkan tinju dengan satu tangannya yang tidak tertahan. Dan orang yang ada didepanku menghindar seraya membungkuk, lalu menegakkan badan kembali dan menendang perutnya. Pria itu tersungkur jatuh ke lantai.
Semua orang menghindar, takut terkena imbas dalam perkelahian ini. Ada juga yang merekam video, ada juga yang berbisik-bisik, ada juga yang ketakutan setengah mati, dan ada juga tim sorak. Tidak lama setelah itu penjaga bar kami datang melerai mereka berdua. Pria yang tersungkur itu dibawa keluar oleh penjaga kami.
"makasih ya," ucapku.
"santai aja." ia tersenyum simpul lalu setelah itu pergi begitu saja. Aku lupa menanyakan namanya, sebenarnya aku ingin balas budi, setidaknya ingin traktir dia kopi, tetapi sepertinya dia sedang terburu-buru.
Ya mau siapapun dirimu, aku sangat berterimakasih karena mau membantuku. Setelah itu aku bekerja seperti biasa.
...
Author Pov's
Rio tidak fokus kuliah hari ini. Ia berkali-kali melirik bangku serta meja yang biasa ditempati oleh viona. Biasanya sekarang, viona sedang mengganggu Rio atau menatap Rio selama pelajaran kelas kuliah. Rio terlihat tidak perduli, tapi sebenarnya Rio itu sadar bahwa viona melakukan banyak hal untuk mendapatkan hati Rio.
Rio merogoh kolong mejanya, ia menarik sebuah buku novel yang ingin dia kasih ke viona. Tetapi sampai sekarang viona belum masuk kuliah. Ingin rasanya Rio menitip buku ini kepada nita atau sonya. Tetapi Rio merasa bersalah juga karena tiba-tiba menitipkan seakan tidak terjadi apa-apa.
"ngapa yo bengong terus?" tanya feli ketika dia berada di atas gedung tempat kuliahnya berdua dengan Rio.
"Engga fel"
"mikirin viona?"
"gue udah ikhlas tentang itu fel." jawab Rio sambil menatap kosong kearah gedung-gedung.
"maksud gue viona yang sekarang."
Rio diam.
"gue tau kok masalah lu."
"tau apa?" tanya Rio.
"Gue tau lu maki-maki viona kan? Terus sekarang lu kepikiran karena merasa bersalah dan juga kangen sama dia." jelas feli.
"g-gak kangen kok"
"alah bohong lu yo. Muka lu itu gampang kebaca. Lu kangen kan karena yang biasanya ada yang gangguin lu dikelas, tapi sekarang gak ada." goda feli.
"Kata siapa? Gak usah sotoy lu." balas rio, "dah lah.. Gue mau pulang, udah sore"
"yaudah gih sana, gue masih ada kelas malem" kata feli.
...
Saat diparkiran, Rio bertemu alex. Mereka jalan berlawanan dan bertemu secara kebetulan. Alex menatap Rio, begitupun Rio. Mereka berdua saling menatap tajam. Seperti sedang melihat mangsa didepan mata. Akhirnya mereka berdua lewat tanpa adanya perkelahian, hanya ada tatapan sinis diantara mereka. Istilahnya adalah tatapan julid.
Rio menaiki motornya, lagi-lagi ia mengingat viona. Biasanya viona selalu memaksa Rio dan merengek padanya untuk diantarkan pulang. Dan biasanya juga Rio selalu mengacuhkan dan pulang dengan angkutan umum atau taksi demi menghindari viona. Sebenarnya Rio rindu, tetapi jiwa dia merasa gengsi untuk mengakui itu.
Saat dirumah, Rio melihat Risa menangis diruang tamu. Namun ketika risa melihat kakaknya itu pulang, dia langsung lari menuju kamarnya. Rio pun mengejar Risa sampai kedepan pintu kamar. Rio mengetuk pintunya berkali-kali.
"dek, ada apa?" tanya Rio, "ayok sini cerita sama abang."
"Risa gak papa bang. Abang pergi aja." balas Risa dengan suara kecil.
"Risa kangen papa mama yang masih kejebak dikampung?"
"bukan bang"
"terus apa? Ayo cerita."
"gak papa bang"
"Jangan bikin benteng diantara kita dong ris, adek kan janji kalo ada apa-apa bilang sama abang." kata Rio, "tolong cerita ris"
Setelah berdiri selama beberapa menit diambang pintu. Risa membuka pintu kamar sedikit demi sedikit. Terlihat jelas hidung nya merah dan matanya bengkak karena menangis.
"ada ap-"
Risa langsung memeluk Rio.
"Sakit bangg.. Hiks.. Sakit hati.. Ri.. Sa!" ucap risa sambil mengeluarkan isak tangis.
"siapa yang berani bikin kamu sakit hati?"
"Risa dibilang cewe murahan sama gebetan Risa."
DEG.
Jantung Rio seperti terhantam. Ia merasa tersindir oleh kalimat simple yang cukup menancap ke hatinya."kenapa bisa gitu?" tanya Rio dengan hati-hati.
"padahal cuma karena risa beliin dia sarapan pagi. Risa kan cuma khawatir gak mau dia kenapa-napa. Tapi dia risih dan bilang risa murahan bang.. Hiks.. Sakit banget rasanya. "
"sakit banget ya? " tanya Rio lirih.
"banget hiks.."
Rio terdiam sambil mengusap usap punggung adiknya yang masih memeluknya. Didalam pikirannya terbesit ingatan Rio yang memaki viona dengan kata kasar. Apakah viona juga menangis seperti Risa? Atau viona juga merasakan sakit yang luar biasa seperti ini? Rio tidak bisa membayangkan itu semua. Semakin dibayangkan, rasa penyesalan Rio semakin besar. Melihat Risa yang mendapat perlakuan sama bagaikan suatu karma tersendiri untuk Rio.
...
Viona Pov's
Sekarang bagian shift malam. Aku bekerja full day dari pagi sampai malam. Semua ini aku ikhlas kerjakan untuk kesembuhan kakakku. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama ada yang ke bar untuk memesan kopi americano, biasanya mereka selalu memesan minuman berakohol. Aku dengan semangat membuat kopi ini, karena sudah lama juga aku tidak membuat ini selama menjadi barista di cafe bar ini.
Dengan semangat, viona langsung mengantarkan pesanan yang ia buat tanpa menyuruh temannya yang lain. Ia datang ke meja pesanan paling pojok dekat tembok.
"Kopi americano extra double shot siap diminum, silahkan." aku menaruh gelas itu keatas meja.
"Viona?"
Suara ini. Aku mengenalinya. Suara khas yang membuat aku berhasil terpana kepadanya pada pandangan pertama.
Aku mendongak, melihat ke arah wajah pemilik suara itu.
Benar, dia Rio.
***
Guys maaf kalo cerita ini jarang di update. Karena gue lagi sibuk ikut challenge menulis 45 days di cerita yang sebelah.
Jika kalian berkenan, bisa mampir yuk kecerita gue itu, judulnya love different world. Jangan lupa doain ya supaya gue menang.
Jangan lupa vote dan komen buat saran-saran menulis ya. Apapun saran dan kritik akan gue terima dengan baik.
Salam author.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Boy [HIATUS]
Teen Fiction[Sequel cerita dari my devil prince] [WARNING BAPER ALERT!] "Sebelum kamu membuat orang lain bahagia, kamu haruslah membuat kebahagiaan untuk dirimu terlebih dahulu." -Rio, 23 agustus 2021. Dua tahun setelah kamu meninggalkanku. [CERITA INI LANJUT...