“aku tak akan kembali dalam waktu dekat ini ayah, aku masih ingin menjaga bunda” ucap Lyqora lirih, sebenarnya itu hanyalah salah satu alasannya, ia tak ingin melihat Reenzy dengan Eveline yang makin lama semakin menjadi jadi.
“kau harus segera kambali Lyqora, bunda mu biar ayah yang menjaganya” ucap Kenzie, ia memegang lembut tangan Lyqora, ia mengerti mengapa Lyqora tak ingin kembali ke dunia manusia.
Lyqora menunduk lesu “tapi ayah—“ Kenzie menggeleng, seketika Lyqora mengehentikan kembali ucapannya.
“baiklah” Lyqora bangkit meninggalkan Kenzie dan Aracel, sayap Lyqora terbuka bebas, ia terbang menjauh menuju portal dunia manusia.
Kenzie memandang sendu putrinya itu, takdir dan nasib yang buruk tapi itulah yang harus Lyqora jalani agar dirinya dapat bahagia seutuhnya.
***
Dunia nampak begitu normal di mata Lyqora, gaun putih polos selututnya membuat dirinya menjadi sangat elegan dan cantik, yahh, dia akan menghadiri rapat hak waris perusahaan Lufifer.
Mematutkan dirinya di depan kaca, terkadang Lyqora tak pernah menyangka bahwa dirinya memang cantik bahakan amat sangat cantik, memuji diri sendiri, Lyqora tergelak pelan.
Tapi raut wajah Lyqora kembali sendu mengingat jika Mate nya sendiri tak menerimanya, untuk apa kecantikannya itu, kekuatan hebatnya itu, kekuasaan yang ada di dalam genggamannya, itu semua percuma kalau kekasihnya sendiri tak mengakui dirinya.
Air mata sudah menggenang di pipinya, ia tak bisa bersikap tegar jika masalah tentang Matenya, Lyqora tersenyum getir, inikah jalan takdirnya? mati perlahan seiring dengan hilangnya perasaan dari lawan pasangannya.
“Hahhhhh...” Lyqora membuang nafas panjang dan segera menghapus jejak air mata di pipinya ketika Tryaxe datang menghampirinya bersama dengan Leighton.
“kau sudah siap Putri?” tanya Leighton ramah, Lyqora berbalik dan tersenyum lembut.
“tentu” jawabnya singkat.
Tryaxe memandang sendu Lyqora, seharusnya Reenzy lah yang menemani Lyqora dalam rapat, tapi pangeran clan Werewolf itu lebih memilih untuk bersama dengan Eveline kesayangannya itu, keji bukan?
Lyqora jalan mendahului Tryaxe dan Leighton, kaki jenjangnya menuruni tangga. Belum sampai di anak tangga yang terakhir ia melihat Reenzy dan Eveline yang sedang menyantap makanan di selingin dengan beberapa tawaan dari keduanya.
Nyut...
Hati Lyqora sakit, tangannya terkepal erat dengan raut wajah yang sudah sendu, cukup ia tak ingin menangis lagi, sudah lelah dirinya, sudah saatnya ia bersikap tegar dan menerima apa yang akan Reenzy lakukan.
“hari kalian menyenangkan?” tanya Lyqora, termaksud hanya basa basi tapi setidaknya itu sudah dapat membuatnya berbincang dengan Reenzy.
Tapi lagi lagi Reenzy hanya membalasnya dengan anggukan saja tanpa memandangnya, Lyqora menghela nafas, ia melirik Eveline yang kini juga sudah menatapnya sendu. Lyqora tersenyum lirih terhadapnya.
“aku pergi dulu, titip ka Reenzy yah, Eveline” ucap Lyqora, tanpa menunggu jawaban dari eveline ia melangkahkan kakinya menjauh dari keduanya.
“kak...” panggilan Eveline membuat langkah Lyqora terhenti, ia memandang bingung begitu juga dengan Tryaxe dan Leighton ‘apa yang diinginkan gadis ini?’
Grepp...
Eveline memeluk Lyqora erat, ia sungguh mengerti apa yang dirasakan Lyqora saat ini, tanpa sadar Eveline menangis, ia tau bahwa Lyqora menyukai Reenzy dan Eveline juga tau bahwa mereka berdua adalah teman masa kecil, Tryaxe yang bilang padanya.
“maafkan aku, jika aku menjadi perusak hubungan kalian, tapi aku sudah berusaha untuk menjauhinya, sungguh” ucapan lirih Eveline terdengar tulus di telinga Lyqora, Lyqora tersenyum lembut, ia melepaskan pelukan Eveline.
“kau tak salah Eveline, takdir yang salah disini atau mungkin juga takdirku yang sangat buruk, jika dia mencintaimu tak apa aku rela melepaskannya jika di bahagia, selagi dia bahagia aku juga akan bahagia melihatnya, dan kau tau kau lah sumber bahagianya saat ini” ucap Lyqora tentunya dengan senyuman manis yang tak pernah luntur dari wajah cantik Lyqora.
“hati seseorang tak ada yang bisa di paksakan, jika hatinya bukan untukku tak apa, walaupun aku menderita” lanjut Lyqora ia memandang Eveline layaknya adik kandung sendiri, ada perasaan asing yang menjalar di hatinya ketika Eveline memeluk dirinya.
Lyqora menghapus air mata Eveline dan tersenyum sekali lagi hingga berlalu pergi meninggalkan Eveline yang kini terdiam dengan semua ucapan dan perlakuan dari Nona mansion ini, Lyqora.
Reenzy memandang punggung Lyqora dengan tatapan yang sulit di artikan ‘apa kini Mate ku menyerah? Bukankah yang sudah mengkhianati adalah kau’ Reenzy berdecih.
Lyqora menangis dalam diam di dalam mobil, menatap ke arah luar jendela mobil, dengan senyap ia memberihkan jejak air matanya dengan kekuatannya, kini dirinya lebih segar dari sebelumnya.
‘takdir yang buruk sekali’ batinnya.
.
.
.
.
.
Ga tau lagi seneng aja hari ini, aku ucapin banyak banyak terimakasih yang udah spam like, makasih atas dukungannya, ILYPart ini gimana, apa masih benci sama Eveline? Jangan lah kesian dianya, wkwk
Tenang konfliknya blom seberapa, wkwk, di anteng2in aja yah di cerita ini, nanti ada saatnya kalian greget sendiri.
Bubay, See you in nexth chapter
Stay Healhty
And abaikan TypoSalam Hangat
Diah Alfia Zahra✨*25-01-2021*
KAMU SEDANG MEMBACA
LYXARE (Sequel The Princess) [END]✅
Fantasía!!!CERITA ASLI KARANGAN SENDIRI, MAAF BILA TERDAPAT UNSUR KESAMAAN!!! !!!DILARANG KERAS MENCOPY PASTE CERITA INI, BERUSAHALAH SENDIRI!!! !!!CERITA INI AWALNYA GA SERU, TAPI KALIAN AKAN DIBAWA UNTUK BERPIKIR DAN PENASARAN DI CHAPTER SELANJUTNYA!!! EN...