Happy reading❤️
Semilir angin pagi berhembus lirih menerpa seorang gadis yang tengah bergelung nyaman di tempat tidur. Gadis itu menggeliat pelan saat merasa hawa dingin masuk ke dalam tubuhnya sehingga, ia mengeratkan selimut tebal yang membungkus tubuhnya guna menghangatkan.
"Eeunghh..." Shasya mengerjabkan matanya beberapa kali, mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam metra matanya.
Shasya bergerak terlentang, lalu terdiam sejenak seraya matanya menatap lamat-lamat ke atas langit kamar. Kebiasaan gadis itu ketika bangun yaitu melamun.
"Selamat pagi anak mama,"
Shasya tersentak dan menoleh ke samping. Ia menemukan satu sosok cantik yang tengah tersenyum manis ke arahnya.
Maya. Ibu tercinta.
Wanita itu duduk di sisi kasur, seraya mengamati wajah bantal Shasya. Sebelum bergerak mendekatinya.
Shasya melenguh. "Mama ih, aku masih ngantuk," katanya dengan suara serak khas orang bangun tidur.
Mendengar hal itu membuat Maya tersenyum kecil. Seperti biasanya kelakuan putrinya jika pagi, susah untuk di bangunkan.
"Ayo bangun, sayang." Maya menepuk pelan pipi gadis berwajah kemerah-merahan itu.
"Hari ini kamu sekolahkan?" Maya menyibak selimut yang membelit tubuh Shasya.
Shasya susah payah bangkit dari posisi tidurnya menjadi duduk bersandar di kepala ranjang, entah kenapa rasa-rasanya sangat malas untuk sekedar bangun. "Shasya masih ngantuk," adunya pada Maya.
Maya geleng-geleng kepala di buatnya. "Hanya sebentar kok, habis itu kamu boleh tidur lagi."
"Pak gurunya udah ada di bawah lho, udah dateng. Sekarang mending kamu mandi, siap-siap turun ke bawah ya?" lanjutnya seraya mengelus pelan surai coklat milik Shasya.
"Shasya gak kasihan sama pak gurunya? Dia udah nunggu kamu daritadi. Mau ya sayang?" Maya berkata dengan nada suara lembut yang penuh ke ibuan.
Shasya menatap Maya dengan pandangan sayu, menghela napas pasrah. Shasya mengangguk kecil. "Iya, aku mau."
Maya tersenyum senang, ia lantas mengecup kening Shasya singkat. "Sekarang siap-siap, mama tunggu di bawah."
Selepas itu Maya beranjak keluar dari kamarnya. Meninggalkan Shasya yang menekuk wajahnya masam, tidak lama kemudian gadis itu melangkah ke kamar mandi.
Hingga tidak lama kemudian Shasya keluar dari kamar mandi. Matanya berhenti di satu titik. Di tempat tidurnya sudah terdapat sebuah dress, pasti itu ulah mamanya.
Shasya tersenyum kecil, lalu melepas bathrobenya perlahan dan lekas memakai pakaian yang sudah di siapkan oleh Maya dengan santai.
Shasya memutar tubuhnya, mematut dirinya di cermin besar. Cantik. Itulah kata yang tepat mendeskripsikan seorang Shasya. Rona merah dikedua pipi dan mata bening polos menjadi perpaduan betapa cantik dan menawannya wajah gadis itu.
Di tambah lagi tubuh mungilnya yang kini sudah di bungkus oleh dress manis sederhana yang kian menjadi perpaduan yang amat menawan. Enak sekali untuk di pandang. Pilihan Maya memang tidak pernah meleset.
Shasya duduk di kursi dengan tangannya yang sibuk menyisir surai panjang coklat miliknya. Sesekali gadis itu bersenandung ceria, entah pergi kemana wajah masam gadis itu barusan.
Setelah di rasa sudah cukup, Shasya mulai melangkah ke luar kamar untuk menemui seseorang yang selama ini sabar membantunya dalam hal belajar.
Disana, Shasya bisa melihat Papanya yang nampak berbincang hangat dengan seorang lelaki berkacamata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Obsession
ChickLit⚠️ Alangkah baiknya sebelum baca harap follow akun author **** "Semua hal yang gadisku lakukan indah. Semua hal yang gadisku lakukan benar. Dan tentu aku menyukainya." - Rey Roderick Bexley- - - - - - Silahkan baca selagi masih on going!!