EPISODE 4

22.2K 1.4K 56
                                    

Happy reading❤️

Seorang gadis berdiri di balkon kamar dengan kedua tangannya yang memeluk boneka beruang, ia memandang ke arah langit, tidak ada bayangan dari bintang, hanya ada awan hitam serta hembusan angin malam yang menerpa wajahnya.

Shasya tidak memiliki kegiatan yang membuatnya keluar dari kamar. Malam ini ia habiskan duduk termenung sembari melihat bintang, tetapi objek kecil nan indah itu tidak menunjukan keberadaannya yang membuat Shasya sedikit merasa kecewa.

Jam sudah menunjukan pukul delapan malam, waktu yang tepat turun ke lantai dasar untuk makan malam. Namun nampaknya Shasya masih termenung menikmati suasana keheningan yang tercipta.

Gadis itu memejamkan mata saat angin lirih datang menyapanya, membelai tubuh mungilnya. Saat-saat seperti inilah yang Shasya sukai, tenteram.

Shasya si gadis penyuka kedamaian.

Tok

Tok

Tok

Shasya langsung menoleh ke belakang dan berkata. "Masuk."

Setelah mendengar sahutan dari si pemilik kamar, orang tersebut masuk. Melangkah mendekati Shasya dengan senyum lembutnya yang penuh ke-ibuan.

"Mama,"

Maya tersenyum dan memeluk singkat putrinya, namun sebelumnya nampak jelas Maya mengerutkan dahi.

"Kamu lagi apa sayang? Ini kenapa pintunya di buka? Angin malam gak bagus buat kamu, nanti kamu sakit."

"Tutup lagi ya, ayo masuk." Maya memapah Shasya masuk kembali ke dalam ruangan.

Shasya duduk di tepi ranjang sembari memperhatikan Maya yang tengah menutup pintu balkon kamar. Sampai perempuan itu menghampirinya dan mengusap lembut kepalanya.

"Ini waktunya makan malam, kok anak mama yang cantik belum turun ke bawah sih? Dibawah udah ada papa sama kak Erick lho,"

Shasya meraih tangan Maya di atas kepalanya, lalu menggenggam tangan itu yang langsung memberikan kehangatan bagi Shasya.

"Mama sayang gak sama aku?" Shasya mendongak menatap Maya dengan pandangan sayu.

Terlihat jelas wajah Maya kebingungan. "Maksud kamu apa sih, ya jelas dong mama sayang kamu. Kenapa hm? Gak biasanya kamu seperti ini,"

Shasya tersenyum sambil menggeleng. Kemudian bangkit dan menarik tangan Maya. "Lupain, aku emang gak jelas."

"Aku lapar, pengen mamam. Nanti mama suapin aku yah?" ucap Shasya ceria sambil berjalan bersisihan dengan Maya, menuju lantai dasar tepat beradanya ruang makan.

Maya tertawa pelan begitu mendengar permintaan manja sang putri. "Iya sayang. Nanti mama suapin, tapi nanti Shasya harus mam yang banyak okay?"

"Siap boss!" Shasya menegakan tubuhnya dengan tangan yang berada di pelipis seperti hormat bendera, jangan lupakan boneka beruang masih dalam pelukan gadis itu yang kian membuatnya terlihat menggemaskan.

Maya yang tidak kuat melihat tingkah menggemaskan putrinya pun lantas menghadiahi sebuah kecupan gemas di pipinya, seraya tertawa lepas yang mampu membuat penghuni lain menatap ke arah mereka.

"Bahagia banget kayaknya," suara berat khas orang dewasa itu menyadarkan kedua ibu dan anak yang tengah tertawa bersama.

"Kak Erick," Shasya berlari kecil menghampiri seorang lelaki yang tengah menatapnya dengan senyum menawan terpatri di wajahnya yang tampan.

Rey bangkit dari kursi, lalu menangkap tubuh kecil itu dan langsung mengangkat tubuh itu ke dalam gendongannya dengan ringan.

"Jangan lari-lari nanti kamu bisa jatuh." tegur Rey lembut sembari mengecup pipi sebelah kanan Shasya.

Sweet ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang