Happy reading❤️
Tangan kekar Rey menyelinapkan anak rambut Shasya ke belakang telinga, merambat ke bagian tengkuk lalu dalam satu tarikan wajah mereka berdua mendekat. Bahkan Shasya bisa merasakan deru nafas Rey yang terasa hangat.
"Apa kamu pikir aku nggak lihat? Kenapa nggak menjauh waktu lelaki sialan itu deketin kamu?!"
Shasya langsung terkesiap mendengar nada bentakan itu. "Kak Erick..." percaya atau tidak namun baru kali Shasya mendapatkan bentakan dari Rey. Bahkan kedua orangtuanya, Gershon dan Maya belum pernah berani memperlakukannya dengan kasar.
"Kenapa nggak ngehindar, hm?" Rey berkata lembut. Namun jauh berbeda dengan perlakuannya. Ia mencengkram rahang Shasya kuat. Shasya meringis menahan sakit, berusaha menyingkirkan lengan kekar itu.
"Kalau aku telat satu detik saja, mungkin kamu sudah bersentuhan dengan lelaki sialan itu!" imbuh Rey menggeram. Iris hazelnya menyorot nyalang, Rey ditelan kemurkaan.
Shasya menundukan kepala memejamkan mata takut. Tubuhnya gemetar hebat dibawah kukungan lelaki itu. "Ma-maaf, Shasya nggak nyadar kalau orang itu mendekat ke arah Shasya..."
"Shasya, ini sudah kedua kalinya aku kecolongan! Apa kamu gak sadar dengan statusmu?!"
"Tolong perhatikan sekitarmu sebelum melakukan suatu hal yang buat aku jadi marah!" ekspresi Rey sangat menyeramkan. Lelaki itu marah.
"Shasya akan lebih memperhatikan lain kali..." dapat gadis itu rasakan bibirnya bergetar saat mengatakannya.
"Kamu masih ingin melakukannya lain kali?!" bentak Rey dengan suara tinggi membuat tangisan Shasya sontak jadi pecah. Shasya benar-benar takut.
Tiba-tiba menjadi sangat menakutkan. Ini bukan Rey yang Shasya kenal.
"Sepertinya kamu belum mengerti apa yang aku katakan!"
Apa yang terjadi pada kak Erick hari ini? Pikir Shasya.
"Sayang, perlu kamu tau..." Rey menjeda ucapannya dan kembali dilanjutkan seraya melepas dasi yang terasa mencekik lehernya. "Aku yang sebenarnya adalah lelaki yang seperti apa!"
Shasya menatap gerak gerik Rey dengan waspada. Sementara Rey yang sudah di bakar api cemburu kini tidak bisa berpikir jernih. Ia melemparkan tatapan tajam seakan ingin membunuh Shasya sekarang juga.
Shasya dibuat tidak berkutik saat merasakan aura yang berbeda dari lelaki itu. "Kak Erick... AH!" Shasya tiba-tiba memekik ketika Rey menarik tangannya kuat lalu menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur hingga Shasya terbentur kencang dikasur berukuran Kingsize itu.
"Ka-kak Erick.." nafas Shasya tersenggal, mencoba menghentikan Rey. Namun yang bisa Shasya lakukan hanya menangis ketakutan
Rey menggeram sebelum akhirnya bibir ranum itu menjadi korban akan pelampiasan amarahnya. Rey mencium ganas Shasya, dengan cekatan menyusup dan menginvasi mulut gadis itu. Air mata Shasya kembali menetes di sela-sela menutup mata, Shasya bisa merasakan ada cairan kental yang menetes turun di bibirnya.
"Umh!"
Shasya belum pernah melihat Rey yang seperti ini. Sangat menyeramkan. Lelaki itu benar-benar terlihat marah.
Kekuatannya sangat besar. Shasya tidak bisa mendorongnya sama sekali.
Kamu milikku, hanya milikku seorang! Batin Rey.
Tubuh Shasya gemetar. Tiba-tiba saja Rey melepas pangutannya lalu mengangkat dagunya ke atas hingga membuat gadis itu mendongak kasar. Shasya mengeluarkan ringisan menahan rasa sakit. Sungguh, kepalanya sangat pusing sampai terasa berdenyut-denyut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Obsession
ChickLit⚠️ Alangkah baiknya sebelum baca harap follow akun author **** "Semua hal yang gadisku lakukan indah. Semua hal yang gadisku lakukan benar. Dan tentu aku menyukainya." - Rey Roderick Bexley- - - - - - Silahkan baca selagi masih on going!!