Happy reading❤️
Rey mengusap wajahnya kasar. Ia memejamkan kedua mata sejenak, kemudian bangkit melangkah menghampiri Shasya.
"Sini," titahnya sambil mengulurkan tangan, mencoba meraih Shasya.
Shasya kian merapat pada Maya begitu mendapati Rey sudah ada di hadapannya, bersembunyi dibalik pelukan sang ibu.
"Gak mau!"
"Sini!"
"Gak!"
"Ikut sama aku,"
"Gak mau!" keukeh Shasya.
"Aku punya hadiah sesuatu, pasti kamu suka." ujar Rey lembut.
Shasya perlahan mengurai pelukan, lalu menengadah menatap Rey. "Hadiah?" tanyanya dengan mata mengerjab polos.
Rey berdecak, sial! kenapa disaat seperti ini justru gadisnya terlihat menggemaskan. "Iya. Aku punya hadiah buat kamu."
Shasya dengan ragu meraih uluran tangan itu, seketika tangan kecilnya tenggelam oleh tangan besar milik Rey.
Ia mengikuti Rey dengan patuh tanpa protes membuka suara.
Sampai akhirnya mereka berhenti di depan kamar bercat pink, yang tak lain itu adalah kamar Shasya.
Dahi Shasya nampak berkerut bingung. "Hadiahnya mana?"
"Masuk dulu," Rey membimbing pelan Shasya untuk memasuki kamar.
Shasya menoleh ke arah Rey dengan raut wajah kebingungan, sedangkan lelaki itu mengangguk sambil tersenyum membalasnya.
"Kak Erick ini-"
Shasya menutup mulutnya dengan kedua tangan terkejut, saat mendapati banyaknya bingkisan lucu-lucu di atas tempat tidurnya.
"Semua ini buat kamu," bisik Rey yang entah sejak kapan memeluk Shasya dari belakang. Menumpukan dagunya di atas pundak Shasya sembari diam-diam menghirup aroma wangi tubuh Shasya yang menjadi candunya.
"Tapi ini banyak banget."
"Ini semua gak ada apa-apanya bagi aku,"
Shasya memutar tubuhnya jadi menghadap Rey. "Ulang tahun aku masih lama kalau kak Erick lupa,"
"Aku gak lupa."
"Terus, Ini semua?"
Rey menghembuskan nafasnya berat. Memegang bahu Shasya dan meremasnya pelan. "Percayalah, sebanyak-banyaknya aku memberikan hadiah untukmu, tapi gak sebanyak rasa sayang aku padamu. Itu semua gak ada apa-apanya, yang ada apa-apanya itu ... Kamu."
"Kamu sangat berharga untukku, Shasya."
Shasya bungkam, namun sorot matanya memancarkan keharuan sekaligus bahagia ketika memandang Rey.
Meski di luar terlihat dingin, namun nyatanya hati Rey lebih hangat jika bersama Shasya.
Dan ... Shasya sangat mensyukuri itu. Karena dirinya-lah yang hanya bisa melihat Rey bersikap sedemikian.
"Kak Erick gak jahat, kak Erick baik. Jadi Shasya suka." ucap Shasya tersenyum manis.
"Makasih," lanjutnya tulus.
"Sama-sama, sayang."
Rey dapat bernafas lega ketika gadis itu menerima baik pemberiannya. Kemudian dengan lembut ia membawa Shasya ke dalam pelukannya, memeluknya erat seakan takut kehilangan. Tak lupa juga ia menyematkan sebuah kecupan di kepala Shasya. Rey harap kedepannya bisa seperti ini terus dengan Shasya, karena tujuan Rey hidup salah satunya yaitu untuk Shasya, gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Obsession
ChickLit⚠️ Alangkah baiknya sebelum baca harap follow akun author **** "Semua hal yang gadisku lakukan indah. Semua hal yang gadisku lakukan benar. Dan tentu aku menyukainya." - Rey Roderick Bexley- - - - - - Silahkan baca selagi masih on going!!