Happy reading❤️
Kendaraan beroda empat itu melaju pelan ditengah jalanan besar kota tersebut. Di dalamnya terdapat dua sosok dan satu sosok lagi yang tengah mengendalikan kemudi.
Shasya duduk termenung sambil menatap ke arah luar jendela mobil yang menampakan jalanan dipadati berbagai kendaraan yang berlalu lalang. Saat ini, ia tengah berada di dalam mobil menuju ke rumahnya.
Saat mobil yang dikendarai oleh supir melewati taman hiburan yang terlihat ramai pengunjung, seketika mata Shasya berbinar cerah.
"Mau kesana! Mau kesana!" seru Shasya semangat seraya menunjuk-nunjuk.
Rey menoleh dan menatap Shasya yang nampak cantik dengan biar indahnya. "Ada apa, sayang?" tanya Rey.
"Aku mau ke taman hiburan, sebentar aja." ujar Shasya.
Rey mengikuti arah pandang Shasya, sejenak ia mempertimbangkan sampai akhirnya mengangguk menyetujui. "Tapi jangan terlalu lama, okay?" tukas Rey lembut.
"Iya, aku cuma sebentar, kok." balas Shasya ringan.
Shasya segera melepas seal beatnya dan bergegas turun dari mobil, namun sebelum itu terjadi Rey langsung mencegah.
"Tunggu," Rey segera turun lalu berjalan memutari mobil dan membukakan pintu untuk Shasya.
"Ayo, keluar." ucap Rey sambil mengulurkan tangannya kepada Shasya.
Shasya menyambut uluran tangan itu dengan sukacita. Dapat ia rasakan genggaman erat Rey di tangannya.
Shasya menatap takjub disepanjang jalan yang ia lewati, ada banyak wahana permainan yang berbeda, bersama dengan toko, dan gerai hiburan lainnya yang menambah daftar kekaguman gadis itu pada tempat hiburan ini.
Sudah lama Shasya ingin pergi ke taman hiburan, tetapi Rey selalu menolak dengan alasan lain kali bisa kesana menunggu waktu yang tepat. Dan kali ini lelaki itu mengabulkan keinginannya.
"Sayang, ambillah balon ini."
"Ayo kita pergi untuk berkeliling, hm?" ajak Rey merangkul pinggang Shasya mesra. Shasya terkesiap merasakan sepasang tangan kokoh melingkar di pinggangnya.
"Kak Erick! Kapan beli balonnya?!" Shasya memasang raut wajah terkejut.
"Aku suruh seseorang tadi, sekalian membeli tiket." jawab Rey.
"Ta-tapi aku udah lama gak pernah pergi ke taman bermain, aku lupa cara mainnya." ujar Shasya cemas.
"Hey, nggak usah cemas ada aku. Serahin semuanya sama aku, sayang."
Shasya memandang wajah tampan Rey dari samping. Lelaki ini, sikapnya yang penuh akan kelembutan membuat Shasya merasa tenang. Rey selalu melindungi Shasya, hari demi hari, sedikit demi sedikit, tahap demi tahap, Rey menjaga Shasya dengan kehangatannya.
"Kak Erick, aku mau naik itu!" Shasya menarik tangan Rey menuju ke salah satu banyaknya wahana di area tersebut.
Rey tersenyum tipis, mengusap acak rambut Shasya dengan gemas. "Anything for you, baby..."
Mendengar hal itu membuat Shasya bersorak bahagia. Gadis itu tersenyum lepas seperti tidak memiliki beban, kendati memang seperti itu adanya. Yang sontak saja langsung menular pada Rey, lelaki itu turut senang melihat gadisnya bahagia.
Berada ditaman bermain berjam-jam memberikan banyak waktu bagi Shasya untuk berkeliling menikmati indahnya taman hiburan. Shasya sudah puas menaiki gondola selama tiga jam lamanya. Selain itu Shasya tertawa riang saat suara kembang api terdengar begitu riuh mendengung.
Saking puasnya bermain, Shasya menjadi sangat kelelahan. Sehingga Rey mengajaknya untuk berehat sejenak, walau dengan berat hati saat melihat pancaran bahagia dari sorot mata Shasya, Rey terpaksa menghentikannya. Karena takut terjadi sesuatu pada gadisnya jika terus berlanjut bermain tanpa memerhatikan kondisi dan situasi.
"Huh capek, ternyata main di taman hiburan cukup nguras tenaga."
"Cape ya? Kita baru saja memainkan setengah permainan disini, tapi kamu sudah gak kuat lagi?" kata Rey seraya mengelapi keringat dipelipis Shasya dengan tangannya.
"Biarin aku istirahat sebentar," Shasya mengambil duduk dikursi panjang yang terletak dibawah pohon. Gadis itu terlihat mengatur nafas yang sedikit memburu akibat kelelahan.
"Mau minum, hm?" tanya Rey lembut.
Shasya mengangguk. "Iya, haus."
"Aku ke mobil dulu, kamu diam disini. Jangan kemana-mana! Tunggu sampai aku datang kembali." sebelum pergi Rey memberikan Shasya beberapa wejangan yang sebelum sudah Shasya dengar berkali-kali. Sampai ia merasa bosan.
"Iya, kak Erick."
Rey mengelus-elus puncak kepala Shasya sembari tersenyum bangga. "Good girl."
Rey melangkah ke arah mobilnya yang berada di tempat parkir untuk mengambil minuman sembari terus mengamati Shasya. Tatapan Rey tiba-tiba berubah datar saat mendapati seorang pemuda berjalan menghampiri tempat duduk Shasya. Persis ke arah gadisnya yang tengah duduk santai, melihat itu Rey langsung berputar arah.
"Menjauh dari gadisku!" Rey mendorong tubuh seseorang tak dikenal ketika orang itu hendak menyentuh Shasya.
"Ma-maaf, aku-"
Rey dengan sigap membopong Shasya. Membawanya pergi begitu saja dengan menahan segala umpatan kasar yang bersarang di lubuk hatinya.
Sialan!
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Obsession
ChickLit⚠️ Alangkah baiknya sebelum baca harap follow akun author **** "Semua hal yang gadisku lakukan indah. Semua hal yang gadisku lakukan benar. Dan tentu aku menyukainya." - Rey Roderick Bexley- - - - - - Silahkan baca selagi masih on going!!