Happy reading❤️
Siang itu Shasya berjalan dengan santai di koridor sekolah sambil sesekali tersenyum ketika ada beberapa orang menyapanya ramah.
"Hai, Shasya."
"Shasya,"
"Si Shasya cantik yaa,"
"Cantik, sini dong.."
Khusus untuk yang terakhir Shasya abaikan. Di kalangan siswa siswi Shasya memang populer karena sikapnya ramah dan tentu parasnya yang cantik.
"Eh ada si cantik, mau beli apa?"
Begitu Shasya sampai di kantin ia langsung berlari kecil menuju stand langganan.
"Shasya mau susu strawberry dua, bibi." jawab gadis itu ceria dengan kedua mata berbinar-binar. Memang Shasya tidak pernah lepas dari susu.
Perempuan yang disebut 'bibi' itu lantas dengan cekatan memberikan apa yang Shasya inginkan.
"Ini dia, susu segar untuk si cantik."
Shasya yang melihat hal tersebut pun langsung bertepuk tangan riang dan menerimanya, tidak lupa memberikan satu lembar uang kertas berwarna merah.
"Tunggu ya, bibi ambil-"
"Kembaliannya ambil aja, bibi. Papayy bibi..."
Setelah mendapatkan apa yang dirinya mau Shasya langsung pergi keluar kantin. Tindakannya barusan menjadi sorotan seisi kantin.
Sudah cantik, baik pula. Begitulah pikir mereka.
─── ∙ ~εïз~ ∙ ───
Sebuah mobil mewah keluaran terbaru itu parkir di depan gerbang sekolah Shasya. Rey menajamkan penglihatannya. Dengan masih menggunakan pakaian formal, ia menunggu gadisnya datang.
Jemari besarnya mengetuk-ngetuk bosan setir mobil. Rey meliarkan mata dan seketika ia mengumpat saat mendapati botol tergeletak di dashboard mobilnya.
Rey melirik kaca sepion mobilnya, menampakkan Shasya berjalan kearahnya. Ia tersenyum kecil lalu keluar dari mobil.
"Kak Erick!"
Rey langsung menangkap tubuh mungil itu yang hendak berlari.
"Nakal hm?" satu kecupan mendarat di pipi Shasya.
Shasya nyengir menampakkan deretan giginya. Ia sudah menamplok bak anak panda di pelukan Rey.
"Shasya senang xixi.." ujar Shasya terkikik lucu.
Dahi Rey mengerut. "Apa yang membuat gadisku ini senang?"
Shasya turun mengurai pelukannya, menatap lelaki yang lebih tinggi darinya itu dengan senyuman manis.
Deg deg deg.
"Shasya senang karena kak Erick datang jemput Shasya,"
Sial. Jantung Rey berdetak tidak karuan hanya karena mendengarnya.
"Oh my baby!!" ujar Rey gemas.
Rey meletakkan tangan besarnya di kedua pipi Shasya, merangkum wajah gadis itu greget karena begitu lucu baginya.
"Gadisku sungguh menggemaskan." Rey tersenyum simpul.
─── ∙ ~εïз~ ∙ ───
"Kak Erick tau ngga?"
Rey menoleh ke samping dimana terdapat Shasya yang tengah duduk sambil meminum susu di botol.
"Apa itu?"
"Tadi mimi nya ketinggalan jadi Shasya beli di kantin," ujar Shasya pelan dengan bibir mengerucut lucu.
Dahi Rey berkerut tidak suka mendengarnya. "Kantin?"
"Hu'um, di kantin." Shasya mengangguk ribut.
Menghela nafas pelan kemudian Rey berkata. "Jangan diulangi lagi, sudah cukup ini yang terakhir kamu beli beli dikantin sekolah."
Shasya memeringkan kepalanya, kedua matanya mengerjab tidak mengerti. Siapapun yang melihatnya pasti akan gemas, termasuk Rey.
"Lho kenapa?"
"Tidak sehat!" jawab Rey cepat.
Kedua mata Shasya membola. "Kak Erick jangan sok tau--"
"Tidak ada bantahan, lagipula suruh siapa lupa?!"
Shasya meneguk ludahnya kasar begitu mendengar suara Rey yang berubah jadi dingin.
Rey tetap fokus ke depan menyetir tanpa menoleh ke arah Shasya. Namun, tidak dengan reaksi tubuhnya yang lain. Tangan besar Rey terlihat menggenggam erat tangan mungil Shasya.
Ketika tidak mendengar suara dari manusia disampingya Rey pun menoleh. Mengecup punggung tangan Shasya lembut.
"Patuh, okay?"
Shasya memanyunkan bibirnya.
"Iyah!"
Rey tersenyum puas akan kepatuhan Shasya. "Good Girl.."
TBC.
Sorry udah buat kalian nunggu lama, but ada beberapa alasan kenapa aku vakum dari dunia orange.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Obsession
ChickLit⚠️ Alangkah baiknya sebelum baca harap follow akun author **** "Semua hal yang gadisku lakukan indah. Semua hal yang gadisku lakukan benar. Dan tentu aku menyukainya." - Rey Roderick Bexley- - - - - - Silahkan baca selagi masih on going!!