24

560 90 1
                                    

Emma baru-baru ini merasa sedikit kesal, dia berulang kali diganggu oleh Olivia. Olivia juga merasa kehadiran Emma membuatnya tidak tenang, dia ingin segera menyingkirkan Emma dari hadapan Lane.

"Kapten, Emma dan Olivia sering berselisih baru-baru ini. Apakah kapten tidak memisahkan mereka saja?" Ekspresi Joe terlihat pahit, dia telah diminta oleh Lane untuk memperhatikan Emma dan Olivia.

"Ada apa? Apakah Olivia masih menanyai soal keberadaan ku?" Lane hanya menatap Joe sejenak lalu kembali membaca tumpukan surat di atas meja kerjanya, dia juga sangat sibuk dan tidak memiliki waktu untuk mengurus kedua wanita itu.

"Iya kapten." Melihat ketidakpedulian Lane membuat Joe menyerah atas gagasannya untuk berhenti memantau Emma dan Olivia.

Lane mengerutkan keningnya, dia masih ingat bagaimana Olivia berpura-pura jatuh cinta dengannya tetapi dibelakangnya Olivia menjelekkan namanya. Tangan Lane tanpa sadar mengepal dan mematahkan pulpen, Joe bergidik ngeri ketika melihat kemarahan Lane yang tanpa sebab, dia tidak berani bertanya soal hubungan kapten Lane dengan Olivia.

"Kamu kembali memantau mereka, jangan sampai Emma terluka." Perintah Lane. Joe tidak berani membantah, dia segera pergi lagi dengan menunjukkan ekspresi pahitnya.

"Joe tugasmu sangat penting, jangan sampai kamu ceroboh." Barnett menepuk bahu Joe.

"Apakah kamu mengolok?" Joe sedikit tersinggung mendengar ucapan Barnett.

"Tentu saja tidak." Jawab Barnett namun wajah Barnett tampak mengolok.

"Lain kali aku akan merekomendasikan mu untu menggantikan aku mengawasi mereka." Joe menyeringai.

"J- Joe apakah kamu bercanda?? Joe tunggu aku!" Joe pergi sebelum Barnett selesai berbicara, Barnett kemudian mengejar Joe.

Jean memasuki ruang miliknya yang kini dipenuhi oleh banyak tumbuhan, dia memanen sayuran lalu membawanya ke luar.

"Bibi ini untuk dijual hari ini, jika bibi merasa lelah suruh saja Liam dan Misael." Jean telah mengeluarkan berapa puluh kilo beras yang telah diproses oleh sistem dan sayuran serta daging.

"Bagaimana aku bisa memperkerjakan mereka, bukankah itu sama saja seperti Nyonya Gill?" Merril menolak.

"Bibi itu tidak benar, kami akan membantumu lagipula ini tidak seberapa." Ucap Misael.

"Ya itu benar bibi, saat di rumah Nyonya Gill kami bahkan mampu mengangkat beban hingga 20 kilo." Lanjut Misael.

"Kalian-" Merril merasa terharu sekaligus sedih ketika mengingat perlakuan Nyonya Giil terhadap Misael dan Liam.

"Itu benar, lagipula aku tidak meminta mereka bekerja hingga lelah. Jika mereka sampai lelah, aku akan dimarahi oleh nenek."  Ucap Jean.

"Apakah nona akan pergi ke pangkalan lagi?" Tanya Merril saat melihat Jean yang mengemasi banyak persediaan di mobil pick up.

"Tentu saja, aku diminta untuk membawa persediaan ini ke pangkalan oleh Adam." Jawab Jean.

"Nona tunggu sebentar." Merril kemudian masuk ke dalam rumah lalu datang dengan membawa kotak bekal.

"Ini? Untuk Adam?" Jean merasa heran.

"Tentu saja, nona harus segera bersama Adam jadi ini adalah niat baikku dan anggap saja ini hadiah persetujuan ku." Merril memberi kotak bekal itu ke tangan Jean. Sudut mulut Jean berkedut, dia tidak membutuhkan persetujuan karena mereka bahkan belum berpacaran.

"Oke." Jean tidak membantah, dia tidak ingin berdebat dengan Merril.

"Liam perhatikan rusa milikmu, jangan sampai dia menghabiskan sayuran lagi seperti terakhir kali." Perintah Jean. Rusa itu hendak memakan sayuran tetapi mendengar perintah Jean membuatnya mendengus dingin.

Wear Apocalypse BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang