33

592 75 3
                                    

"Ada denganmu? Kenapa begitu lambat?" Jean segera menegur Raes.

Raes segera mempercepat perjalanan dengan gugup, entah kenapa menurutnya Jean lebih menyeramkan dari mantan bosnya.

"Aku merasa kasihan dengan Raes, apakah dia mampu bertahan dengan saudara John?" Davin mengungkapkan rasa prihatinnya.

"Sebenarnya aku lebih khawatir jika Raes ikut berubah menjadi aneh, tetapi ini juga kesempatan yang bagus untuk mendekati Raes sebelum dia berubah menjadi abnormal." Ujar Wenda.

"Kamu benar, mereka sangat sulit di dekati. Apakah kalian tidak berinteraksi saja dengan Olivia? Tampaknya dia adalah orang yang paling mudah didekati dari antara saudara John dan Liam." Anthony memberi saran.

"Apakah kamu ingin menjual kami??" Nara dan Wenda memberi tatapan ganas pada Anthony.

"Kalian hanya perlu berpura-pura mendekati dia, tetapi kalian juga hindari agar Olivia tidak berbuat sesuatu yang di luar batas." Lanjut Anthony.

"Kalau begitu kalian saja yang menggantikan kami!" Wenda memarahi Anthony.

"Kalau bisa menggantikan kalian, kami mungkin sudah melakukannya dari awal." Anthony tersenyum sambil memberi padangan bermakna pada Davin. ( ͡° ͜ʖ ͡°)

"K-kalian!!" Nara dan Wenda segera memukuli kepala Anthony.

"Kenapa aku merasa merinding? Apakah seseorang sedang merencanakan hal yang buruk padaku?" Olivia segera membungkus tubuhnya dengan sweater.

"Kak Olivia masih mempercayai mitos?" Liam mendengar pertanyaan Olivia.

"Tidak ada yang salah dengan mempercayai mitos." Jawab Olivia.

"Kalau begitu apakah naga itu benar-benar ada? Aku sempat bertanya dengan nenek, dia mengatakan naga itu mitos dan tidak nyata tapi aku ingin memelihara naga."

"..." Olivia bingung, dia tidak tahu harus menjawab apa.

"Naga tidak ada, kamu akan mati dibunuh terlebih dahulu sebelum bisa mendekati naga jika naga itu benar-benar ada." Jean membantu Olivia.

"Tapi aku sepertinya melihat naga."

"Liam, membual itu tidak baik." Jean menegur Liam.

"Kakak, aku benar-benar melihat naga di depan sana." Liam menunjuk ke arah depan. Jean mengikuti arah yang ditunjuk oleh Liam, di mana seekor ular raksasa mati terbunuh dan Jimmi yang terlihat lelah.

"Itu bukan naga, itu adalah ular." Jean memperbaiki Liam.

Jean kemudian memberi perintah pada Raes untuk berhenti, dia kemudian berjalan mendekati Jimmi yang sedang terbaring. Jimmi langsung bangkit, dia sangat waspada dengan kelompok Jean.

"Apakah paman baik-baik saja?" Jean bertanya terlebih dahulu.

"Aku baik-baik saja." Jimmi merasa lega ketika mengetahui bahwa kelompok Jean tidak sama sekali bermaksud jahat.

"Paman apakah kamu membunuh ular ini sendirian?" Liam mendekati Jimmi dengan tatapan berbinar seolah telah menemukan idolanya.

"Ya, ini aku yang membunuhnya." Jawab Jimmi dengan malu.

"Paman kamu beruntung kali ini, karena ular mutan ini hanya berada di level 1." Jean langsung mengetahui bahwa Jimmi adalah orang biasa tanpa kemampuan ketika melihat Garu sisir yang menusuk mulut ular tersebut.

"Apakah kalian ingin pergi ke arah sana?" Jimmi mendapatkan ide untuk menyusul istrinya.

"Ya. Kami berencana pergi ke basis penampungan kota N, apakah paman ingin mengikuti kami?" Jean sama sekali tidak pelit pada Jimmi, melihat keadaan lemah Jimmi membuat Jean tergerak untuk membantu.

Wear Apocalypse BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang