"So, your name is Derick Momerseth?" Namjoon bertanya, dan pria itu mengangguk. "You bother what's mine, sir. You've got guts, i see," katanya lalu kembali menaikkan lengan, pria di cengkeramannya memekik dan memohon lepas.
Seokjin membulatkan mata, berlari menyusul ke sisi retak antar tembok gang di sana, di mana sesaat lalu begitu saja Derick dipukul sampai melayang oleh Namjoon. Ya. Benar-benar melayang.
Dan, tahu-tahu Namjoon sudah ada di sana tanpa kelihatan jalan atau berlari.
"Namjoon! Turunkan dia! Astaga," Seokjin terengah saat sampai dan tengadah. Pria dewasa itu benar-benar tidak menyentuh tanah dan Namjoon tampak biasa saja. "Namjoon, sudah."
"Dia menganggumu lagi, sweetie. Aku kesal."
"Tapi, tidak perlu sampai adu jotos. Nanti kau kena masalah. Sudah, turunkan dia."
"Belum kupatahkan lehernya."
"Astaga, Namjoon! Turunkan, kubilang! Nanti kalau polisi lewat kau yang kena getahnya, ayolah!" Seokjin menarik-narik lengan keras itu tanpa hasil. Di kesempatan lain dia akan takjub karena menyentuh langsung, tapi sekarang situasinya beda.
Bagaimana bisa sampai demikian pun, Seokjin bingung. Semua terlalu cepat.
Sesaat lalu dia baru pulang kerja. Tidak langsung naik, tapi berbelanja sedikit. Ketika pulang itulah, tahu-tahu Derick datang dan mencegahnya lalu mengimpitnya ke bagian lain lobi begitu saja dan sempat mengecupnya tanpa permisi. Seokjin yang masih kaget dengan apa yang menimpanya, dibuat bingung karena mendadak Derick ditarik darinya dan dipukul sampai melayang.
Pelakunya tak lain tak bukan, adalah Namjoon. Cowok itu seperti entah muncul dari mana dan entah bagaimana bisa sekuat itu membuat seorang manusia melayang seratus meter di udara. Lalu, kemudian tidak nampak jalannya, sudah ada di sana untuk mengangkat Derick dari tanah. Lagi-lagi kembali membuatnya tidak menyentuh bumi.
Seokjin sampai tidak ada waktu untuk mencerna situasi.
Dan, disitulah dia akhrinya mencoba membujuk Namjoon agar menurunkan Derick yang tampak menyedihkan.
"Namjoon, ayolah!" Seokjin yakin dia tidak selemah itu dan sudah mengerahkan semua tenaganya, tapi sedikit pun lengan Namjoon bergeming. "Namjoon, astaga!"
"Sir, kau lancang sekali sudah menyentuhnya. Aku perlu mendisiplinkan sedikit, bahwa sangat tidak sopan menganggu orang di tempat umum. Oh, dammit. Langsung saja kalau begitu." Namjoon menarik lengan satunya ke belakang dengan jemari terkepal kuat.
"NONONONONONONO!!" ucap Derick dan Seokjin bersamaan. Namjoon mengernyit heran, menatap bergantian ke keduanya.
"Tidak, jangan! Stop! Namjoon, jangan pukul!"
"Kenapa dibela, sweetie?"
Seokjin menjejak tanah dengan frustasi. "Turunkan! Tindakanmu bakal disalahkan, Namjoon! Ayolah!"
"Tapi, dia ...."
Seokjin akhirnya menarik napas, mengusap lengan Namjoon perlahan. "Turunkan, ya? Please?"
Derick merengek tercekik. Pria itu terisak menyedihkan. Seokjin hampir kasihan padanya.
"Namjoon, pretty please?" ulangnya sambil menatap bergantian sepasang mata Namjoon, yang pada akhirnya berhasil membuat Namjoon menurunkan Derick, ralat, melepasnya begitu saja sampai tersungkur, lalu menatap Seokjin.
"Just because of you, 'kay?"
"Iya, itu bagus. Sekarang tenangkan dirimu dulu, ya? Kita selesaikan ini pakai kepala dingin. Tidak perlu ada yang berkelahi, atau ada keributan. Setuju?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only Drugs That Allow | NJ ✔
Science Fiction[ BTS - NamJin ] [slight - TaeJoon/JoonTae] Keinginan Seokjin sederhana, hanya ingin kerja sambilan sebagai pembuat kopi. Namun, siapa sangka dari situlah dia menemukan seseorang yang membuatnya berdebar seperti pecandu? "Kurasa bukan hanya kopi, t...