17th.

598 91 35
                                    

Jubah panjang si Penyihir masih tergantung di dekat kamar mandi. Mengingatnya sampai bisa ada di sana, kembali membuat Seokjin panas dingin.

Mereka, Namjoon dan dirinya, berakhir entah berapa lama melakukan kegiatan "pengumpulan asupan energi" di ruang bawah markas organisasi. Setelahnya, dalam keadaan seperti mabuk, Seokjin yang sudah tidak punya pakaian layak, dibungkus menggunakan jubah panjang si Penyihir yang ditemuinya di luar pintu bersama Yoongi. Namjoon ditinggalkan menjalani pemasangan limiter terakhir, sementara Seokjin diam menunggu bersama Yoongi.

Sekembalinya, Seokjin dan Namjoon tinggal sekamar. Mereka hanya saling peluk untuk tidur dan kali berikut Seokjin sadar, dia tahu-tahu sudah berpakaian rapi lagi dengan keadaan nyaris segar bugar. Namun, apa yang didapatinya sebelum melepas Namjoon pergi adalah alasan mengapa dia merasa was-was sedari tadi.

Bahkan, Puding yang akhirnya penuh syukur sudah kembali padanya—Yoongi memberi kotak pandora, yang ternyata isinya sebagian besar bagian tubuh Puding yang telah pulih karena regenerasi selama di dalam kotak itu—hanya membuat dirinya tersenyum sementara.

Kenapa? Karena Namjoon diberitahu jika Taehyung nyaris lepas kendali akibat telah kehilangan pengelihatan dan menyalahkan itu semua atas Seokjin sekalian kekacauan yang telah terjadi.

Setelah beberapa lama berpikir berat dan menyalahkan diri. Lagi. Namjoon akhirnya datang. Seokjin memeluknya, tapi senyum di sana melemah. Tidak secerah biasanya dan entah kenapa, Seokjin merasa terluka.

"Namjoon?"

Yang dipanggil meraih jemari lentik di rahangnya untuk dikecup beberapa kali. Tidak menjawab.

"Namjoon? Katakan apa yang terjadi? Bagaimana Taehyung?"

Sepasang mata bulat itu memelas. "Aku melakukannya. Kami ... pernah berhubungan sebelumnya dan kupikir cara itu akan membantu. Entah bagaimana, jika semua ramuan yang ada tidak berhasil."

Seokjin tahu maksudnya. Dia tahu Taehyung butuh semua bantuan yang ada, tapi mendengarnya langsung dari mulut sang kekasih setelah mereka berhubungan intim sebelumnya, tetap menyisakan rasa sakit dalam dada Seokjin. Walau harus menyembunyikannya, karena Namjoon toh, juga punya tanggung jawab dan merasa bersalah karena atas permintaannyalah, Taehyung pergi untuk melindungi Seokjin. Jadi, usaha Namjoon tidak pantas dianggap sebagai perselingkuhan atau sesuatu semacam itu, bukan? Waktu dan kondisinya tidak tepat.

"Lalu?"

Namjoon merapatkan tubuh mereka. Memeluk pinggang Seokjin dan menggesekkan hidung mereka perlahan.

"Dia terkena racun cukup kuat. Hal itu memblokir kemampuan anomalinya dan mengacaukan sistem tubuh untuk segera pulih. Yoongi beranggapan, jika emosi Taehyung tetap tidak stabil, bisa jadi dia akan menggunakan indra lain sebagai pelampiasan amarah dan itu membuat semuanya dalam bahaya. Lady—si Penyihir, juga tidak bisa berbuat banyak jika sudah demikian. Dia menyarankan agar Taehyung dibawa ke markas di kutub utara sebagai penyembuhan lebih lanjut."

"Apa yang akan mereka lakukan padanya?"

Namjoon mengecupi pipi dan leher Seokjin, membiarkan kekasihnya melingkarkan lengan ke bahunya.

"Seperti yang mereka lakukan padaku sebelumnya. Dibekukan."

Seokjin sontak menarik diri. Mencari ke kedua mata Namjoon setitik saja kebohongan, tapi tidak ditemukan.

"Kau ... pernah dibekukan?"

"Ya."

"Bagaimana bisa? Apa yang terjadi?"

"Aku pernah lepas kendali, sweetie. Sebagian benua nyaris kuratakan. Hukuman yang kuterima adalah dibekukan sampai emosiku kembali stabil alih-alih memulihkan diri dari semua luka yang adalah usaha untuk mengalahkanku waktu itu. Dunia sangat berbeda saat aku kembali membuka mata, dan beruntungnya, tidak lama kemudian aku bertemu denganmu."

The Only Drugs That Allow | NJ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang