Mereka berdua sama-sama kaget saat terbangun di pagi hari.
Seokjin punya tato seperti helaian bulu sayap dengan warna hitam legam di kedua lengan dari punggungnya, sampai melingkari tengkuk. Jika dia mengenakan kaus berleher rendah, maka akan terlihat jelas. Juga, mata kirinya berwarna sama dengan Namjoon. Cokelat terang. Bahkan, dia bisa mendengar bisikan suara berat kekasihnya dalam kepala.
Sementara Namjoon, mata kirinya sekarang hitam berbinar seperti milik Seokjin. Di tengkuknya pun sama, bertanda helaian sayap yang menguncup, padahal sebelumnya dia bisa mengondisikan hal itu agar tersembunyi, tapi setelah bersama dengan kekasihnya lebih intim dari sebelumnya, sayap magis yang dimiliki menolak sembunyi. Mereka seolah ingin pamer juga. Ditambah, kini bisa bertelepati, atau bisa saling berkomunikasi satu sama lain tanpa diketahui pihak lain.
Namjoon sama sekali tidak keberatan menguarkan tanda kepemilikian itu pada Seokjin, dan seolah terdistorsi, sosok kekasihnya jauh lebih memancarkan aura tajam yang perlu disegani dari sebelumnya wangi menggoda. Walau pun masih menguarkan rasa manis, tapi setiap anomali yang merasakannya, dibuat gemetar di tempat. Persis, ketika Namjoon memancarkan presensi wibawanya. Atau, bisa dibilang semacam melepas status kasta tingkatan anomalinya dengan jumawa.
"Apa karena kau selalu menggigitku kalau kita begituan? Serius, kutanya 'kenapa' sekarang. Kau suka sekali melakukannya kalau sudah dekat klimaks. Sakit, tahu." Seokjin masih mengusap-usap tengkuk sekalian juga meraba bawah mata kirinya yang kini beda warna.
Namjoon mendekatinya, langsung merengkuh pinggang ramping si kekasih dan mengecupi leher jenjang di sana. Seokjin sekilas protes kalau-kalau dia hendak digigit lagi, tapi Namjoon terkekeh.
"Bagus, 'kan? Kamu tampak lebih menggoda dan juga ...," pelipis Namjoon merapat ke pipi Seokjin, menatap balas pantulan di cermin lurus-lurus, "biarkan mereka tahu, kamu milikku, Sweetie."
Seokjin menarik pipi kanan Namjoon. "Tanpa tanda saja sudah cukup. Kalau begini, aku jadi perhatian. Lihat reaksi anomali lain pagi tadi? Kau boleh jumawa, tapi aku malu kalau diperhatikan terus. Memang tidak lagi seperti dulu, tapi ...."
"Aku tidak melakukan apa pun perihal penampilanmu sekarang, Sweetie. Kalau reaksi mereka jadi sungkan padamu seperti tadi, aku justru senang. Siapa sangka dari menggigit saja efeknya begini? Bagaimana kalau aku juga membuahimu? Mungkin kamu ...."
Seokjin seketika menarik kencang hidung bangir Namjoon ke atas sekalian memutar diri agar menghadapnya. Mengabaikan gumam kesakitan memelas dan memarahinya karena berasumsi kelewat vulgar.
"DASAR ANOMALI MESUM! KENAPA PIKIRANMU SELALU SOAL ITU LAMA-LAMA?! AKU DIBERI PESAN AGAR SETIA DAN MENJAGAMU BUKAN UNTUK JADI PELAMPIASAN NAFSU SEMATA, TAHU! KAU BODOH! MESUM! MESUM!!"
Namjoon mengerang ampun, tapi Seokjin terus memarahi. Walau sesungguhnya benar Seokjin sekarang tidak mudah lelah atau kesakitan dari seberapa keras atau lamanya mereka bersenggama, bukan berarti pikiran itu harus diutarakan dengan gamblang juga. Dia senang memiliki hal yang sama dengan Namjoon, tapi masih saja malu kalau membicarakan hal pribadi seperti tadi.
Menggunakan rasa kesal-tidak-serius itu, dia mendiamkan Namjoon sampai akhirnya waktu keberangkatan ke markas Utara tiba.
Setelah beberapa hari diizinkan menyelesaikan kewajiban, untuk Namjoon yang harus menerima detensi tertulis dengan menyanggupi bertanggung jawab dimarkaskan selama tiga bulan penuh sebagai ganti posisi J yang sebelumnya harus berjaga, lalu mendidik Jungkook untuk lebih bisa mumpuni di medan tempur, sekalian Taehyung yang kini hanyalah manusia biasa sejak dirinya sadar dan lupa akan hal-hal yang sebelumnya terjadi. Dan, disyukuri Namjoon, karena saat perawatan, cowok itu jadi punya teman. Jungkook, tentu saja. Mereka seperti remaja sebaya. Sementara pergi ke Utara nanti, tugasnya akan digantikan Yoongi dan satu anomali humanoid yang perawakannya mirip Hoseok. Dari Yoongi pula, baik Namjoon dan Seokjin diberitahu jika anomali itu sebelumnya memang nyaris diterjunkan kali lalu, tapi karena sesuatu dan lain hal, tidak jadi. Kyng yang memberi anomali itu wajah baru dan tidak perlu mengenakan lagi topeng besinya. Anomali itu, kebetulan adalah penjaga markas pusat di sana alih-alih sebagai tangan kanan Kyng yang jarang memperlihatkan diri kecuali diminta.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only Drugs That Allow | NJ ✔
Science Fiction[ BTS - NamJin ] [slight - TaeJoon/JoonTae] Keinginan Seokjin sederhana, hanya ingin kerja sambilan sebagai pembuat kopi. Namun, siapa sangka dari situlah dia menemukan seseorang yang membuatnya berdebar seperti pecandu? "Kurasa bukan hanya kopi, t...