"Lilith? Bagaimana ...." Namjoon mengernyit. Tulang bahu sebelah kanannya patah. Bibir robek. Pelipis kiri mengucurkan darah. Mata kiri nyaris tertutup bengkak membiru. Pakaian di badan terkoyak menyedihkan, dan napasnya terengah sesak.
Sosok yang tadinya Taehyung berdiri angkuh di seberang. Dari perut ke bawah dia bertubuh ular besar, kelabu hijau mengilat. Sedang bagian perut ke atas yang hanya mengenakan kaus putih kumal, dia masih mengambil rupa Taehyung, tapi dengan mata hijau besar, lidah panjang lancip terbelah yang sesekali menjilat udara, rambut hijau gelap menyentuh pinggang bersisiknya, lalu di atas kepala terdapat dua tanduk melingkar besar.
"Anak tampan ini menyerah karenamu, sssayang. Dia patah hati. Dia tidak bisssa memilikimu sssepenuhnya dan memutussskan berssserah padaku. Jati dirinya yang sssebenarnya."
Namjoon meludahkan darah alih-alih mengumpat.
"Kau yang memengaruhinya, sialan! Kembalikan dia padaku atau kupenggal kepalamu!" Namjoon berteriak menyalurkan sakit sekalian mengepalkan jemari kiri, karena tulang punggungnya terasa remuk dari pergulatan alot tadi. Demi anomali, dia punya puluhan limiter yang membuatnya lemah dengan cepat sekarang. Memunculkan portal sesaat lalu yang berhasil dikacau Taehyung entah bagaimana, sudah menguras banyak tenaga.
Mana tahu, kalau anomali asal kekuatan Taehyung ternyata masih bersemayam dalam dirinya dan membuat semuanya diluar rencana?
"Kau dengar aku, 'kan? Mau sekali lagi kubuat kau mati? Kali ini, akan kupastikan kau lenyap, ular hina."
Lidah Lilith menari keluar masuk dari mulutnya yang tertawa.
"Pakai apa, sssayang? Tanganmu tinggal sssatu dan sssemua limiter itu bukan hal sssepele untuk dipatahkan."
Namjoon mengeratkan kepalan tangan, berusaha memanggil pedang apinya yang adalah warisan kecil dari Sang Penjaga yang memiliki benda asli serupa, tapi sama seperti semua sihir yang dia pikirkan, pedang kuno itu menolak datang membantunya. Padahal, hanya itu yang sanggup dia pakai untuk melenyapkan musuh lama. Sihir dan pukulan tidak cukup. Sayapnya telah terkunci, dengan sesal dia sadari.
Sial. Dia harus mencari jalan lain. Kabur bukan pilihan, karena anomali licik itu pasti akan membuat onar, dan jika dipikirkan lagi, sepertinya lokasi mereka tidak asing.
Namun, Namjoon tidak menemukan korelasi tepat dalam ingatannya.
"Ayolah, sssayang. Ikut denganku. Jadi passsanganku agar Taehyung kembali dan tinggalkan pelacur itu."
Namjoon naik pitam. Sebaris limiter menyala di punggungnya, memperingatkan. Kedua mata emasnya terang berpendar. Rasa panas membakar yang mendera, terabaikan karena dia yakin yang baru disinggung itu adalah kekasihnya.
Namjoon tidak suka.
"Lidah itu ... rupanya sudah tidak berguna, eh?"
"Apa? Aku benar, 'kan? Ssselama ini kita baik-baik sssaja, tapi sssemenjak dia datang, kau tidak lagi sssuka di ranjang bersssama Taehyungku yang manisss. Kekacauan ini, dialah penyebabnya, sssayang. Kau—"
Namjoon seketika melesat, memaksa seluruh otot yang dia punya kembali bekerja walau nyeri bukan main, tinjunya terangkat tinggi tepat mengarah ke rahang Lilith, tapi anomali itu dalam wujud lengkap dan juga kekuatan penuh. Dia berhasil mengelak sekalian menghantam Namjoon dengan ekornya sampai mendarat terseret di kejauhan.
Tidak dibiarkan lama, Lilith menyerang, rahangnya terbuka dengan taring ular besar yang pamer beringas. Namjoon beruntung tepat waktu menggeliat bangun sekalian melayangkan kaki. Tepat menendang rahang itu dan membuatnya terlempar, sampai cukup waktu untuk mengambil kuda-kuda dan kembali melayangkan tinju. Mengabaikan sebelah lengan yang menggantung lemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only Drugs That Allow | NJ ✔
Ciencia Ficción[ BTS - NamJin ] [slight - TaeJoon/JoonTae] Keinginan Seokjin sederhana, hanya ingin kerja sambilan sebagai pembuat kopi. Namun, siapa sangka dari situlah dia menemukan seseorang yang membuatnya berdebar seperti pecandu? "Kurasa bukan hanya kopi, t...