Chapter 23

1.4K 115 1
                                    

Hai... Tetap semangat ya, jangan lupa jaga kesehatan^^


Happy Reading><



Bian melangkahkan kakinya memasuki cafe. Setelah selesai dengan pekerjaannya ia langsung bergegas ke cafe milik kakaknya setelah mengetahui bahwa Hanin berada disana.

"Dokter Bian." panggil seorang pelayan.

Bian menghentikan langkahnya yang telah berada di tengah anak tangga.

"Ada apa?" tanya Bian.

Pelayan itu menghampiri Bian dan menyerahkan sebuah gantungan tas.

"Ini milik Dokter Carrol. Tadi dia kesini tapi tidak lama pulang lagi, gantungannya jatuh dan saya panggil-panggil tapi Dokter Carrol tidak mengindahkan saya." ucapnya.

Bian berpikir aneh. Apa Carrol terburu-buru? Apa ada pasien darurat? Tapi barusan Bian lihat di parkiran khusus Dokter tidak ada mobil Carrol.

"Yaudah makasih." ucap Bian pada pelayan itu.

Ceklek...

Bian langsung masuk tanpa mengetuk pintu ruangan Ayya terlebih dahulu. Ketiga perempuan disana menghentikan tawanya sejenak untuk melihat siapa yang datang.

"Biasain ketuk pintu dulu apa." ujar Ayya dengan sewot.

Bian tidak membalas ucapan Ayya dan langsung saja duduk disamping Hanin.

"Aku gak ada energi buat ngeladenin ucapan kakak." ucap Bian sambil menyandarkan punggungnya pada sofa.

Ayya hanya mengdengkus pelan mendengar ucapan Bian.

Hanin memandang sekilas pada Bian dan keluarlah tawa dari mulutnya.

"Kenapa?" tanya Bian bingung.

"Enggak. Hanya tiba-tiba ingin tertawa saja ketika melihat kamu." tutur Hanin.

"Mommy sama kakak gak cerita yang aneh-aneh kan pada Hanin?" selidik Bian.

"Enggak. Kita hanya menceritakan fakta kok. Iya gak Mom?" tanya Ayya pada ibunya sambil menaik turunkan alisnya.

"Iya. Kita berdua orang yang jujur Bian." ucap Ibunya sambil tersenyum miring.

Bian mendengkus pelan mendengar jawaban dari kakak dan ibunya.

"Eh tadi Carrol kesini?" tanya Bian tiba-tiba.

"Carrol? Enggak." jawab Ayya.

"Emangnya kenapa?" tanya Ibunya.

"Nggak papa kok." jawab Bian dan kembali ia memejamkan matanya sambil bersandar pada sofa.

Entah kenapa setiap mendengar nama Carrol rasanya perasaan Hanin menjadi kurang nyaman.

Tapi Hanin selalu menepis pikiran buruknya. Bagaimanapun Carrol adalah teman perempuan Bian yang selain itu juga sebelumnya Carrol telah menjadi temannya.

***

"Serius ih Nin tadi ngomongin apa aja?" tanya Bian di tengah-tengah perjalanan mereka.

"Kepo amat sih Dok." ucap Hanin.

"Masih kesal?" tanya Bian.

"Hmm." Gumam Hanin.

Pasalnya Hanin memang masih kesal dengan Bian yang dengan seenaknya menyuruh Hanin untuk menyimpan motornya kembali ke basement rumah sakit dan memaksanya untuk mengantar pulang.

Rencana [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang