Chapter 28

1.4K 108 0
                                    

Happy Reading^^


"Siang Nin." Hanin terlonjak kaget ketika sebuah sapaan mampir di telinganya.

"Apaan sih Bi." ucap Hanin sambil memandang sekitar, bagaimanapun mereka sekarang tengah berada di dalam rumah sakit.

"Aku nyapa lho." ujar Bian sambil mengikuti langkah Hanin yang hendak ke ruangan farmasi.

"Aku mau kerja, ngapain ngikutin?" tanya Hanin sambil meneruskan langkahnya.

"Aku tahu kamu mau kerja." jawab Bian acuh.

Hanin hanya memutar bola matanya malas dan dengan segera mempercepat langkahnya.

"Hanin tunggu!" ucap Bian karena langkah Hanin semakin cepat. Tak peduli dengan Bian Hanin terus saja mempercepat langkahnya.

"Hanin!" panggil Bian cukup keras hingga beberapa orang melirik ke arah mereka.

Sebentar lagi Hanin sampai ke ruangan farmasi sehingga ia tetap mempercepat langkahnya tanpa memperdulikan teriakan Bian.

"Hanin Agatha Putri!" panggil Bian lagi.

"Sayang!"

Hanin terdiam kaku tepat di depan counter farmasi. Ia berbalik dan menatap Bian horor yang berada beberapa langkah di depannya.

"Jadi aku harus panggil sayang supaya kamu berhenti." ucap Bian sambil terkekeh ketika sudah berada di depan Hanin.

Seperti tersadar kembali, Hanin menatap sekitar. Bagus sekali Hanin kau sudah jadi tontonan gratis banyak orang yang sedang mengantri di counter farmasi.

"Kenapa?" tanya Bian ketika Hanin tidak bersuara sama sekali.

"Kamu gila!" ucap Hanin dan berbalik meninggalkan Bian yang hanya melongo mendapatkan respon seperti itu dari Hanin.

---

"Jadi sayang-nya Dokter Bian itu Hanin."

"Tega ya kamu Nin gak ngasih tahu kita."

"Eh Nin kamu jadi pelakor ya?"

"Nin kok bisa sih Dokter Bian suka sama kamu?"

"Bagi resepnya dong Nin biar bisa memikat Dokter tampan seperti Dokter Bian."

"Arghhhhhhh!!!" Hanin mendesah frustasi ketika mengingat semua perkataan teman-temannya tadi siang.

Ia menatap nyalang langit-langit kamar tidurnya. Sudah tengah malam tapi dia tidak bisa tidur juga. Ponselnya ia matikan supaya Bian tidak bisa menghubunginya. Hanin masih kesal dengan pria itu. Gara-gara kelakuannya ia jadi bahan obrolan seantero Balla's Hospital.

Setelah beberapa saat berlalu akhirnya Hanin pun menyalakan kembali ponselnya. Tidak seperti yang Hanin bayangkan ternyata hanya ada satu pesan whatsapp dari Bian yang isinya hanya bisa membuat Hanin melongo tak percaya.

"Hanin" hanya itu isi pesannya.

Setelah Hanin melihat pesan itu tiba-tiba ada panggilan dari Bian. Walaupun malas tapi tetap saja dia mengangkat telpon itu.

"Apa?" tanya Hanin ketus.

"Maaf" jawab Bian.

"Untuk?"

"Ya gara-gala kelakuan aku tadi." jawab Bian.

"Udah tahu salah, masih aja dilakuin." gerutu Hanin.

"Makannya sekarang aku minta maaf." jawab Bian.

"Hmmmm." gumam Hanin.

"Tapi kan dengan begitu orang-orang gak akan salah faham lagi tentang aku dan Carrol dong Nin." ujar Bian.

Rencana [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang