Chapter 26

1.5K 118 1
                                    

Selamat hari Senin^^

Ada yang kangen aku gak? Ayo bilang kangen dong, mau double up nih.. wkwkwkwk *jomblo mode on nih gak ada yang bilang kangen kaya Bian:')


Happy Reading^^



Hanin menatap pemandangan pantai dari kamarnya. Kamar hotel yang telah ia tempati selama satu minggu ini. Ada rasa rindu yang menelusup ketika dirinya teringat akan Bian. Namun sudah dua minggu ini ia menahan rasa rindu itu karena hatinya masih terluka.

Foto itu berefek banyak akan dirinya. Hanin sendiri bahkan bingung kenapa ia menjadi perempuan yang seperti ini? Seharusnya ia tidak menghindar seperti ini dan menyelasaikan masalahnya dengan cara yang dewasa. Namun entahlah, Hanin hanya belum siap untuk mendengar apapun yang dikatakan Bian.

Satu minggu di Bali tidak membuat perasaannya lebih baik. Karena selama ini ia banyak menghabiskan waktunya di dalam kamar hotel. Menatap matahari terbit dan tenggelam. Hanya seperti itu.

Tok ... Tok ... Tok ...

Suara ketukan di pintu membunyarkan lamunan Hanin. Ia menatap aneh ke arah pintu, siapa yang datang? Sepertinya ia tidak memesan layanan kamar.

Hanin pun bergegas untuk membuka kan pintu.

Ceklek ...

Hanin terdiam memandang siapa yang datang. Pria itu. Pria yang dua minggu ini ia tidak tahu bagaimana kabarnya.

Tanpa Hanin duga Bian langsung masuk dan memeluknya. Hanin hanya mematung. Ia ingin membalas pelukan pria itu, namun egonya tidak cukup untuk dia melakukan hal itu.

"Aku kangen kamu." ucap Bian.

Hanin hanya terdiam walaupun dalam hatinya ia meneriakkan kata yang sama.

Bian menguraikan pelukan mereka dan menatap dalam bola mata Hanin.

"Kamu apa kabar?" tanya Bian.

"Seperti yang kamu lihat." jawab Hanin.

"Kamu tidak terlihat baik-baik saja." ujar Bian.

Hanin melepaskan tangan Bian yang masih memegang lengannya. Ia melangkah meninggalkan Bian menuju jendela yang memperlihatkan pemandangan laut.

"Kamu suka disini?" tanya Bian.

Hanin dapat merasakan pria itu berdiri di belakangnya.

"Hhmmm." gumam Hanin.

"Kamu tahu aku disini dari siapa?" tanya Hanin.

"Ibumu." jawab Bian.

Pantas! Kenapa semalam ibunya begitu kepo tentang Hanin yang tinggal dimana. Bahkan ibunya menanyakan nomor kamar Hanin. Tidak terpikirkan sama sekali oleh Hanin bahwa Bian akan menyusulnya kesini.

"Stop menyiksaku seperti ini Nin." ucap Bian.

"Siapa yang menyiksa siapa?" ucap Hanin tanpa melepaskan pandangannya dari laut biru.

"Jika kemarahanmu karena foto itu, aku akan jelaskan semuanya." Bian menjeda ucapannya untuk melihat reaksi Hanin. Namun tidak ada tanggapan apapun dari wanita itu.

"Itu semua salah faham. Kamu tahu sendiri bukan seperti apa aku dengan Carrol? Aku dan dia telah bersahabat selama 15 tahun..."

"Lalu persahabatan 15 tahun kalian itu bisa kalian gunakan alasan untuk melakukan apapun?" tanya Hanin.

Rencana [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang