3

27.5K 1.9K 170
                                    

Gulf melompat riang saat Mew membawakan seragam kampusnya. Hari ini adalah hari pertamanya menjadi mahasiswa kedokteran di universitas yang sama dengan sang kakak, bedanya kakaknya mengambil jurusan bisnis. 

"Kau sudah membawa apa yang kakak perintahkan baby?".

Gulf mengembungkan pipinya lucu "aku sudah besar. Stop memanggil ku baby Kakak. Lama-lama kakak seperti Daddy saja".

"Jika adek ingin memanggil Kakak Daddy tidak papah. Kakak si oke-oke saja".

Plukkk

"Iissshhh" Mew meringis pelan saat penggaris melayang mengenai dahinya. Gulf yang melihat itu sontak berlari mendekati Mew yang duduk di kursi meja makan. Mendudukan dirinya di paha Mew lalu mengelusnya pelan sambil ditiup-tiup. 

"Kakak maafkan aku". Lirih Gulf.

Mew tersenyum miring "kalau mau di maafkan panggil Kakak Daddy saat kita berdua, gimana?".

Gulf yang matanya sedang berkaca-kaca, mengering lucu "kenapa kakak sangat ingin dipanggil Daddy??".

"Kakak ingin saja. Soalnya saat bersama adek kakak seperti mempunyai bayi. Tapi bedanya bayi kakak ini bayi besar". Mew memeluk Gulf sambil mengecup rambut Gulf yang mengeluarkan aroma strawberry, membuatnya semakin tenang dan nyaman.

"Tidak. Tidakk. Aku tidak suka".

Wajah Mew mendatar, menurunkan Gulf dari pangkuannya lalu berlalu begitu saja membuat Gulf seketika panik dibuatnya.

"Kakak. Kakak mau kemana?? Maafkan adek na. Adek akan menuruti kata-kata Kakak". Ujar Gulf sambil memeluk Mew dari belakang, air matanya turun membasahi kemeja bagian belakang milik Mew. 

Mew semakin melebarkan senyumnya, membalikan tubuhnya lalu mengusap air mata yang sudah membasahi pipi tembam adiknya ini.

"Coba panggil Kakak. Daddy".

"Hikss. Da.. Dadd.. Daddy" ujar Gulf gagap.

Mew menggelengkan kepalanya "kakak ingin mendengarnya dengan jelas".

"Daddy".

Mew tersenyum manis "bagus, adik baik. Saat kamu bersama kakak kamu harus membiasakan memanggil dirimu baby na".

"Kenapa jadi seperti itu??". Gulf tambah bingung dibuat Mew. Kenapa permintaan Mew sangat aneh. Tetapi lagi-lagi Gulf percaya saja dengan semua perkataan Mew. Karena kalau kata Mommy semua perkataan Mew adalah yang terbaik untuknya. 

Mommy nya berkata seperti ini.

"Adek, dengarkan semua kata kakak mu na, karena semua yang ia ucapkan adalah yang terbaik untukmu".

Coba tebak, Mew mendengar hal itu dibalik ruang lain, membuatnya semakin merencanakan hal lain didalam otak pintarnya. 

"Baik. Adek akan melakukan hal itu".

"No. Bukan adek tapi Baby".

Gulf semakin gugup dibuatnya "baik na Daddy baby akan melakukan itu".

Grepp

Mew memeluk Gulf dengan erat, rasa bahagia hinggap di hatinya.

"Daddy cinta baby na". Gulf hanya menganggukan kepalanya. Mendengar Mew mengatakan cinta padanya itu hal yang biasa.

Maka yang 'biasa' itulah yang nantinya akan menjerat Gulf dalam belenggu sang kakak. Membuatnya tidak berkutik didalam dekapannya. Membuatnya menyesalkan hal yang akan terjadi dimasa depan nanti. Doa kan Gulf semoga Gulf kuat menjalaninya.
.
.
.
.
.
.
Gulf memandang takjub bangunan Fakultas Kedokteran yang akan ia gunakan sampai beberapa tahun kedepan. Wajahnya yang imut dan cantik serta polos itu mampu menarik perhatian mahasiswa dan mahasiswi lainnya yang sedang berada di parkiran. Mew yang melihat hal itu dari dalam mobil membuatnya seketika panas ingin mencongkel semua mata yang memandang adiknya lapar. 

"Dek, kakak kekelas Kakak ya, kamu akan kakak jemput kalau sudah selesai. Ingat tunggu kakak jangan pergi dari sini sendiri".

Gulf menganggukan kepalanya "siap Kakak". Mew menganggukkan kepalanya lalu membawa mobilnya keluar dari gedung fakultas Gulf menuju kegedung Fakultas nya yang lumayan jauh juga. 

"Gulffffffff" teriak dua orang cowo yang tidak jauh dari dirinya berdiri.

"Gunnnn. Mildddd. Aaaaaaa". Teriak Gulf riang. Mereka berpelukan bagai Teletubbies. Membuat orang-orang disekitarnya tertawa dibuatnya.

"Kau baru saja sampai Gulf??"

"Iya. Kita satu kelompok kan??"

"Tenang aku sudah melihat papan pengumuman dimading tadi. Dan hasilnya kita satu kelas dan satu kelompok". Tepuk tangan Gun riang.

"Yeeayy. Memang kita tuh gk bisa dipisahkan". Ujar Gulf.

"Nah bener banget. Yaudah yu kita kelapangan, pengenalan lingkungan kampus akan segara dimulai". Ajak Gun yang diangguki Gulf dan Mild.
.
.
.
.
.
Brakkk

Mew membanting tasnya diatas meja, membuat Singto dan Bright memandangnya heran.

"Kenapa Lo bro?". Tanya Singto heran. Tidak biasanya Mew seperti ini.

"Gue gk suka orang-orang liat Gulf dengan pandangan lapar".

"Oh iya. Hari ini pertama kalinya dia masuk ya. Uuh gue gk sabar melihat Gulf. Ayo sing kita bolos saja kefakultas kedokteran".

Mew memandang Bright tajam "lo mau mati??".

"Uuh santai bung. Lagi siapa si yang bisa menolak pesona seorang Gulf Kanawut? Hanya orang buta yang bisa menolaknya".

"Sing!!!!!".

"Ahahahahahah. Lagi Lo terlalu over protective banget si sama adek Lo. Atau jangan-jangan Lo suka lagi sama dia". Tebak Bright. Benar-benar mengherankan. Mana ada seorang kakak yang sangat peduli pada adiknya. Mungkin ada, itu pun kalau adiknya perempuan lah ini adiknya Mew kan laki-laki, udah gitu pernah jadi capten putsal lagi.

Perkataan Bright diangguki oleh Singto "iya. Lagi Lo aneh banget Mew".

"Dia kan adek gue satu-satunya".

"Ya ya terserah Lo aja deh". Ujar Bright. Males juga menghadapi Mew jika sedang seperti ini.











Helloooooo. Wow makasih yg udah vote nih cerita. Gk nyangka aja banyak yang suka😂😂😂


See you next chapter....
Stay tune........

Obsession Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang