24

10.5K 956 258
                                    

Selama sebulan itu Mew menyelesaikan semua masalah-masalah yang sudah lama mengganggu keluarga nya. Masih ingat dengan kata-kata Joongcheveevat?? Orang baik tidak selalu terlihat baik dan itu memang benar adanya.

Joongcheveevat adalah keluarga yang penuh dengan tipu daya, apalagi sang pemilik nama, hanya karena harta semua nya dihancurkan. Memutar balikan fakta dan menjebak segalanya. Mew pun melakukan hal itu.

Saat kematian orangtuanya, Mew hanya diam enggan berkomentar dan tidak muncul di publik, jangan berpikir hanya ada dia di dalam gudang itu saat itu, karena nyatanya ada Trai dan juga Joong. Dan siapa yang menembak Anesa dan membunuh Bram?? Ada yang bisa jawab?.

Trai menepuk pelan pundak Mew, matanya masih memandang sosok yang tengah duduk sendiri di pinggir pantai dari jauh. Menahan kerinduan selama sebulan lebih mampu membuat otak Mew tak waras, ingin sekali ia berlari dan memeluk sosok yang sangat ia rindukan setiap detik.

"Aku sudah sangat merindukannya Opa".

"Tak apa, sebentar lagi, tidak bisakah kau menunggu??".

"Tidak!! Aku sudah cukup sabar selama ini, aku tidak ingin Bright membuat Gulf jatuh cinta padanya".

"Bright sahabat mu dia tidak akan melewati batasnya".

"Cinta datang karena terbiasa bukan??". Trai hanya diam, tidak bisa menjawab pertanyaan Mew.

Bright menatap Gulf yang tengah tertidur pulas, wajahnya yang cantik membuat jantung Bright berdetak dengan kencang. Apakah ini salah??.
Tidak ada yang tahu kalau sebenarnya Bright sangat mencintai sosok Gulf kanawut Joongcheveevat. Tetapi ia sadar siapa pemiliknya ini. 

Bright duduk berhadapan dengan Trai dan juga Mew, setelah membawa Gulf ke kamar ia bertemu dengan Trai dan Mew dan mereka memutuskan untuk berbicara di kamar Trai.

"Lo gk suka sama adik gue kan??".

Bright menundukkan kepalanya, enggan untuk menjawab pertanyaan sederhana dari Mew.

"Kau tau Bright, Ini sudah ada di dalam perjanjian kita kalau kau tidak akan memakai perasaan dalam menjaga Gulf". Trai angkat bicara.

"Tentu saja tidak ada". Bright berkata yakin, ia menatap kedua sosok dihadapannya dengan yakin. Jangan bermain dengan mereka, Bright saja tidak berani.

"Itu yang ingin gue dengar". Mew tersenyum tulus, menepuk pelan pundak Bright lalu berjalan keluar.

"Opa aku akan menemui Gulf". Trai hanya menganggukan kepalanya, matanya masih menatap Bright yang hanya diam saja.

"Aku tau kau berbohong".

Bright memandang Trai "lalu apa aku punya pilihan selain berbohong??".

"Tentu saja tidak. Bisa-bisa kau mati di tangan Mew".

Bright menghela nafasnya, ia menyandarkan punggungnya di sandaran sofa "aku tidak percaya kalian bisa melakukan ini".

Trai menyeringai "kau tidak mengenal kami".

"Lalu apa yang terjadi pada Tante Anesa dan om Bram??".

"Apa kau percaya mereka beneran sudah mati??".

"Apa aku terlihat mempercayai berita itu??".

"Tentu saja tidak". Trai berucap.

"Aku tidak percaya kau bisa membuat kakek Joong dan kakek Chivaree hancur".

"Mereka tidak ada apa-apanya untukku".

Bright memandang Trai penasaran "lalu apa sebenarnya yang menjadi tujuan mu??".

Obsession Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang