Flashback on.
Trai menatap Poto keluarga besarnya, ada kerinduan yang mendalam saat netra coklat itu menatap satu persatu orang-orang yang ada didalamnya. Trai menatap kedua tangannya, penyesalan yang seakan menghantam ulu hatinya, sakit rasanya, dan Trai baru menyadari hal itu.
Trai masih ingat bagaimana Chivaree dan Joong menemuinya, dua lelaki paru baya itu mengulurkan tangannya sebagai teman. Chivaree dan Joong sudah dibebaskan dari penjara karena campur tangan Trai juga.
Entahlah, saat melihat berbagai macam video Gulf, Foto-foto anak bungsunya itu membuat pintu hati Trai seakan terketuk. Wajah penyesalan benar-benar sangat terlihat.
"Aku melakukan banyak sekali kesalahan."
Trai teringat saat dua peluru menembus tubuh Putri dan menantunya, bagaimana ia memasukan Risin kedalam minuman Baifren. Semua itu membuat kepala Trai seakan berputar.
Awal mula, Trai sangat terobsesi dengan tubuh Gulf, bagiamana tubuh Gulf sangat pas dalam dekapannya, kenyamanan, kerinduan yang seakan terbayar hanya karena ia mendekap tubuh ramping sang Bungsu.
"Andai aku tidak mempunyai penyakit hipersex, kecanduan, dan kepercayaan yang sangat konyol dan semacamnya pasti semua ini tidak akan terjadi."
Kecanduan itu, melebihi kecanduan akan narkoba, tidak peduli siapa yang menjadi objek pemuas nafsu, didukung Obsesi bukan cinta. Juga kepercayaan yang sangat gila, Trai menyesali semuanya, kisah ini harus berakhir, Trai tidak ingin lagi ada konflik atau penderitaan didalamnya.
"Bagaimana dia bisa berubah secepat itu?." Tanya Chivaree, ia pun masih bingung omong-omong.
"Aku hanya kasi sedikit cerita sedih, eh taunya dia baper, baru tau Trai baperan."
"Kek anak muda Yee kan."
"Puber lagi kali."
"Bisa aja Lo."
"Jancukk."
Balik lagi, Trai masih bergeming ditempatnya, dia memang sudah sadar akan kesalahannya selama ini, dan dia juga akan membatalkan semua rencana yang telah ia susun. Tapi, bagaimana caranya untuk menghentikan Lee, Lee seakan mengcopy dirinya. Ia tidak ingin Lee akhirnya akan menyesal seperti dia.
Tanpa Trai duga dua peluru tengah melesat menuju kearahnya, menembus jantung dan juga kepalanya, membuat darah berceceran dimana-mana.
Bahkan sebelum Trai sampai ditempat dimana Joong, Chivaree, dan Grai rencanakan ia sudah menenggak sedikit Risin, hanya sedikit.
Trai mengerjap perlahan, matanya menyiratkan akan penyesalan yang mendalam, Trai belum sempat mengucapkan perpisahan kepada si bungsu, belum sempat mendengar kata Ayah keluar dari bibir putra terakhirnya, belum sempat mendekap tubuh sang Bungsu untuk terakhir kalinya, dan belum sempat mengucapkan kata Maaf.
Setitik air mata lolos dari mata kiri Trai, mengerjap perlahan, untuk melihat dunia yang terakhir kalinya. Trai tersenyum, ia ingat apa yang ia tinggalkan untuk sang putra.
"Aku harap kamu bahagia sayangku, Gulf."
Flashback off.
Prangggg
Gulf mematung ditempat, tubuhnya mendadak kaku, detak jantungnya berdetak sangat kencang, kepalanya mendadak pusing, pikiran buruk seakan memenuhi kepalanya.
"Apa yang terjadi Baby." Mew mendekap tubuh Gulf yang masih bergeming ditempatnya.
Semuanya menghampiri Gulf yang berada di dapur, Gun mencoba menyadarkan Gulf yang masih diam tak berkutik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession Brother
General Fictionapa yang kalian pikirkan jika kakak kalian memperlakukan kalian lebih dari seorang Kakak kepada adiknya? Gulf Kanawut Jongcheveevat, putra bungsu keluarga Jongcheveevat. mempunyai seorang kakak bernama Mew suppasit Jongcheveevat. awalnya semua sepe...