Di pagi hari, Mew memandangi wajah Gulf yang masih terlelap, sesekali mengusap tanda yang ia buat ditengkuk leher Gulf, tanda itu indah seperti orang yang saat ini berada didalam pelukannya.
Mew mengecupi seluruh wajah Gulf, dimulai dari mata indahnya, hidungnya, kedua pipinya, dan bibir ranumnya yang selalu menjadi candu untuk Mew.
Gulf menggeliat pelan saat benda basah dan kenyal itu serasa membasahi wajahnya, mata indahnya perlahan terbuka menampilkan bola mata dengan warna caramel menenangkan.
"Dad.. Dadd... Daddy??". Gulf terbata, wajahnya menampilkan ketakutan, ketakutan akan Mew yang masih marah padanya.
"Iya Baby??"
"Daddy masih marah padaku??".
Mew tersenyum kecil "tidak. Mana mungkin Daddy bisa marah padamu". Gulf tersenyum lebar ia memeluk Mew dengan erat.
"Ssshh" Gulf merising pelan, bokongnya terasa sakit. Tatapan Gulf mengarah pada Mew yang masih tersenyum kecil.
"Apa yang Daddy lakukan padaku semalam???".
"Menghukum mu, kau tau, kau selalu membuat ku marah".
Gulf mengerling lucu "aku tidak pernah membuat Daddy marah, aku selalu melakukan apa yang Daddy inginkan".
Cupp
"Kau lupa tentang Lee Thanat".
Pipi Gulf bersemu merah saat Mew menyebut nama kakak tingkatnya itu.
"Itu aku. Aku kan hanya ingin menambahkan teman saja Daddy".
Wajah Mew memanas melihat rona merah diwajah Gulf saat lelaki manis itu mendengar nama Lee.
"Dua kecebong sawah saja sudah cukup untukmu Baby, tidak perlu menambahkan Lee sebagai temanmu juga".
"Lagi pun Lee tidak akan bisa mendekatimu lagi saat ia tahu aku sudah menandaimu sebagai mateku" gumam Mew sambil menyeringai.
"Tidak papah Daddy, nambah teman bukannya semakin baik??".
"Sekarang kau diam saja dulu na jangan kekampus, Daddy tau kau masih sakit".
"Itu semua karena Daddy!!!" Gulf merengut, tentu saja Gulf sangat kesal pada Mew, tapi balik lagi apa Gulf akan sanggup kesal-kesalan terlalu lama pada sang kakak??.
.
.
.
.
Mew bersiul pelan saat keluar dari mobilnya, bibir tipisnya tidak pernah lelah menampilkan senyuman yang mampu membuat semua orang terpekik melihatnya.Bugghh
Mew terhuyung ke belakang saat mendapatkan Bogeman dari Lee, ketua Putsal itu menatap marah pada Mew apalagi saat mencium aroma Pheromone Gulf yang menempel pada lelaki itu.
"Apa yang Lo lakuin sama Gulf hah??!!".
Mew tersenyum miring "menjadikan dia milik gue".
Raut wajah Lee berubah, matanya masih menatap Mew nyalang "apa yang Lo maksud dengan 'menjadikan dia milik lo'???".
"Menurut Lo apa???".
"Jangan bilang nyentuh dia? Kalo iya. Lo bener-bener sialan Mew!!!!".
Mew tertawa "tentu lebih dari itu".
"Badebah sialan!!! Lo lupa dia siapa hah??". Teriak Lee.
Teriakan Lee mampu menarik perhatian mahasiswa lainnya membuat Mew berdecak pelan, malas sekali ia menjadi bahan gosipan anak-anak kampus apalagi masalahnya bersangkutan dengan seorang Lee Thanat. Tidak ada keuntungannya sama sekali.
"Dia udah jadi milik gue Lee dan Lo gk akan ada harapan lagi buat dapetin Gulf" Mew menepuk pelan pundak Lee lalu langsung pergi dari hadapan Lee.
"Lo pikir dengan cara menandai Gulf Lo bisa milikin dia Mew, nikmati saja waktu lo dengannya saat ini karena badai itu akan terjadi sebentar lagi".
Gulf menjetikan jarinya, matanya terus saja mengikuti setiap baris kata yang tertera dihalaman web yang ia buka.
"Bukan. Bukan seperti ini". Gulf terus saja menggelengkan kepalanya saat apa yang ia cari tidak ia dapatkan.
Tadi. Saat ia mencuci wajahnya ia menemukan tanda yang menurutnya sangat aneh berada ditengkuk lehernya. Tanda itu seperti gigitan. Yang Gulf takutkan itu adalah gigitan vampir. Kalo iya bagaimana??. Ia belum siap meninggalkan ramen dan juga lolipop kesukaannya. Dan ia mana bisa hanya meminum darah?.
Dipikir lagi tentang darah Gulf seperti ingat sesuatu, pikirannya berputar saat malam tadi, kalau gk salah kakaknya memasukan darah kedalam mulutnya, wlee. Tidak. Tidak. Kakaknya bukan vampir!!.
Gulf menggeleng kuat, membuat Mew yang melihat kelakukan sang adik tercinta jadi mengerling heran.
Saat ia membuka pintu apartemen, ia mendapati sang adik tengah duduk bersila diatas sofa sambil membuka tablet miliknya.
Yang membuat Mew heran lagi ia melihat situs yang Gulf buka menampilkan penjelasan tentang gigitan vampir, ingin tertawa jadi Mew tahan saat melihat ekspresi Gulf yang tengah berpikir keras. Uh imutnya adiknya ini.
"Akkhhhhh". Gulf terkejut bukan main saat wajah sang kakak begitu dekat dengan wajahnya, hanya tinggal beberapa centi saja bibir tipis Mew akan menyentuh bibir ranum milik Gulf.
"Daddy kapan pulang??".
Mew menyeringai, matanya menggelap, Mew tadi tidak sadar kalau Gulf hanya menggunakan celana dalam dan juga kaos putih miliknya yang sangat kebesaran ditubuh Gulf. Entah apa yang ada dipikiran Gulf memakai kaos milik Mew padahal tadi sebelum Mew pergi Mew memakaikan Gulf piama abu-abu dengan gambar domba.
"Mengapa kamu tidak memakai celana??".
"Kenapa Dad?? Lubangku rasanya perih saat bergesekan dengan celana. Aku tidak mau memakainya". Wajah Gulf sangat lucu. Gulf masih saja belum sadar kalau ia sudah tidak perawan lagi karena Kakaknya yang sangat ia percaya ini.
"Yasudah tidak usah dipakai, Daddy lebih suka kamu seperti ini".
Mew menarik tangan Gulf hingga Gulf duduk di pangkuannya.
"Kau tau, Daddy tidak akan bisa hidup tanpamu, jika ada yang mencoba merebut mu dari Daddy, Daddy tidak akan segan-segan membuatnya hilang dari dunia ini".
"Maksud Daddy??".
Cupp.
"Kamu tidak perlu tahu, yang harus kamu tahu adalah Daddy hanya cinta padamu".
Helloooooo I'm back.....
Pa kabar semuanya??. Semoga baik²aja wkwkwkwk.
Tunggu chapter selanjutnya, karena susuai janji aku akan double update yee kan😂😂
Entah sore atau malem yang penting tetap hari ini.See you......
💙💙💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession Brother
General Fictionapa yang kalian pikirkan jika kakak kalian memperlakukan kalian lebih dari seorang Kakak kepada adiknya? Gulf Kanawut Jongcheveevat, putra bungsu keluarga Jongcheveevat. mempunyai seorang kakak bernama Mew suppasit Jongcheveevat. awalnya semua sepe...