Mild dan Gun terpesona saat sampai Di Madrid. Boat yang melihat mata berbinar dari sang kekasih menatap jengah. Ia lebih memilih mengalihkan pandangannya pada Bright dan Singto kedua cowo itu so-soan bersikap cool, membuat Boat mendengus kesal. Matanya beralih pada Lee, lelaki itu terlihat sangat murung apalagi saat mengetahui kalau Gulf sudah menikah dengan Mew, bukan berarti ia sudah ikhlas tentu saja belum.
Bram dan Anesa memimpin perjalanan, mereka kembali menaiki pesawat menuju Malaga, Andalusia. baru setelah itu mereka sampai di Nerja. Seluruh akses untuk datang kesana tentu sudah mereka dapatkan terlebih lagi tuan Joong sudah turun tangan. Mereka dapat menemukan tempat tinggal Mew dan Gulf.
Gulf sedang duduk anteng diatas pangkuan Mew, mulut kecilnya terus saja memasukan banyak kue kering dengan rasa manis yang berlebihan, jangan tanya dapat dari mana karena bocah nakal itu mencari resepnya dan membuatnya sendiri, karena suka manis Gulf malah menambahkan banyak gula.
"Cukup Baby nanti gigi mu sakit". Mew mengambil toples yang ada dipangkuan Gulf lalu meletakkannya di atas meja.
"Daddy aku masih ingin".
"Ingin apa heuummm". Wajah Mew berubah konyol membuat Gulf kesal.
"Kamu ingin aku mengisi lubangmu??".
Bughhhhh
"Aauuu". Gulf memukul pundak Mew dengan keras, ia sangat kesal. sungguh. Mengapa di otak Mew hanya ada itu saja si??.
"Apa yang kakak katakan??".
"Sudah ku bilang berhenti memanggil ku kakak! Atau kamu mau Daddy hukum heuumm??". Mew merengkuh tubuh Gulf dalam pelukannya.
"Tidak!!!!!!!".
"Nah kalau gitu kau harus memanggilku Daddy, oh ya aku juga ingin seseorang tumbuh didalam perutmu ini". Mew mengusap pelan perut ramping Gulf "aku ingin membuatnya".
Gulf menatap Mew bingung "membuat apa???".
"Anak". Mata Gulf melebar, kepalanya menggeleng cepat "Tida--- Kyaa daddy!!!!!!". Mew membopong tubuh Gulf masuk kedalam kamar. Dan setelahnya hanya suara desahan Gulf dan Mew yang mengalun indah.
.
.
.
.
Tiiggg tonggg..Tingg tong...
Ting.. tong..
Mew mengerjapkan matanya saat suara bel Rumah terus saja menggema, tangannya masih bertengger di perut ramping sang istri yang masih tertidur lelap. Gulf hanya dipakaikan piama sepaha dengan boxer oleh Mew.
Mew turun dari kasur dengan kaos polos dan celana selutut, menuruni anak tangga lalu membuka pintu utama.
"Akhirnya kami menemukanmu".
.
.
.
.
"Mommy hikss... Daddy.. hiksss. Jangan pergi lagi". Gulf nangis sesenggukan diatas pangkuan Bram, Bram memeluk tubuh Gulf erat, ia sangat merindukan putra bungsunya. Gun, Mild, Boat, Singto, Bright, dan Lee hanya diam enggan ikut campur urusan keluarga mereka, mereka memilih pergi ke ruang makan membiarkan mereka menyelesaikan urusan keluarganya.Anesa menatap Mew kecewa yang ditatap malah memandangi Gulf.
"Tidak ingin menjelaskan apapun??". Anesa menekan emosinya, ia tidak boleh berkata sembarang pada Mew, karena itu akan menyulut emosi si sulung. Bram memilih diam, ia akan membiarkan Anesa menangani Mew karena Anesa lebih dekat dengan Mew.
Sebelum mereka sampai di Nerja mereka membuat kesepakatan untuk mencoba berbicara baik-baik agar masalah ini cepat selesai. Bram dan Anesa memilih menekan kemarahan mereka agar mereka menemukan jalan keluarnya.
"Apa yang harus aku jelaskan???". Mew mengangkat sebelah alisnya bingung.
Anesa menghela nafas pelan "apa yang kamu lakukan Mew?? Kamu menikahi Gulf yang notabennya adalah adikmu sendiri?. Gulf Adik kandung kamu, kamu yang melihatnya saat ia baru keluar dari perut mommy".
Gulf mengeratkan pelukannya di leher sang Daddy menyembunyikan wajahnya dengan air mata yang terus keluar "Daddyy". Lirih Gulf.
Bram mengusap punggung Gulf lembut sangat mengerti apa yang dirasakan si bungsu "semuanya akan baik-baik saja Dek".
"Aku mencintainya Mom!! Sangat mencintainya! Apakah aku salah untuk jatuh cinta??!!". Mew menaikan nada suaranya sedikit.
"Tapi cinta kamu salah sayang". Anesa duduk disamping Mew mengusap pelan rambut kecoklatan Mew.
"Kamu lupa siapa Gulf? Dia adik kamu, harus berapa kali mommy beritahu hal yang memang sudah kamu ketahui sejak dahulu. Dia adikmu apakah kamu buta akan hal itu??". Mata Anesa beralih pada jemari Mew yang terpasang cincin yang terlihat indah, air matanya jatuh seketika.
"Mew kamu udah melakukan kesalahan yang sangat besar, kamu matting dengan adik kamu, kamu akan membuat adik kamu menderita karena ia tidak bisa bersatu dengan matenya".
Tawa Mew menggema seisi rumah, tawa yang mampu membuat orang bergidik ngeri "Gulf akan menderita kalau ia jauh dari ku Mom bukan karena ia tidak bisa bersatu dengan matenya".
"Apa maksud mu??". Bram angkat bicara, ia sudah jengah dengan Mew.
"Karena aku sudah menyatukan darahku dengan Gulf".
"APA!!!!!!!". Bram dan Anesa teriak dengan kencang, Bram langsung berdiri dari duduknya dengan Gulf yang langsung berada di dalam gendongannya.
"Daddy kecewa padamu Mew!! Kamu sudah menghancurkan semuanya, kamu benar-benar tidak tahu diri!!".
"Aku melakukan apa yang seharusnya aku lakukan Dad!".
"Cihh. Melakukan apa yang seharusnya kamu lakukan??. Seharusnya kamu tidak matting dengan Gulf karena yang kamu lakukan itu yang seharusnya tidak kamu lakukan Mew Suppasit!!!". Anesa berjalan kearah Bram, mengusap punggung sang suami.
"Daddy. Adek takut". Gulf semakin melesekkan wajahnya pada curuk leher Bram, Bram semakin mengeratkan pelukannya.
"Aku tidak peduli!!!! Daddy kembalikan Gulf padaku!!".
"TIDAK!!!!". Mew berjalan menghampiri Bram mencoba merebut Gulf.
"Dad aku bilang lepaskan Gulf!!!!" Teriakan Mew membuat yang lain langsung menghampiri mereka. Lee dan Boat mencoba menahan Mew sedangkan Bright dan Singto mencoba melindungi Bram dan Gulf.
"Mew cukup!! Lo jangan kaya gini!!!" Bright mencoba berbicara pada Mew.
"Lo diem Bri. Lo gk tau apapun!!!!".
"Sayang lepaskan Gulf na". Anesa maju, merengkuh Mew dalam pelukannya berharap Mew menahan emosinya.
"Aku tidak akan membiarkan kalian membawa Gulf, karena jika itu terjadi Gulf yang akan menderita".
"Tapi Gulf akan lebih menderita jika ia bersamamu sayang". Anesa mencoba berbicara.
"Menderita??" Mew berdecih "Mom dan Dad tidak mengerti itu!!!".
"Mew cukup Lo keterlaluan!!!!" Singto berteriak, meraih tubuh Mew untuk menyadarkan sahabatnya itu.
"Diam Sing!!! Lo tau yang gue lakuin buat kebaikan Gulf!!".
"Iya gue tau!! Maka dari itu Lo jangan kaya gini, biarkan Gulf bahagia dengan matenya!!!".
"UDAH BERAPA KALI GUE BILANG GULF AKAN MENDERITA TANPA GUE!!!!!" Mew berteriak kesetanan, ia mengeluarkan pheromone nya membuat Gulf merintih, karena Mew mengeluarkannya hanya untuk Gulf.
"Aaahhhh Daddy!!!". Gulf berteriak kesakitan membuat Bram dan Anesa panik.
"Mew cukup apa yang kamu lakukan!!!!". Anesa memeluk tubuh Gulf yang semakin melemah.
"Aku tidak akan membiarkan kalian membawa Gulf pergi, aku akan membuat Gulf kesakitan setiap ia jauh dariku!!". Mew semakin menekan Pheromonenya.
"Aaakkkkhhhhhhh!!!!!!". Gulf jatuh pingsan membuat semua orang panik.
"Ahahaha. GULF HANYA MILIKKU, CAMKAN ITU!!!!!"
Kan aku sudah pernah bilang kalau aku gk bisa bikin konflik😭.
Gimana buat chapter ini?? Komen coba 👇🏻👇🏻
Sad or Happy Ending?????
(Nanya doank buat bahan pertimbangan 😂) .Sampai jumpa di chapter selanjutnya.
See youu💙💙💙💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession Brother
General Fictionapa yang kalian pikirkan jika kakak kalian memperlakukan kalian lebih dari seorang Kakak kepada adiknya? Gulf Kanawut Jongcheveevat, putra bungsu keluarga Jongcheveevat. mempunyai seorang kakak bernama Mew suppasit Jongcheveevat. awalnya semua sepe...