Sebulan telah berlalu semenjak kematian Traippipatanapong, semua berjalan seperti semula, hubungan Bright dan Win semakin jelas arah tujuannya, Mild dan Boat semakin langgeng dan Bucin akut, lain halnya dengan Singto. Singto masih menunggu, menunggu sang pujaan hati yang entah kapan akan kembali, doakan jodoh Singto secepatnya pulang agar tidak hanya dia yang jomblo disini, oh, jangan lupakan Gun kita, Gun tengah sebal dan sering marah-marah karena ada murid baru yang sering mengganggunya saat dikantin.
Mengintip dua pasang suami suami ini, Gulf, semenjak ia tahu kebenaran itu, ia mengalami depresi ringan, dua Minggu mereka harus bolak-balik psikiater, tapi untungnya perlahan-lahan depresi Gulf sembuh.
Saat dinyatakan Gulf hamil, mereka baru memeriksakan kehamilan Gulf di Minggu ketiga setelah kejadian itu, dokter Yela mengatakan kalau kandungan Gulf baik-baik aja, sehat, dan syukurnya anak yang dikandung Gulf saat ini jauh lebih kuat.
Mereka telah pindah dari Apartemen, membeli sebuah rumah dua tingkat dengan halaman yang bisa dibilang cukup luas. Kekayaan Traippipatanapong akan diturunkan pada anak Gulf, dan lihat masih baru jadi embrio saja ia sudah Sultan.
"Kakk." Gulf berucap lirih, matanya mulai terpejam, tetapi Mew masih terus menghentakan miliknya kedalam mulut panas Gulf.
Kehamilan yang masih terlalu muda membuat Gulf tidak bisa melayani suaminya dengan benar, terlalu rentan untuknya, karena itu Mew hanya menggunakan mulut Gulf.
"Tahan Baby sebentar lagi, dan jangan memanggilku kakak lagi, kamu lupa terus, heran." Mew masih bisa-bisanya berdecak kesal.
Ia masih terus memaju mundurkan tongkatnya, mencari kenikmatan yang sudah lumayan lama tidak ia rasakan.
Gulf manut saja, ia sesekali membantu suaminya itu agar cepat mendapatkan klimaksnya.
"Aakkhhh akhirnya." Mew mengadahkan kepalanya, lega rasanya, sedangkan Gulf mencoba menelan semua cairan milik Mew.
"Sudah Dad??."
"Sudah Baby."
"Aku mau tidur."
"Uuhh ia sini, Daddy gendong na." Gulf mengangguk setuju, Mew menarik Gulf dalam gendongannya, tadi mereka tengah dikamar mandi, karena Mew melakukannya sendiri Gulf menjadi kasihan karena itu ia mencoba membantu sebisanya.
Mew merebahkan tubuh mereka diatas kasur, mengelus perut Gulf yang masih rata, terhitung usia kandungan Gulf jalan 2 bulan, dan itu masih rentan, Mew harus menjaga guf dengan ekstra.
"Anak Daddy sehat-sehat ya di dalam sana, jangan sakit-sakit."
Cupp
Gulf menatap Mew dengan haru, ia senang dan bahagia, di balik semua penderitaan mereka kemarin, dari banyaknya ia kehilangan kini ada malaikat kecil yang Tuhan titipkan Pada mereka berdua.
"Terimakasih Daddy."
Mew mendongakan kepalanya, tersenyum tipis lalu mengusap rambut Gulf sayang.
"Untuk apa Baby?."
"Karena Daddy selalu ada dan menjaga ku, jangan pernah berniat meninggalkan aku ya." Mata Gulf berkaca-kaca, maklum sedang hamil, sangat sensitif.
"Tidak akan pernah, Daddy sangat mencintaimu." Gulf tersenyum senang, memeluk tubuh Mew lalu menenggelamkan wajahnya kedalam curuk leher Mew.
.
.
.
Usia kehamilan Gulf kini sudah 5 bulan, dan lihat apa saja yang sang bayi inginkan. Singto mendengus kesal saat lagi-lagi ia harus menuruti keinginan Gulf."Gulf cape gue elah, ya kali Lo nyuruh gue buat jalan jongkok ngelilingin kantor."
Mata Gulf berkaca-kaca "Kakak kalau nanti anak Gulf ileran gimana?? Nanti kalau anak Gulf jadi jelek gimana??."
"Apa urusannya Ama jelek anjirr, keturunan Lo berdua gue yakin bakal jadi bibit unggul, orang visualnya gk main-main."
"Gulf tamvan ya kan Kak Sing?."
"Cantik yang ada." Gulf menatap Singto kesal.
"Tapi aku Tamvan!!!."
"Ya ya terserah padamu saja."
"Ada apa ini baby??." Tanya Mew. Mew berjalan menghampiri Gulf, Gulf mengembungkan pipinya membuatnya berkali-kali lipat lebih manis dan menggemaskan.apalagi dengan perut buncitnya.
"Ada apa gerangan si kawan???." Tanya Mild. Mild menghampiri ketiga orang itu dengan Gun yang mengikutinya dibelakang.
"Dibawa santay aja." Saut Gun, membuat Singto terkekeh pelan.
"Pacarnya Off makin menjadi-jadi!!." Gun menatap Singto tajam, enak saja berbicara kalau Off adalah pacarnya.
"Gun pacaran sama Ka Off?." Tanya Gulf polos,membuat wajah Gun semakin kesal.
"Lo jangan dengerin dia Gulf, Ka Singto ko dipercaya, musyrik!!!."
"Yaudah karena Gunnya gk ngakuin Ka Off pacarnya, jadi Ka Off sma aku aja yaa." Mata Mew melotot mendengar ucapan polos Gulf, ada-ada aja anak satu ini.
"Enak aja kalau ngomong, Gulf itu milik Daddy!."
"Iya Gulf tau ko Dad, tapi kalo bisa dua kenapa harus satu??." Gun dan Mild tercengang mendengar ucapan polos Gulf sedangkan Singto sudah tertawa ngakak.
"Waahh wahh gue yakin nih Mew anak Lo otaknya gk waras kaya Bright, yakin banget gue." Singto semakin ngakak.
Plakkk.
Mew menabok pundak Singto membuat Singto meringis pelan "sekata-katanya aja ya Lo. Amit-amit cabang bayi." Mew jadi bergidik ngeri ngebayanginnya.
"Boleh juga tuh, kan Ka Bright ganteng."
Brughhh
Mew terduduk pasrah, memegangi kepalanya, rasanya Mew mau menyerah saja menghadapi sikap Gulf.
"Ya Tuhan semoga anaknya kelak tidak polos-polos bego kaya Mommynya."
Haaayyy, enjoyy kelanjutan storyy ini, gk jadi and wkwkwk, aku mau buat seneng-seneng dulu baru tamat, karena chapter-chapter kemarin bikin pusing kwwkwkkw.
See youu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession Brother
General Fictionapa yang kalian pikirkan jika kakak kalian memperlakukan kalian lebih dari seorang Kakak kepada adiknya? Gulf Kanawut Jongcheveevat, putra bungsu keluarga Jongcheveevat. mempunyai seorang kakak bernama Mew suppasit Jongcheveevat. awalnya semua sepe...