That Idol loves me? [KTH] COMPLETED √

CHAPTER 44

Tempat lain yang sering gadis itu kunjungi ketika sedang bosan di kamar apartemen Leera adalah taman di dekat sungai Han. Cuaca pada musim semi ini sangat cocok untuk berjalan-jalan di sekitar sungai Han. Dan alasan lainnya kenapa gadis itu datang kesana karena tempat ini adalah tempat umum jadi tidak mungkin Taehyung ada disini.

Angin sore akan menerpa wajah dan rambutnya. Memberikan sedikit ketenangan dan kembali membuat fresh pikiran. Gadis itu berjalan menyusuri jalan panjang di sungai Han kemudian ia duduk, dan tempat duduk itu mengarah ke sungai Han.

Tangan gadis itu kemudian terangkat untuk menurunkan maskernya sampai ke dagu. Iya, masker itu sudah seperti barang wajib baginya sejak saat itu. Kemudian gadis tersebut memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaketnya.

Gadis itu lalu menutup matanya, merasakan angin yang mulai menyapa tubuhnya. Mungkin orang yang melihatnya akan mengira kalau gadis itu sedang tidur, tapi nyatanya ia sedang menikmati isi kepalanya yang sedang berkecamuk. Entah memikirkan apa, yang jelas ia memikirkan masa lalunya yang tiba-tiba terlintas. Memikirkan apa ia akan terus seperti ini. Memikirkan apakah ia akan mendengarkan kata-kata Leera barusan. Dan memikirkan apakah ia akan menemui lelaki itu.

Tepat saat Hyunah memikirkan banyak hal, ia merasakan kursi yang ia duduki sedikit bergerak. Menandakan seseorang tengah duduk di sampingnya. Tapi gadis itu tidak berniat untuk membuka matanya. Masa bodoh meskipun orang yang duduk di sebelahnya itu adalah pembunuh sekalipun. Mungkin ia akan berterima kasih jika pembunuh itu menjadikan ia korbannya.

"Eonni." suara itu berasal dari samping Hyunah, suara yang sangat gadis itu kenal.

Hyunah memutuskan untuk membuka matanya lalu menoleh dan mendapati seseorang yang sangat tidak ingin ia lihat duduk di sampingnya.

Hyunah menghela nafas kasar, "Kau mengikutiku?" tanya Hyunah dengan nada yang dibuat setenang mungkin.

"Aniyo eonni, aku tidak sengaja melihatmu." jawab Yerin.

Hyunah kembali menatap lurus ke depan, "Tidak bisakah kau pura-pura saja tidak melihatku?" nada bicara gadis itu begitu dingin dan menusuk.