Yang terlihat baik-baik saja bukan berarti tidak ada apa-apa, semua itu hanya cover manipulasi belaka.
~☆Bintang Putra Pradana☆~
****
Jam istirahat telah berbunyi, waktu yang tepat untuk melepas penatnya otak dengan makanan di kantin, mojok sama doi (kata Bintang, tapi jangan di tiru anak setan mah suka ngajak sesat), membaca buku di perpustakaan, bermain di lapangan, bersenda gurau layaknya anak remaja umumnya. Sama seperti tiga gadis yang tengah memasuki kantin. Mereka menatap seluruh penjuru kantin yang sudah di penuhi lautan umat manusia yang tengah kelaparan.
"Gracia kita duduk dimana dong semua meja udah penuh." Keluh Sherly tak tau diri, pasalnya yang membuat mereka tak kebagian meja karena dia kebelet pipis dengan lebay bin alay mengajak kedua sahabatnya untuk mengantarnya ke toilet kelas 10 karena toilet kelas 11 tengah di renovasi. Dan sekarang dengan seenak jidatnya dia yang mengeluh.
"Ini juga gara-gara lo coba tadi lo nggak narik gue atau Liza ke toilet pasti kita masih kebagian meja."
"Udah-udah nggak usah debat mending kita gabung aja sama Bintang dkk tuh masih ada kursi kosong."
"Itu mah mau lo aja biar bisa sama si Kevin, tapi boleh juga tuh ketimbang kita nunggu disini kayak cctv kantin." Yang awalnya menangguk Bulan lantas meelotot mendengar akhir kalimat Sherly. Liza dan Kevin memang berpacaran bahkan sudah 1 tahun mereka menjalani hubungan mereka.
"Enggak, nggak mau gue semeja sama kutil badak." Tegas Bulan.
"Ayo lah Gracia gue udah laper banget ini, lo nggak kasian sama cacing-cacing di perut gue udah minta jatah." Melas Sherly sambil mengusap-usap perutnya. Bulan mendengus dengan terpaksa dia mengangguk mana tega dia membiarkan Sherly kelaparan mengingatkan anak itu belum sarapan sedari pagi jadi kali ini Bulan mengalah dan menurunkan egonya demi sahabatnya, ingat demi sahabat bukan yang lain. Dengan cepat Sherly menarik tangan Gracia dan Liza menuju meja Bintang dkk.
Di lain sisi tepatnya di pojok kantin meja Bintang dkk tengah heboh dengan acara konser dadakan yang diselenggarakan oleh Bintang, Tito, dan Dafin kenapa Kevin tidak disebutkan karena di sini dia kubu paling waras diantara semua nya, namun bukan Bintang namanya jika tak berhasil memaksa Kevin agar turut andil dalam konser megah yang ia adakan.
Dafin tengah memangku gitar kebanggaannya sebagai gitaris, Tito menjadikan dua supit mie sebagai stik drum, Bintang sebagai vokalis sedangkan Kevin bagian administrasi alias pegang kaleng kosong untuk menadah uang hasil konser dadakan ini.
"Oke semua siap digoyang." Suara Bintang menggema disetiap penjuru kantin. "Musik..."
"pernahkah kau merasa hatimu hampa... pernahkah kau merasa otak mu kosong."
"Otak lo emang kosong nggak nyadar lo." Seketika Bintang menghentikan aksi konsernya yang baru saja dimulai kala tiga gadis menghampiri meja khususon mereka.
"Eh Bulan caparnya Bintang. Ada apakah gerangan menghampiri ku, rindu kah?" Bulan mendengus mendengar kepedean Bintang.
"Gak usah pede lo kurang kerjaan banget kangen sama lo."
"Kevin kita gabung dimeja kalian ya soalnya meja lain udah penuh." Ijin Liza pada Kevin pacarnya
"Gabung aja Liz nggak usah ijin dulu kamu pacar aku nggak akan ada yang ngelarang kali."
"Mulai dah bucinnya ingat sekeliling kalian tuh zomblo berkarat." Sinis Sherly
"Yeh mak lampir iri bae ketauan banget jonesnya." Ejek Dafin pada Sherly sang musuh bebuyutannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOON & STARS LOVE STORY (Proses Terbit)
Teen FictionSetiap peristiwa pasti meninggalkan sebuah cerita yang tersimpan dalam kenangan. Kehadiranmu telah menciptakan ruang ilusi dalam hidup. Cinta bukan hanya pasal saling menyayangi dan memiliki. Apa yang terjadi antara aku dan kamu yang menjadi menen...