Mungkin tidak untuk hari ini. Tapi bukan berarti tidak untuk hari esok lusa dan seterusnya. Semua itu sudah terencana indah oleh sang semesta.
~Gracia Bulan Aviona~
****
Sudah seminggu ini Bintang tak menampakkan wujudnya, dia tiba tiba menghilang tanpa tercium bau bau keteknya, eh lupain. Bahkan ketiga sahabatnya pun tak mengetahui dimana keberadaannya saat ini. Setelah pulang menonton pertandingan karate Bulan dia tak bisa lagi dihubungi.
Flashback on
Saat ini Bintang dan kawan kawan beserta Sherly dan Liza sedang memberi support pada temannya yaitu Bulan. Hari Bulan akan tanding di final, riuh tepuk tangan dan sorakan penonton menggema diseluruh gedung tempat pertandingan.
"Bulan.... semangat lo harus menang kalo lo kalah, lo harus joget joget tik tok ditengah lapangan sekolah." Teriak Sherly dengan heboh sambil bertepuk tangan membuat Dafin yang berada disebelahnya berdecih.
"Ck lo nggak usah teriak teriak kayak gitu bisa nggak sih, budek nih kuping gue mau tanggung jawab lo."
"Bacot lo."
Sedangkan disamping kanan ada Bintang yang tengah berteriak teriak dengan toa yang dia adopsi dari masjid depan, sampai hampir bonyok dikeroyok oleh masa.
"Ayo bebeb Bulan lo harus menang disini bang Bintang selalu mendukung mu." Heboh Bintang sampai dikira pasien rumah sakit jiwa yang kabur.
"Fin, To ayo nyanyi cepetan biar ayang Bulan semangat." "Satu..dua..tiga"
"Ku yakin bulan kan menang, hari ini baku hantam semua doa ku panjatkan semoga kau di s'lamatkan.. yo yo ayo yo ayo yo. Kalo menang koar koar kalo kalah baku hantam." Heboh ketiga sambil lompat lompat persis orang sableng kesambet. Sedangkan Kevin, liza dan Sherly sudah tutup muka menahan malu dengan tingkah tiga orang disampingnya ini.
Pertandingan sudah berakhir satu jam yang lalu sekarang mereka sedang menunggu bulan yang tengah berbincang dengan tim karatenya. Ah, lebih tepatnya dengan Dito dan Vino yang lebih dominan bercakap dengan Dito. Semua itu tak luput dari pandangan Bintang yang tengah menyendiri sehabis mengangkat telpon dari sang ayah.
"Lo yakin masih mau lanjut? Sementara kehadiran lo aja nggak pernah disadari." Bintang menoleh kesamping dimana Dafin berada, yang juga tengah menatap dua manusia yang sedang asik bercakap.
"Gue nggak akan mundur bahkan selagi gue udah sekarat gue akan tetep berjuang, gue nggak akan ingkari janji gue dan lo tau itu." Dafin menghela nafas, sudah beribu kali dia bertanya tentang ini dan jawabannya masih sama.
"Tapi lo tau sendiri keadaan lo saat ini gimana apa lagi permintaan bunda sama ayah, lo yakin? Bahkan Bulan malah makin nempel sama sabun Detol."
"Gue harus gercep Fin sebelum gue benar benar pergi dari hidupnya gue harus buat dia kembali seperti dulu, buat dia bahagia, dan memberi tahu yang nggak dia tau tentang gue selama ini."
"Lo bener, kalo lo berhasil lo akan buat dia kembali ke Bulan yang dulu, tapi di satu sisi lo juga akan buat sakit dan kecewa dalam hidup Bulan bahkan rasa penyesalan dan lo tau itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
MOON & STARS LOVE STORY (Proses Terbit)
Teen FictionSetiap peristiwa pasti meninggalkan sebuah cerita yang tersimpan dalam kenangan. Kehadiranmu telah menciptakan ruang ilusi dalam hidup. Cinta bukan hanya pasal saling menyayangi dan memiliki. Apa yang terjadi antara aku dan kamu yang menjadi menen...