"Mungkin dengan kepergian akan menyadarkan mu arti dari sebuah perjuangan."
~☆Bintang Putra Pradana☆~
*****
Pagi ini bu Iin harus dipusingkan oleh murid laki lakinya yang teramat bengal.
"BINTANGGG JANGAN LARI KAMU." Suara melengking dari guru keturunan jawa itu."Apa sih bu nggak usah teriak teriak saya tahu ibu nge-fans sama saya tapi yang wajar aja dong bu."
"Nggak usah narsis siapa juga yang mau nge-fans sama modelan kayak kamu." Ujar bu Iin sambil ngos ngosan.
"Ibu jangan menghina saya tuh buktinya banyak yang curi pandang sama saya." Ujarnya sambil menunjukkan beberapa siswi disekitar.
"Halah mereka aja yang belum bisa bedain badut karnaval sama maskotnya." Sedangkan Bintang hanya mencibir
"Kamu ini ya bener bener mau bikin saya darah tinggi."
"Bagus dong bu saya denger ibu kan punya penyakit darah renda."
"BINTANGGG...."
"Astagfirullah jangan teriak teriak bu inget umur, udah deh ibu mau apa manggil manggil saya mau minta tanda tangan?"
"Tanda tangan untumu(gigi mu), ngapain kamu masih berkeliaran disini kamu telat lagi kan?" Tuding bu Iin.
"Ibu mah su'udzon mulu sama saya."
"Terus kamu ngapain berkeliaran disini bukannya masuk kelas."
"Terus ibu sendiri ngapain disini? Gini ya bu kata Dilan 'guru itu di gugu lan di tiru' nah kalo saya berkeliaran disini ya jangan salahin saya lah ibu sendiri aja masih berkeliaran disini." Ucap Bintang dengan santai tak melihat wajah bu Iin yang sudah merah padam karena marah.
"Awwhh, bu jangan main tarik telinga saya dong sakit nih."
"Kamu ikut saya ke ruang BK."
Tok Tok Tok
"Permisi pak ini saya mau ngantar Bintang tadi dia telat lagi."
"Iya bu terima kasih." Ucap pak Bambang. "Masuk kamu Bintang."
"Ehh, neng Bulan juga ada disini jodoh bener ini mah." Sedangkan sang empu hanya melirik Bintang sekilas.
"Kalian berdua ini nggak tobat tobat, kalian sudah mau naik kelas XII mau sampai kapan kalian kayak gini terus." Ujar pak Bambang frustasi.
"Kalo kita udah bosan pasti tobat kok pak." Ucap Bintang dengan santuy.
"Sudahlah kali ini saya beri keringanan kalian lari 20 putaran dilapangan."
"Serius nih pak, pak saya tuh sekolah di jurusan IPS dan Bulan eh Gracia dia di jurusan IPA kita nggak ada kelas militer pak yakali 20 putaran."
"Bintanggg" geram pak Bambang "sudah cepat laksanakan hukuman kalian atau mau bapak tambah."
"Harus banget pak"
"Iya lah Gracia."
"Wajib apa sunah." Tanya Bulan lagi
"Wajib." Tegas pak Bambang
"Haram aja lah pak."
"GRACIAA BINTANGG CEPAT LAKSANAKAN HUKUMAN KALIAN."
"Iya iya pak sewot amat." Cibir Bintang, pak Bambang hanya mampu menggelengkan kepala.
Saat ini Bulan dan Bintang tengah duduk dikantin setelah melaksanakan hukuman dari pak Bambang, keadaan kantin yang masih sepi karena KBM masih berlangsung membuat suasana kantin semakin sepi karena dua murid itu hanya saling diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOON & STARS LOVE STORY (Proses Terbit)
Fiksi RemajaSetiap peristiwa pasti meninggalkan sebuah cerita yang tersimpan dalam kenangan. Kehadiranmu telah menciptakan ruang ilusi dalam hidup. Cinta bukan hanya pasal saling menyayangi dan memiliki. Apa yang terjadi antara aku dan kamu yang menjadi menen...