ENAM

39 14 113
                                    

"Kerinduan itu hal lumrah bagi seseorang, merasa kehilangan pun hal wajar yang dialami setiap insan. Pada dasarnya setiap yang datang akan pergi termasuk orang yang kita cintai, tak luput mereka juga akan pergi karena itu sudah menjadi hukum alam semesta ini."

~☆Bintang Putra Pradana☆~

*****

Disini lah Bulan dan Bintang sekarang, dirumah besar dan mewah namun sunyi milik Bulan. Bintang duduk diruang tamu sambil memandang beberapa foto yang terpajang, pandangannya terpaku pada sebuah foto keluarga Bulan ada ayah, bunda, Bulan dan seorang lelaki seumurannya.


"Ngapain bengong." Bintang tersadar dari lamunannya, Bulan sudah berapa disampingnya dengan kotak P3K ditangannya.

"Rumah lo sepi banget."

"Emang kayak gini bibi lagi pulkam minggu depan baru balik kalo ayah lagi ngantor." Bintang hanya mengangguk tak ingin bertanya terlalu dalam lagi.

"Sini tangan lo biar gue obatin, lukanya gak dalem gak perlu dijahit." Ujar Bulan sambil mengobati luka ditangan Bintang.

Suasana hening tak ada yang berucap, Bulan sibuk dengan luka ditangan dan wajah Bintang, sedangkan Bintang terlalu fokus menatap wajah Bulan dengan lekat.

"Lan...." Bulan hanya mendongak menatap Bintangmenunggu ucapan cowok didepannya.

"Kalo tadi lo kenapa kenapa gue akan jadi orang paking hancur dan gak becus jagain lo." Bulan mendengus tak menganggap perkataan Bintang dengan serius.

"Gue bukan anak kecil yang mesti lo jaga, gue bisa jaga diri gue sendiri." Sementara Bintang hanya tersenyum tipis menanggapinya.

*****

Hari ini kantin SMA Antariksa begitu penuh oleh manusia manusia yang sedang kelaparan setelah disiksa oleh berbagai macam mata pelajaran. Seperti biasa Bintang dkk akan menempati singgasananya dibagian pojok kantin, kali ini ada Sherly dan Liza yang ikut bergabung.

Tak lama dari itu Bulan datang bersama dua curutnya siapa lagi kalo bukan Dito dan Vino ada juga beberapa anak buahnya. Awalnya Bulan hendak menuju meja tengah tapi terhenti kala suara melengking nan membahana milik seorang Sherly menghentikannya.

"GRACIAAA!!" Bulan dan yang lain sampi terperanjat mendengar suara Sherly yang tiada kira, Bulan menghampiri Sherly dan yang lain.

"Bacot lo bisa dijaga gak." Sergah bulan dengan nada datar plus mukanya yang datar, sedangkan sang empu hanya cengengesan.

"Gabung disini aja Grac." Tawar Dafin, belum sempat Bulan menjawab sudah didahului oleh Vino.

"Wah boleh tuh, udah lah Grac disini aja males gue nyari nyari meja lagi." Bulan hanya berdehem dan duduk diantara Sherly dan Dito.

Bulan yang sedang asik dengan ponselnya merasa ada yang memperhatikan, setelah mengangkat kepala benar saja si kutil badak lagi senyum senyum tak jelas kepadanya.

"Apa lo senyum senyum, mau gue gaplok pakek sepatu."

"Hehehe,, sans atuh Lan abis kalo liat lo mulut gue bawaannya senyum mulu." Sedangkan Bulan hanya memutar mata jengah, bukannya berhenti Bintang justru makin menjadi bahkan mengusir Sherly dan duduk disamping Bulan dan masih setia dengan senyuman tengilnya.

"Lo apaan sih, gak usah senyum tengil gitu bisa gak enek gue liatnya." Bintang hanya menggeleng dengan tampang bodohnya.

Tak berapa lama pesanan mereka datang. Saat yang lain mulai makan Bulan bangkit dari duduknya, langsung mengundang perhatian dari teman temannya.

MOON & STARS LOVE STORY (Proses Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang