SEMBILAN

29 12 5
                                    

"Rasa itu akan hadir seiring berjalannya waktu, aku hanya perlu menunggu sampai waktu itu tiba dan kau berucap, Aku juga menyayangi mu"

~☆Bintang Putra Pradana☆~

*****


Hari ini SMA Antariksa cukup ramai karena wali murid datang untuk mengambil rapot anak mereka ulangan kenaikan kelas telah usai dan sekarang saatnya para murid melihat hasil kerja keras mereka dan menyambut limburan. "Coy, emak gue ngomong katanya gue naik kelas XII." Pekik Tito.

"Halah, lo baru naik kelas XII aja heboh banget noh liat Bang Iwan yang udah lulus santai aja."

"Iri bilang babu."

"Sesama monyet nggak boleh bertengkar." Lerai Sherly dengan kurang baik.

"Lan, Tang lo berdua gimana nilai rapotnya." Tanya Kevin menghiraukan dua monyet yang sedang adu jotos.

"Masih di tahan kepsek sekarang Bunda, Ayah sama bokap Bulan masih di dalem sana." Ucap Bintang sedangkan Bulan hanya diam.

"Buset lo berdua couple nya nggak kira-kira segala raport di tahan aja samaan." Ujar Vino.

"Lo jangan ngomong gitu Vin, nggak liat orang di sebelah lo udah siap bunuh lo." Sindir Dafin pada Dito, sedangkan sang tersangka malah cengengesan sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya.

Tak lama ketiga orang paruh baya keluar dari ruangkepala sekolah yang langsung disambut oleh anak mereka. "Gimana Bun raport Bintang?"

"Gimini Bin ripirt Binting, halah sok banget mikir raport mau di kasih apa nggak juga kamu nggak bakal pikirin." Ujar Seno sedangkan si empu hanya cengengesan.

"Udah dikasih kok, ini udah Bunda bawa." Dalam hati Bintang bersorak ria sang Bunda tidak menceramahinya. Atau mingkin belum.

"Terus katanya Pak Broto apa?"

"Dia bilang nilai kamu nggak terlalu buruk malah termasuk bagus tapi ya gitu kelakuan kamu yang melebihi monyet liar bikin mereka kualahan. kamu ini ya Bunda sekolahin biar pinter punya sopan santun ini apa malah bikin ulah nggak jelas mana bikin tekanan darah guru kamu naik mulu lagi." Bintang merutu kegembiraan yang tadi sempat hinggap, disamping Bintang para sahabatnya sudah terkikik mereka yakin sehabis ini Bintang akan mendapat khutbah dari sang Bunda.

"Gak usah ketawa lo seneng banget lihat temen susah, gue tendang lo semua baru tahu rasa." Dafin yang mendengar itu lantas mepet kearah Ambar seraya menggandeng tangan sang tante. "Bunda lihat tuh masa Aa' Bintang jahat banget sama dedek Dafin."

"Iya Bun, Bintang jahat banget Tito heran deh kok bisa Bunda yang cantik, baik hati dan tidak sombong ini bisa punya anak modelan kayak Bintang." Bagaimana keadaan Bintang sekarang jelas sudah naik pitam. "Heh, ngomong apa lo tadi, lo nggak lihat muka gue yang tamvan tiada tara muka mirip Ji Chang Wook dan akhlak mulia seperti gue masih lo bully juga."

"Pah, pulang yuk." Ucapan Bulan mengalihkan perhatian semua yang sedang menikmati perdebatan antara Bintang dan Tito.

"Loh, emang kamu nggak bareng teman-teman kamu?"

"Enggak, Sherly tadi udah di jemput kalau Liza balik sama pacarnya, si Dito sama Vino mampir dulu ke warjok, Bulan mau langsung pulang aja udah capek."

"Yaudah ayok, Seno Ambar saya pulang dulu ya." Belum sempat melangkah Bulan dan ayahnya sudah dihentikan oleh Bintang. "Eh, Bulan pulang bareng saya aja Om kebetulan saya ada urusan dengan Bulan." Ujar Bintang seramah mungkin dengan muka sok cute.

MOON & STARS LOVE STORY (Proses Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang