Bercerita

603 114 25
                                        

*warning part lebih panjang dan aku sarankan sambil dengerin lagu NCT -My Everything*

Selamat membaca..






Malam ini Langit masih setia menemani Senja di rumah nya. Entah kenapa Langit merasa sangat tidak ingin meninggalkan gadis nya ini sendirian, Langit merasa kalau Senja sedang tidak baik-baik saja.

"Makan nasi goreng depan, yuk." Ajak Langit pada Senja yang sejak tadi masih betah memeluk lengan kanan nya.

Senja hanya mengangguk kemudian segera bergegas memasuki kamar nya.

Tidak butuh waktu lama, Senja keluar dari kamar nya dengan hoodie berwarna pink dan celana training hitam rambutnya dibiarkan ia cepol dengan asal asalan tetapi masih saja sangat menarik di mata Langit.

Ketika tangan Langit hendak mengeluarkan kunci mobil yang sejak tadi berada di saku celana nya, dengan cepat Senja menahan tangan nya.

"Gak usah naik mobil, jalan kaki aja."

Langit lagi-lagi menurut kemudian berjalan bersisian dengan Senja dan tangan keduanya yang sama-sama tertaut dengan erat.

Senja tiba-tiba menghembuskan napas nya dengan berat dan entah sudah keberapa kali nya Langit mendengar gadis itu melakukan hal seperti ini, karena tidak tahan dengan kondisi gadisnya itu Langit kemudian menarik Senja untuk menepi ke sebuah taman kecil.

"Kok kesini?" Protes Senja ketika menyadari Langit menarik nya ke arah berlawanan.

"You okay?" Tanya Langit dengan sangat hati-hati.

"Tau gak hari ini aku ngerasa bodoh banget karena aku gak tau Senja-ku ini kenapa, apa yang bikin kamu murung? Aku mau tau apa yang bikin kamu sedih?"

Langit menanyakan hal itu dengan suara yang sangat lembut dan tangan nya yang sibuk merapikan rambut depan Senja yang sedikit berantakan karena tertiup angin malam.

Senja tidak mengerti kenapa Langit sangat begitu peka terhadap apa yang terjadi pada dirinya. Di hadapan Langit Senja kembali menumpahkan semuanya, pertahanan nya kembali runtuh.

"Aku bukan anak Ayah sama Ibu."

Kalimat awal tersebut cukup mengagetkan Langit, ia ingin menganggap jika ini hanya sebuah lelucon tetapi keadaan Senja yang di hadapan nya sedang menangis dengan bahu yang bergetar bisa Langit pastikan jika ini bukan sebuah candaan atau lelucon.

"Aku bukan adik kandung nya abang."

Tidak tahan lagi melihat gadis yang ia sayangi menangis dengan begitu hebatnya, Langit dengan segera memeluk erat Senja bahkan kedua matanya pun ikut terasa memanas mendengar semua penuturan Senja.

"Tapi aku sayang mereka, Langit. Aku gak mau kehilangan mereka."

Langit semakin mengeratkan pelukan nya.

"Nama aku Nuansa Senja, nama yang dikasih Ibu panti. Ibu kasih nama aku Elina Senja Gantari karena ada anak mereka dengan nama Elina Aleandra Gantari."

Senja menjelaskan semuanya dengan susah payah dan masih dalam keadaan Langit yang memeluknya begitu erat.

Sekarang Langit paham mengapa Senja sejak dulu sangat menyukai bahkan menyarakankan jika Langit memanggil nya Senja jika hanya berdua dengan nya, berbeda jika mereka sedang berada di rumah dengan Ayah dan Ibu Langit akan memanggil nya dengan nama Elina.

"Kamu boleh benci sama aku karena aku udah bohongin kamu, kamu boleh marah sama aku!! Yang seharusnya ada disini bukan aku tapi Elina!!"

Senja tiba-tiba menaikan nada suaranya dengan seluruh badan yang bergetar, Langit sangat panik ketika melihat gadis nya seperti itu maka dengan sebisa mungkin Langit kembali menenangkan Senja sesekali mengecup puncak kepala nya.

LANGIT SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang