Haloo..
Masih ada yang nungguin cerita ini?"Gimana bang, Senja udah ketemu?" Tanya Langit lewat telepon.
"Belum Dit. Gue sama Ayah udah coba cari kemana pun tapi gak ketemu sama adek."
Suara Johnny terdengar bergetar dan juga tersirat nada penuh kekhawatiran ketika mengetahui adik bungsu nya tidak ditemukan dimana pun.
Senja menghilang dari kemarin sore dan hal tersebut yang membuat seisi rumah ditambah dengan Langit kelewat cemas. Khawatir dengan kondisi gadis tersebut.
Tidak ada yang tahu jika sejak hari kemarin Senja pergi ke tempat dimana dulu dia dibesarkan. Bertemu dengan Ibu panti yang sudah tujuh belas tahun merawat nya tanpa mengeluh sekecil apa pun.
"Nuan, sarapan dulu yuk. Kamu daritadi sibuk di dapur masak buat adik-adik sampe gak sempet buat sarapan." Ucap Ibu panti.
Senja tersenyum ketika mendengar kembali ada seseorang yang memanggilnya Nuan. Ya, Nuansa adalah namanya sebelum ketika akhirnya Senja bertemu dengan satu keluarga baik yang mau menampung dan merawat nya.
"Iya bu, sebentar lagi ya."
"Gak boleh gitu. Nanti yang ada Ibu dimarahin sama Ibu kamu kalau tau anak gadis nya gak mau sarapan."
Berbicara tentang Ibu, Senja kembali teringat bagaimana kondisi Ibu nya ketika tahu Senja pergi dari rumah. Tapi apakah masih boleh Senja memanggil wanita itu dengan sebutan Ibu?
Senja tersenyum kecil. "Ibu gak akan tau kok."
Selesai sarapan bersama Senja berjalan menuju sebuah taman yang terletak di depan panti asuhan. Senja kembali merenung mengingat bagaimana keadaan nya sekarang. Dan kalau boleh Senja jujur, dirinya belum siap untuk kehilangan mereka.
Senja sudah memikirkan semua nya semalam, dan ia lebih memilih untuk kembali ke tempat dimana ia dibesarkan dulu. Kembali ke tempat dia seharusnya berada.
Satu tetes air mata yang sudah sejak tadi ia tahan akhirnya menyerah untuk keluar.
"Maaf kalau selama ini aku nyusahin Ayah, Ibu dan kakak."
Senja tidak menyadari jika sejak tadi ada seseorang yang berdiri tidak jauh dari tempat nya sekarang. Orang tersebut mendengar dan melihat Senja dengan keadaan nya saat ini.
"Gue gak tau kenapa Nuan ada di panti asuhan, tapi kondisi nya Nuan kacau banget bang. Gue mohon lo cepet kesini, Nuan butuh lo sekarang."
Setelah memberi kabar lewat telepon, Jeffrian membalikan badan nya untuk mengawasi kembali Senja tetapi Jeffrian menemukan Senja sedang bersama orang lain yang sekarang ada di hadapan nya.
"Loh, lo Nuansa kan?"
Senja yang mendengar hal tersebut langsung tergelak dan melihat ke arah orang tersebut. Ternyata dia Alina, teman perempuan Senja yang selalu merundung Senja ketika sekolah.
Tapi yang lebih membuat Senja terkejut adalah orang yang berada di samping Alina sekarang. Dia adalah Yudhis, teman Langit yang sangat menentang hubungan antara Senja dan Langit.
"Nuan? Nuansa siapa, Al?" Tanya Yudhis yang ikut memperhatikan Senja.
"Itu bang dia temen sekolah gue dulu." Jawab Alina sembari menunjuk Senja.
Yudhis maju untuk memperhatikan Senja dari dekat. "Lo Senja kan cewek nya Langit?"
Alina yang tidak tahu apa pun terheran kenapa Yudhis bisa mengenali Senja dan terutama memanggil gadis tersebut dengan nama Senja.

KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT SENJA
Hayran KurguLangit butuh senja agar terlihat indah. Senja pun butuh langit sebagi tempatnya.